☪︎⋆✧ Chapter 3 : ❝Kiss.❞

1.6K 228 73
                                    

❄️ Chapter 3 : ❝ Kiss ❞
🧊
🌨️ Bab 3.
|| Kiss ||
[ Kecupan ]
.
❄️˚. ୭ ˚○◦ His Love Hard ◦○˚ ୧ .°❄️

[Name] mengenakan mantel panjang berwarna deep green dengan sweater hitam yang hangat hingga menutupi area lehernya. Ia berada di depan kamar, bersiap turun ke lantai bawah.

"[Name] mau kemana?!"

Gojou tiba-tiba keluar dari dalam kamar. Dengan memegang satu mangkuk es krim yang ia nikmati sendirian tadi. Padahal sedang musim dingin, enaknya meminum coklat hangat yang manis, tapi dia malah memakan makanan yang suhunya hampir menyamai musim sekarang.

Alis Gojou menukik tajam. Bertanya-tanya sejak kapan [Name] mengganti bajunya.

Pandangan sang wanita berubah khawatir.
"Satoru, jangan makan es krim dulu. Sekarang musim dingin, kamu bisa saja saki--"

"Kau belum menjawab pertanyaanku?!"

Helaan nafas keluar dari mulut [Name]. Ia maju selangkah, merebut mangkuk es krim milik Gojou lalu menyembunyikannya di balik punggung.

"Es krim kuuuuuu!"

"Jangan makan es krim di musim begini. Sekuat apapun ketahanan tubuhmu, kamu juga bisa sakit. Kamu juga kemarin makan es krim 'kan? Sudah cukup. Aku akan buatkan coklat hangat untukmu."

[Name] melangkah menjauh, menuruni tangga menuju lantai bawah. Gojou memasang wajah cemberut. Ia kemudian mengekor di belakang [Name] layaknya anak bebek.

"Hei! [Name]! Kau belum menjawab pertanyaanku, loh. Kau ini mau kemana?!" Gojou mengeraskan suaranya saat mengatakan kalimat akhir.

"Mikasa membutuhkan bantuanku. Katanya dia sedikit kesulitan melawan kutukan. Aku tidak tahu tingkat berapa, tapi sepertinya tingkatannya cukup tinggi."

[Name] memasukkan semangkuk es krim itu ke dalam kulkas.

"Kenapa dia meminta bantuanmu? Dari sekian banyaknya orang ...."

Gojou duduk di kursi meja makan berbahan keramik. Ia menopang wajah, menatap kekasih hatinya mondar mandir menyiapkan segelas coklat hangat untuknya.

Gojou memasang senyuman lebar.
"Satu cake- nya tolong, ya, nona manis!!" Teriaknya pada [Name]. Seakan diri berada di kafe.

[Name] membalas dengan senyuman. Lalu membuka kulkas untuk mengambilkan kue yang Gojou minta.

[Name] meletakkan sepotong kue di depan Gojou.
"Tempat Mikasa mengurus kutukan itu tidak jauh dari sini. Aku orang terdekat yang bisa ia mintai bantuan."

"Hee .... Kalau begitu aku akan meminta anak buahkuu untuk menggantikanmu ke sana--!"

"Tunggu! Jangan. Mereka sedang istirahat 'kan? Jangan mengganggu waktu mereka, Satoru. Aku bisa mengurus ini."

[Name] menahan tangan Gojou yang hendak mencari kontak anak muridnya.

Padahal aku ingin bersamanya, batin Gojou. Memasang raut kesal karena waktunya malah di ganggu. Ia melengos, tidak menatap [Name] yang berada di hadapannya. Menyajikan coklat hangat untuknya.

"Apa gunanya punya banyak anak buah kalau tidak dipakai [Name]?" Tanya Gojou dengan nada kekanakan.

[Name] menyadari perubahan wajah Gojou. Ia kemudian tersenyum lembut, tangannya terangkat mengelus-elus surai salju indah milik Gojou.

"Setelah urusanku selesai aku akan segera kembali lalu menemanimu, ya? Bisa biarkan aku pergi sebentar, Satoru?"

Gojou melirik sebentar. Lalu kembali melihat pada objek lain.
"Aku ikut."

"Satoru, kamu baru saja pulang dari misi semalam. Kamu harus istirahat, loh. Aku hanya pergi sebentar saja, ya?"

Gojou kemudian menopang wajah. Manik indah layaknya langit siang hari menatap mata sang pemilik manik sekelam malam. Ia kemudian menganggukkan kepalanya.

"Buatkan aku vanilla cake saat kau sudah sampai di rumah nanti." Ucap Gojou. Tangannya terangkat, melilit-lilitkan jari besarnya pada surai panjang milik [Name].

Wanitanya menganggukkan kepala. Tersenyum cerah karena bujukannya berhasil, ia mencium sebelah pipi Gojou lalu berlari menjauh.

"Aku pergi dulu!!"

Teriakan dari [Name] ia hiraukan. Gojou sibuk menetralkan dirinya sendiri setelah ciuman selamat pergi dari [Name] ia dapat. Beberapa saat kemudian ia tertawa keras seraya memegangi perutnya.

Perasaan ini menggelitiknya, ia merasa senang dan malu disaat yang bersamaan. Karena bingung cara mengekspresikannya, Gojou malah mengeluarkan tawa yang keras selama beberapa detik.

Lalu menyembunyikan wajahnya dalam lipatan tangan saat tawanya berhenti.

Wajahnya tersembunyi dalam lipatan tangan besarnya. Tapi, dapat terlihat bagian telinganya yang memerah tipis. Mungkin menjalar sampai kedua pipinya.

[Name] terkadang bersifat agresif untuk memberikan sebuah afeksi padanya. Dan sialnya, dia terbiasa melakukannya di waktu yang tidak terduga hingga Gojou kehilangan fokusnya selama beberapa saat.

"Sial ...."

Umpatan keluar dari mulut Gojou. Itu adalah sebuah gambaran tentang perasaan membuncah yang ia rasakan sekarang. Caranya mengekspresikan perasaan memang berbeda dan aneh.

˚. ୭ ˚○◦ His Love Hard ◦○˚ ୧ .°❄️

Suka banget dong nulis ginian😭

❄️┈┈┈ ੈ ⓐⓝ ੈ ┈┈┈❄️

His Love HardWhere stories live. Discover now