💸 𝟷𝟸

969 111 14
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu pun telah tiba. [Name] dan juga Toji sudah berada di rumah sakit. Sejak [name] bangun, ia merasakan perutnya mulai terasa sakit. Cepat-cepat, Toji membawa [name] ke rumah sakit.

Benar saja [name] merasakan sakit yang begitu dahsyat karena dia telah berada di pembukaan lima. Dokter pun telah menyiapkan ruangan untuk persalinan [name] dan disinilah mereka berada.

Berkali-kali [name] mengeluh, merintih, dan bahkan menangis. Toji yang setia memegang tangannya serta menenangkannya jadi tidak tega melihat [name] begitu menderita semakin lama. Wanita itu terlihat sangat kesakitan. Dan melihat itu hati Toji semakin tersentuh, bahwa saat ini [name] sedang berjuang untuk melahirkan sang bayi.

Disaat-saat kritis seperti ini, tidak ada banyak hal yang ada dalam pikiran [name]. Hanya satu orang yang memenuhi pikirannya, yaitu ibunya. Dari rasa sakit ini ia sadar bahwa dulu ibunya juga merasakan hal yang sama saat hendak melahirkan dirinya. Rasanya air mata ini tidak bisa berhenti menetes mengingat betapa besar perjuangannya seorang ibu kepada anaknya.

Sebagai seorang anak, [name] merasa tertampar. Sampai sekarang, ia belum bisa membahagiakan ibunya. Kalau ibunya tidak lagi menderita sekarang, itu semua karena Toji, bukan karena dirinya. Apalagi saat ibunya sedang sakit seperti sekarang ini, [name] merasa sangat bersalah sekali karena tidak menjaga sang ibu selama hari-harinya di rumah sakit. Wanita paruh baya itu katanya masih menjalani perawatan di rumah sakit dan belum diperbolehkan pulang. [Name] jadi ingin cepat-cepat pulang dan melihat bagaimana kondisi ibunya secara langsung.

"[Name], apa kau menginginkan sesuatu?" Tanya Toji yang begitu khawatir dengan [name] yang sedang ada diatas kasur bersalin.

Wanita itu terlihat sedang menahan rasa sakit yang ia rasakan di seluruh tubuhnya, terutama di bagian bawah tubuhnya. Toji berusaha untuk membuat [name] membaik dengan menawarkan sesuatu.

[Name] menggeleng lemah, "Tidak ada." Jawabnya singkat.

Kalau ditanya, apa dia menginginkan sesuatu ... sebenarnya sih ada yang ia inginkan, yaitu melakukan panggilan video dengan ibunya dan melihat wajah sang ibu saat ia sedang berjuang untuk melahirkan. Ia ingin ibunya tahu bahwa saat ini cucunya akan segera lahir. Ia juga ingin seperti orang-orang biasanya yang ditemani oleh orang tua mereka saat mereka akan melahirkan. Kalau itu benar-benar terjadi saat ini, [name] akan merasa dikuatkan dan semangat ketika proses persalinan nanti. Tapi hal itu tidak mungkin akan terjadi dengan kondisinya yang sekarang. Bagaimana pun jangan sampai orang tuanya tahu tentang anak yang akan segera lahir ini.

"Apa kau menginginkan sesuatu untuk dimakan misalnya? Strawberry cake? Brownies? Atau kau ingin yang lain? Pizza?"

Toji berusaha menyebut satu per satu makanan yang disukai oleh [name]. Karena terlalu banyak, ia tidak menyebutkan semuanya. Tapi wanita itu menggelengkan kepalanya pertanda tidak mau. Ia pun menghela napasnya melihat jawaban dari [name].

-ˋˏ ༻💸༺ ˎˊ-

Setelah kontraksi begitu lama, mulai dari langit yang tadinya cerah sampai langit mulai menggelap, akhirnya [name] diperbolehkan untuk mengejan dengan sekuat tenaganya. [Name] mengeluarkan semua tenaga yang ia miliki seraya ia mengikuti perintah dari sang dokter. Toji dengan setia ada di samping [name] dan menyaksikan sendiri perjuangan [name] saat melahirkan. Tangannya mengusap kepala [name] berulang kali. Sesekali ia mengecup puncak kepala atau dahi [name] yang basah.

Keringat mengucur deras membasahi dahi [name]. Air mata juga ikut menetes seraya [name] merasakan kesakitan yang begitu luar biasa di bagian paling pribadinya. Kulitnya terasa seperti sedang dirobek secara paksa dan ia merasa seperti ada sebuah semangka yang hendak keluar dari dalam tubuhnya. Dengan sekuat tenaganya, [name] mengeluarkan makhluk di dalam rahimnya. Air matanya mulai mengalir lebih deras ketika ia mendengar suara bayi menangis yang terdengar nyaring di ruangan itu.

𝐋𝐈𝐕𝐄 𝐅𝐎𝐑 𝐌𝐎𝐍𝐄𝐘,toji ✓Where stories live. Discover now