2. Nickname

29.2K 1.9K 70
                                    

"Ma, aku pulang." Ucapan yang tiap kali keluar dari mulut Lucas saat pulang dari manapun, ia tidak peduli ada mama nya atau tidak tapi ucapan itu selalu keluar begitu saja dari mulut nya.

"Sayang, kamu makan siang dulu habis itu kamu packing baju dan barang-barang kamu ya." Jawab mamanya dari dalam kamar.

Lucas menghampiri sumber suara tersebut.

"Ma... Kita mau kemana?"

"Loh kok tanya kemana sih, kan mama sudah menikah. Kita harus pindah ke rumah papa, sayang." Ucap Selena sembari membereskan pakaian nya.

"Ma aku tinggal sendiri disini aja ya, mama aja yang pindah." Rengek Lucas

"Lucas kamu jangan ngada-ngada ya, kamu belum boleh tinggal sendiri. Ntar kalo kamu sudah kuliah mama bolehin kamu tinggal sendiri. Dan kamu harus tahu nak rumah ini tuh mau mama sewain."

Selena menghela nafas, untuk mengatur emosinya.

"Mama tahu kamu anak baik, dan selalu nurut sama mama. Tapi kali ini kamu kenapa Lucas, apa yang kamu takutin dari keluarga baru kita?"

Lucas hanya menghela nafas.

"Sekarang kamu makan dulu, terus kamu packing ya."

Lucas langsung menaiki tangga menuju kamarnya tanpa berbelok ke meja makan.

Selena hanya melihat punggung anaknya yang semakin tinggi karena usia pertumbuhan. Selena menyadari anaknya kini sudah tumbuh. Ia semakin khawatir. Semakin anaknya tumbuh semakin pudar pemahaman nya tentang isi hati dan otak anak nya itu.

Ting... Tong...

Bunyi bell menyadarkan lamunan wanita itu dan bergegas membuka pintu.

"Ren... Kok kamu disini?"

"Ren mau jemput mama sama Lucas."

"Masuk Ren, harusnya kamu gak usah repot-repot jemput kita. Mama bisa bawa mobil sendiri kok."

"Gak kok ma, Ren juga gak lagi sibuk. Ren bawa supir buat angkat barang sama bawa mobil mama." Jawab nya sambil membuntuti mama barunya itu.

Sebenarnya Ren juga malas datang membantu mereka pindahan tapi karena titah papanya tidak bisa ditawar ia mau tidak mau harus datang membantu.

"Kamu sudah makan Ren? Kalau belum, makan dulu aja. Mama tadi masak tapi Lucas tidak mau makan." Tawar wanita itu

"Gausah ma Ren udah makan tadi. Ada yang bisa Ren bantu ma?"

"Gausah, barang mama sedikit kok udah mau selesai juga. Kamu keatas aja bantuin Lucas ya." Pintanya..

Ren menaiki tangga menuju kamar Lucas. Sesampainya di lantai dua matanya tertuju pada daun pintu dengan papan penanda nama pemilik kamar. Tanpa pikir panjang Ren memegang kenop pintu dan langsung membuka pintu.

Tubuhnya mematung. Matanya membulat. Ia melihat sang pemilik ruangan sedang melepas kemeja putih yang ia kenakan. Cahaya dari jendela dibelakang punggung Lucas membuat efek seperti di film-film saat bintang utama keluar dan seakan ada efek slow motion nya.

Dada Lucas yang bidang, dan perut sixpack nya yang belum sempurna membuat Ren sedikit terkagum. Pasalnya ia merasa bentuk tubuh seperti itu bukan bentuk tubuh anak SMP pada umumnya.

"Lo kalo masuk kamar orang bisa nggak sih permisi!!" Lucas yang terkaget karena pintu kamarnya terbuka tiba-tiba.

Suaranya menyadarkan Ren dari lamunan berslow motion itu.

"Gak sopan ya lo... Manggil kakak sendiri pakek gua-elo, mentang-mentang gak ada mama."

"Elo yang gak sopan, masuk kamar orang gak ada permisi."

BROTHERS.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang