28. Hook

6K 479 44
                                    

Itu Ren yang tertidur disamping ranjang dengan mengenggam tangannya, pergerakan tiba-tiba Lucas membuat Ren terbangun.

"Sudah bangun?" Katanya sambil setengah mengantuk.

"Hmm."

Ren bangun dan memegang kening Lucas dengan telapak tangannya. Merasakan hangat dari suhu tubuh Lucas.

"Gue bikinin bubur dulu." Ren beranjak dari ranjang.

"Gue gak laper." Ucap Lucas.

"Lo harus makan dan minum obat." Ren menuruni ranjang.

"Bahkan beruang butuh makan sebelum hibernasi." Ren berjalan keluar kamar Lucas.

Lucas melihat pintu kaca balkon, diluar sana langit sudah gelap. Tanpa sadar Lucas tertidur selama itu. Pantas saja Ren menyinggung soal hibernasi.

Lucas meraih laci nakas disamping ranjang, didalam laci itu terdapat kotak tersembunyi. Kotak itu digunakan Lucas untuk menyimpan tabletnya. Dengan alasan tertentu ia meletakkan tablet itu disana.

Lucas hanya melihat sekilas layar tablet itu lalu meletakkan kembali kedalam sana. Lalu memasukkan kembali body lotion dan botol lainya kedalam laci itu agar tidak ada yang tahu kotak rahasia itu.

Lucas beranjak dari ranjangnya dan keluar kamar, awalnya ia ingin menuruni tangga tapi pening dikepalanya belum hilang. Takutnya ia terjatuh nantinya. Akhirnya ia mencari-cari lift yang dimaksud Ren waktu itu.

Setelah menemukan lift itu, Lucas menekan tombol lalu menunggu pintu terbuka, tak butuh waktu lama pintu terbuka Lucas lantas memasukinya dan menekan tombol yang mengarah ke lantai 1.

Pintu lift terbuka dan ternyata lift ini terhubung dengan dapur kotor. Dapur kotor memang sudah tampak sepi karena sudah larut malam, para pekerja kemungkinan juga sudah tidur semua.

Lucas tidak menemukan keberadaan Ren di dapur kotor jadi ia menuju dapur kecil di dekat ruang makan.

Melihat Ren yang berada didepan kompor, sedang mengaduk-aduk sesuatu didalam panci membuatnya mendekati Ren.

Ren pun tampak sedikit terkejut dengan kedatangan Lucas dari arah dapur kotor.

"Lo gak perlu turun, bakal gue anter keatas entar." Ucap Ren sambil mencicipi mahakarya itu.

"Gak perlu repot-repot masak buat gue." Ucap Lucas duduk di kursi tinggi meja mini bar itu.

"Para pekerja udah tidur, siapa lagi yang mau siapin makan buat lo." Ren meletakkan bubur itu dimangkok.

"Lo tidur dari pagi sampe malem. Kalo sakit tuh bilang jangan bikin gue khawatir." Ucapnya sambil memberikan semangkuk bubur itu.

Lucas memegang sendok dan mulai mencicipi masakan Ren, sebagai pengalih perhatian agar Ren tidak mengomel. Sepertinya Ren sudah menyiapkan bubur instan yang tinggal di panaskan karena membuat bubur tidak akan secepat ini.

"Pelan-pelan masih panas."

Lucas tidak bisa bilang kalau dia sedang tidak enak badan, ia takut Ren akan bertanya kenapa dia diam-diam begadang sampai kurang tidur dan berakhir sakit.

"Habis makan, minum obat lo." Ren meletakkan air putih dah seplastik obat dan vitamin disampinng mangkuk bubur itu.

"Tadi gue panggil dokter Remy, katanya lo kecapean. Kurang istirahat."

Dokter Remy adalah dokter pribadi keluarga Elliott, dia sanggup untuk datang ke rumah kapan saja jika dipanggil. Selain itu dokter Remy adalah kenalan Alex yang cukup dipercaya.

"Dimana Ran?" Tanya Lucas.

"Jam malam, Ran gak boleh keluar kamar mulai jam 9 sampai pagi. Cepet abisin bubur lo." Jawab Ren sambil membereskan alat masaknya tadi.

BROTHERS.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang