💸 𝟶𝟾

1.1K 126 10
                                    

wes lah ga ngerti maneh, ini cerita makin ga konsisten. udahlah ya nikmati aja, buat yg masih mau baca silakan. yg ga suka gausa lanjut, ok sip bye 👋
-------------------------------------------------------------




































 yg ga suka gausa lanjut, ok sip bye 👋-------------------------------------------------------------

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.























[Name] telah tinggal di apartemen milik Toji sejak pria itu membawanya kemari. Hubungannya dengan laki-laki itu pun perlahan membaik. Dan [name] merasa berhutang budi pada Toji, pria dermawan yang membantu melunasi hutang keluarganya. Kini ia tidak mengkhawatirkan ibunya lagi karena wanita itu benar-benar telah terbebas dari penderitaan yang selama ini ia rasakan. Dan yang membuatnya bahagia adalah perubahan dari ayahnya. Pria itu sudah tidak lagi berjudi dan berhutang lagi karena Toji memberinya sedikit pelajaran waktu itu. Toji mengatur agar ayahnya [name] dijauhi oleh teman-teman seperjudiannya sehingga ayahnya jera. Dan hasilnya, pria itu tidak lagi berhutang.

Kehidupannya di apartemen pun hanya begini-begini saja. Toji masih melarangnya untuk keluar dari apartemen, sehingga [name] merasa jadi seperti seorang tahanan rumah. Namun Toji tidak melalaikan tanggung jawabnya. Laki-laki itu memenuhi kebutuhan [name] dengan membelikan susu untuk ibu hamil dan beberapa vitamin. Ia juga memanggil dokter spesialis ke apartemennya demi mengecek kandungan [name].

Terdengar berlebihan memang. Namun Toji melakukan itu semua demi kebaikan anak di kandungan [name].

Perut [name] semakin terlihat meski belum seberapa besar. Dan Toji ... pandangan laki-laki itu selalu mengarah kesana tiap kali mereka bersama. Semakin lama pria itu terlihat semakin romantis, meski selalu berlebihan. Walau begitu, [name] menghargai setiap pemberian Toji.

"Aku akan pulang lebih awal hari ini. Kau tidak perlu menyiapkan makan malam. Aku ingin mengajakmu pergi keluar. Sudah berbulan-bulan kau ada disini," Toji menatap [name] kemudian mengangkat satu alisnya, "Kau pasti bosan, kan?"

Iya, dia sangat bosan.

Ingin sekali [name] menjawab seperti itu. Dia dikurung di apartemen ini selama berbulan-bulan dan tidak pernah keluar barang sedetik pun. Bagaimana ia tidak bosan?

Memang apartemen Toji ini memiliki beragam fasilitas seperti taman di area balkon ([name] baru mengetahuinya setelah percobaan bunuh dirinya) dan juga ada kolam renang pribadi disana. Kalau ia butuh makan, ia tinggal menelepon restoran yang ada disana. Kalau ia butuh perawatan, ia bisa menghubungi jasa pijat dan refleksi yang disediakan di apartemen itu. Tapi semua fasilitas itu tidak membuat [name] betah. Ia malah ingin pergi keluar, menghirup udara di taman yang ada di depan Menara Tokyo sambil menikmati angin semilir.

Namun ia mengingat lagi apa yang telah Toji berikan padanya. Rasanya akan sangat berlebihan kalau ia menuntut Toji untuk membawanya keluar jalan-jalan. Jadi, karena rasa hutang budinya, [name] selalu terlihat ceria walau aslinya ia merasa bosan.

𝐋𝐈𝐕𝐄 𝐅𝐎𝐑 𝐌𝐎𝐍𝐄𝐘,toji ✓Where stories live. Discover now