💸 𝟷𝟶

1.2K 120 16
                                    

Matahari sudah meninggi. Namun [name] belum juga membuka matanya. Semalam ia dan Toji pulang larut malam saking asyiknya mereka main di pusat permainan yang ada di dalam mall tersebut. Ya, setelah mereka makan, Toji mengantar [name] ke tempat bermain karena wanita itu terlihat menginginkannya. Meskipun ingin, [name] tidak mengatakannya kepada Toji. Sehingga Toji yang berinisiatif untuk mengajak [name] masuk kesana. Alhasil, mereka pulang terlalu malam dan mengakibatkan [name] bangun kesiangan.

Toji sudah bangun dua jam sebelum [name] bangun. Ketika melihat meja makan masih kosong, pria itu langsung pergi menuju dapur dan memasak. Dia bukan tipe orang yang bisa masak sebenarnya. Tapi berkat video tutorial di Youtube, Toji berhasil membuat sarapan sederhana, yaitu sosis, telur orak-arik, dan bakon. Tidak lupa Toji membuatkan segelas susu untuk [name] agar nutrisi anak serta ibu terpenuhi. Toji menaruh semua itu di meja makan. Kemudian ia mengetuk pintu kamar tempat [name] tidur.

Tiga kali diketuk pintu tak kunjung dibuka. Karena penasaran, Toji membuka pintu tersebut. Kedua sudut bibirnya terangkat keatas. Wanita itu masih tidur nyenyak dibawah selimutnya yang nyaman. Kalau saja ini masih pagi, Toji tidak akan membangunkannya. Tapi saat ini jarum jam sudah menunjuk angka dua belas. Dan wanita itu harus mengisi perutnya dengan sarapan.

Toji pun mengambil makanan yang ada di meja makan tadi, menaruhnya diatas nampan, kemudian membawanya ke kamar [name]. Ia menaruh nampan tersebut di nakas. Lalu tangannya mengusap lembut lengan atas [name] hingga wanita itu membuka matanya.

Rasa kantuk masih menyelimuti [name]. Matanya masih terasa berat dan tidak mau dibuka. Namun aroma lezat dari makanan yang dibawa oleh Toji membuat perutnya keroncongan. Dengan sedikit memaksa, [name] berusaha membuka matanya. Ia masih mengantuk dan juga lelah. Tapi ia harus segera makan.

"Toji, maaf aku telah merepotkanmu." Ujar [name] dengan suara khas bangun tidurnya. Rambutnya berantakan, meski begitu kecantikannya tidak memudar.

Toji tersenyum sabar, "Tidak kok. Maaf ya kalau masakanku tidak enak," katanya. Ia menyodorkan segelas susu hangat untuk [name], "Minumlah sebelum dingin. Kau butuh banyak nutrisi."

Hati [name] menghangat. Bagaimana ia bisa pergi dari sini kalau Toji begitu peduli kepadanya?

Bayangan betapa menyeramkannya Toji saat pria itu membunuh orang lain mendadak hilang dari pikirannya. Ia tidak percaya, pria baik dan penuh perhatian seperti Toji adalah anggota Yakuza. Meskipun Toji memiliki wajah sangar dan dingin, tapi kalau sudah berperilaku sebaik ini, siapa sih yang bisa menolak pesonanya?

[Name] bangkit dari tidurnya setelah ia membersihkan area matanya. Demi apapun akan sangat memalukan kalau Toji melihat kotoran yang bersarang disana. Setelah dirasa bersih, [name] bangun dan langsung meminum susu cokelat hangat itu. Rasanya enak dan manis.

"Kau sendiri tidak makan?" Tanya [name] begitu ia meminum setengah gelas susunya.

Toji menggeleng seraya ia mengangkat gelas kopinya, "Nanti saja. Aku ingin melihatmu menghabiskan semua masakanku."

[Name] tertawa singkat. Ia mengambil makanan yang ada diatas nampan, "Baiklah, itadakimasu!" [Name] langsung menyantap makanan tersebut dengan lahap.

"Bagaimana?"

"Hm, enak! Aku menyukainya!"

Toji mengangkat salah satu sudut bibirnya, "Syukurlah kalau kau menyukainya," ucapnya puas. Tidak disangka-sangka [name] menyukai masakannya. Kemudian ia jadi ingat akan sesuatu, "Oh iya, apa kau sudah mencoba baju tidurmu yang aku beli semalam?"

Mendengar pertanyaan itu, [name] jadi tersedak. Buru-buru ia meminum susunya, menghilangkan secuil makanan yang tersangkut di tenggorokannya. Wajahnya langsung memerah mengingat baju tidur kurang bahan yang dibelikan oleh Toji semalam. Jujur saja dia belum mencobanya karena dia sedang hamil. Baju tidur itu pasti tidak muat di tubuhnya.

𝐋𝐈𝐕𝐄 𝐅𝐎𝐑 𝐌𝐎𝐍𝐄𝐘,toji ✓Where stories live. Discover now