4. School

22.6K 1.8K 48
                                    

Setelah kejadian itu Lucas benar-benar membenci Ren. Ia ingin mengadu pada mamanya, tapi dia tidak setega itu untuk membuat senyuman mama nya yang baru ia dapat menjadi hilang.

Ia merasa bibirnya menjadi tebal karena hisapan Ren waktu itu dan sedikit luka karena gigitan Ren.

Ren menatap Lucas diujung meja makan. Tatapan yang semakin tajam tidak membuat Lucas menatap balik dirinya. Lucas tetap memakan makanan nya.

Tatapan tajam dan dingin Ren jelas dirasakan Lucas. Ia benar-benar ingin menghindari Ren, berharap tenggelam di laut dalam saja daripada melalui itu semua.

Menurutnya first kiss adalah hal yang berarti, baginya itu sangat berharga ia ingin melepas first kiss dengan orang yang membekas dihidupnya. Tapi itu semua sirna karena telah dicuri kakak nya, Kakak tiri yang menggagalkan ciuman nya dengan Jeje, sekaligus mengambil ciuman pertamanya yang dia simpan selama ini.

"Uka, ini hari pertama kamu masuk sekolah. Berangkat sama Ren ya." Papa tiri berucap

"Nggak usah pa."

"Atau sama pak Jo aja?"

"Nggak pa, Uka naik bus aja."

Jelas saja Lucas tidak ingin berangkat dengan Ren, kejadian malam itu masih membuatnya sangat kesal.

"Ma, Uka berangkat."

Lucas menyelesaikan sarapannya, mengambil ransel dan bergegas keluar. Pak Jo membuka pintu gerbang.

"Nggak saya anter aja den?." Tanya supir kepercayaan keluarga Elliott itu

"Enggak pak, aku jalan aja." Jawab Lucas sambil tersenyum ramah

Dari belakang suara motor sport semakin mendekat.

"Yakin lo gak mau bareng gua?"

Tanpa menjawab Lucas melangkahkan kakinya keluar pekarangan.

Ren langsung memacu motor hitam kesayangannya itu.

*

SMA Pelita Harapan, sekolah elit yang didalamnya banyak anak orang penting. Lucas beruntung masuk ke sekolah ini diawal tahun ajaran baru, jika dia masuk pada pertengahan semester pasti akan tersebar rumor yang tidak-tidak. Maklum saja sekolah ini begitu elitnya.

Semua siswa baru berkumpul di aula sekolah. Di podium berdiri ketua osis selaku panitia acara MPLS ini, dan dibelakangnya berdiri beberapa panitia lainya. Saat sang ketua panitia sedang menjelaskan tentang aturan tata tertib sekolah mata Lucas tertuju pada sosok dibelakang ketua osis itu. Ren. Ia berdiri disana mengedarkan pandangan ke seluruh siswa baru dan pandangannya bertemu dengan sosok adik tiri yang duduk tepat ditengah aula. Mata mereka saling menatap. Ren menyunggingkan ujung bibirnya. Lucas menyebutnya senyuman monalisa. Tidak begitu lebar dan tetap terlihat dingin. Lucas buru-buru membuang pandangannya.

"Eh Ta, itu bang Bara emang anggota osis ya? Kok dia diatas panggung."

"Elo kek gak tau dia aja, namanya juga lagi caper ke cabe-cabean nya."

"Iya juga sih, tapi kalo si Ren kenapa diatas sana juga kan bukan osis."

"Lah iya kak Ren kok diatas, gamungkin kalo mau caper. Gak caper aja udah jadi pusat perhatian."

Percakapan sepasang siswa siswi itu membuat Lucas tertarik.

"Sorry, gue boleh nanya?" Ucap Lucas ke arah siswa tersebut

BROTHERS.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang