💸 𝟷𝟺

918 113 13
                                    

[Name] duduk di hadapan kedua orang tuanya. Kepalanya masih tertunduk sejak tadi karena ia terlalu takut menatap wajah mereka berdua. Sejak ia menceritakan semuanya, ayahnya terlihat tidak suka dan marah dengan perbuatan [name] salama ini. Baik ayah maupun ibunya merasa kecewa karena pekerjaan yang dipilih olehnya.

"Maafkan aku, aku terpaksa melakukan semua itu demi melunasi hutang-hutang keluarga ini."

"Tapi kau seharusnya tidak melakukannya, kan? Kau seharusnya tidak perlu bekerja menjadi wanita penghibur. Sekarang lihat dirimu! Apa yang telah kau lakukan padamu dan juga kepada kami? Kau membuat kami kecewa!"

Ayahnya tak henti-hentinya meluapkan kekecewaannya melalui amarahnya. Wajah pria itu merah padam seraya ia berdiri di hadapan [name] sambil menunjuk-nunjuk muka [name]. Sedangkan ibunya duduk di samping [name], mengusap bahu [name] yang sedang dimarahi oleh suaminya.

"Ayah, jangan bicara seperti itu pada [name]." Tegur ibunya pelan agar ayahnya meredam kemarahannya.

[Name] tahu ia memang salah dan berdosa besar pada orang tuanya. Tapi ucapan ayahnya mengatakan seolah-olah ini semua seratus persen kesalahannya.

"Lalu Ayah sendiri kemana waktu itu? Apa yang Ayah lakukan saat itu? Ayah bahkan berjudi dan membuat banyak hutang dari kekalahanmu sendiri. Siapa yang membuat kita semua menderita?"

[Name] balik menyalahkan ayahnya. Bahkan disaat seperti ini, ayahnya masih saja egois dan tidak memikirkan keadaannya. Ia tidak menuntut ayahnya untuk merubah sikapnya. Hanya saja, [name] merasa jengkel saat ayahnya mengucapkan kalimat itu.

Setelah [name] mengatakan tentang kemana dirinya pada saat itu, pria itu jadi sadar. Pikirannya terbuka karena ucapan [name]. Ayahnya itu jadi diam dan tidak bisa menjawab apapun lagi setelahnya.

"Aku minta maaf atas apa yang telah aku perbuat pada kalian. Aku tidak meminta kalian untuk memaafkanku. Tapi satu yang perlu kalian tahu bahwa hutang-hutang keluarga ini sebenarnya dilunasi oleh atasanku, bukan aku. Uang-uang yang kalian pakai untuk kehidupan kalian selanjutnya pun adalah miliknya."

Ayahnya melebarkan matanya, sedangkan ibunya menutup mulutnya tidak percaya. Selama ini mereka percaya bahwa uang-uang itu adalah pemberian [name] karena perempuan itu telah bekerja keras selama ini. Namun nyatanya, uang itu adalah milik atasan [name] yang bernama Fushiguro Toji.

"[Name], kenapa kau tidak mengatakannya pada kami?" Tanya ibunya dengan sorot kecewa.

[Name] masih menunduk, "Aku tidak mau kalian jadi kepikiran karena uang itu kalau aku berkata yang sebenarnya. Kalian pasti akan memikirkan cara menggantinya, kan?"

"Tentu saja, Ayah akan mengganti semuanya!"

[Name] mendongak menatap ayahnya, "Bagaimana Ayah akan menggantinya?" Tanyanya. Ia bukannya meremehkan, hanya saja ayahnya sekarang tidak memiliki pekerjaan. Sedangkan usaha keluarga mereka hanyalah usaha kecil-kecilan. Mereka juga tidak punya tabungan dan uang yang diberikan Toji tidaklah sedikit. Dengan cara apa ayahnya akan mengganti uang-uang tersebut?

"Ayah akan meminjam uang nenekmu atau kerabat Ayah yang lainnya."

Kepala [name] menggeleng. Ia tidak yakin mereka akan meminjamkan uang. Kalau mereka benar-benar meminjamkan uang, itu berarti keluarga ini akan terlibat hutang lagi. Dan [name] tidak ingin hal itu terjadi lagi.

"Atasanku tidak akan mau menerima uang itu, Ayah. Dia sudah memberikannya kepada keluarga ini, dan dia tidak mungkin mau menerima uang-uang itu,"

Ya, alasan lain yang membuat [name] menggelengkan kepalanya adalah Toji tidak akan mau menerima uang yang sudah ia keluarkan untuk [name].

𝐋𝐈𝐕𝐄 𝐅𝐎𝐑 𝐌𝐎𝐍𝐄𝐘,toji ✓Where stories live. Discover now