💸 𝟶𝟸

2.3K 220 3
                                    

Malam itu, seperti biasanya [name] melakukan aktivitasnya. Berkat promosi yang diajukan oleh si Bos, reputasinya meningkat pesat. Dia jadi punya beberapa pelanggan baru yang setiap malam dia layani. Beberapa dari mereka datang dari kalangan artis, atlet, atau bahkan dari kalangan pemerintah. Rasanya senang karena bisa berinteraksi dengan manusia-manusia baru.

Malam ini pun, dia sedang duduk berdua dengan kenalan barunya. Namanya Seiji. Laki-laki berpostur tinggi yang sangat asyik ketika diajak berbicara.

"Kau tahu, aku senang bisa mengenalmu malam ini," ucap Seiji kepada [name] seraya ia menenggak minumannya, "Aku tidak menyangka bisa kenal dengan hostess nomor satu di kelab ini."

[Name] tertawa renyah mendengar pujian Seiji, "Kau bisa saja. Sebenarnya aku tidak sehebat itu kok!"

Bukan diri tidak mau dipuji, hanya saja dia mudah malu jika terus-terusan diberi sanjungan. Pipinya langsung memerah seperti buah ceri. Jujur saja dia senang menerima pujian.

"Benar kok, aku serius mengatakannya. Kau yang terbaik," Seiji mengambil gelas yang sudah diisi kembali oleh [name] dan mengangkatnya keatas, "Maukah kau bersenang-senang denganku malam ini?"

[Name] membenturkan gelasnya ke gelas Seiji, pertanda ia setuju dengan ajakan lelaki itu. Ancaman yang dilancarkan oleh bosnya beberapa hari yang lalu pun tanpa sengaja ia lupakan. Ia dan Seiji menghabiskan waktu mereka malam itu sama-sama.

Lagipula orang bodoh mana yang mau menolak ribuan yen begitu saja? [Name] tidak akan menyia-nyiakan satu kesempatan untuk mendapatkan banyak uang. Sebelum ia pergi dari rumah, ia telah berjanji bahwa ia akan mencari sebanyak mungkin uang. Dan disinilah dia berada, membiarkan pria-pria hidung belang menikmati tubuhnya sedangkan dia mengambil uang-uang mereka.

-ˋˏ ༻💸༺ ˎˊ-

Laki-laki berambut sehitam gagak itu duduk di ruangannya. Bibirnya terkatup rapat saat melihat catatan tentang [name]. Di catatan itu tertulis bahwa seseorang bernama Seiji menyewanya untuk dibawa ke hotel. Padahal ia sudah memperingatkan wanita itu untuk tidak menerima tawaran untuk berhubungan seks tapi [name] malah tidak menghiraukannya. Wanita itu nekat melanggar perintahnya malam ini.

Kalau dipikir-pikir, apa yang dia ucapkan pada [name] sangatlah bodoh. Tapi sejak ia melihat [name] secara langsung, ia merasa bahwa wanita itu beda dengan yang lain. Sebelum bertemu pun dia sudah mengamati [name] dari dalam ruangannya. Wanita itu memang pintar dalam merayu para pria. Tidak salah kalau banyak yang tertarik padanya.

Toji menghela napasnya. Tangannya meraih ponsel yang ada di sebelahnya dan memanggil manajer [name], "Ryo, panggil [name] dan suruh dia menghadapku sekarang." Perintahnya pada bawahannya yang ada di sambungan telepon.

"Tapi, Bos, [name] sedang bersama pelanggan sekarang."

"Aku tidak peduli," ucap Toji, ia menyandarkan punggungnya ke tempat duduk yang menjadi takhtanya, "Suruh dia ke ruanganku secepatnya."

Laki-laki yang sedang menerima panggilan itu terbata-bata menjawab ucapan atasannya. Mau tidak mau, Ryo melakukan perintah bosnya dan menyuruh [name] untuk segera datang ke ruangan Toji sekarang juga.

Toji menutup panggilan itu. Karena [name] tidak mungkin datang dalam waktu dekat, dia pun memutuskan untuk naik ke lantai atas, ke tempat kasino berada. Otaknya terasa panas dan dia akan mendinginkan otaknya dengan berjudi sebentar.

-ˋˏ ༻💸༺ ˎˊ-

Selang waktu dua jam, [name] datang. Wanita berambut [hair color] itu sudah menunggu di ruangan Toji begitu sampai di tempat ini. Saat Ryo meneleponnya dan memberitahu bahwa Toji ingin bertemu, [name] sadar akan ada hal yang terjadi. Ketika mendengar nama Toji, dia ingat dengan satu hal yang ia lupakan. [Name] sedikit takut karena ia melupakan perintah bosnya. Tapi disisi lain dia juga kesal karena Toji membuatnya kehilangan banyak uang sekarang. Bahkan ia dan Seiji belum melakukan apapun di hotel. Mereka cuma mengobrol, itu saja.

𝐋𝐈𝐕𝐄 𝐅𝐎𝐑 𝐌𝐎𝐍𝐄𝐘,toji ✓Where stories live. Discover now