☪︎⋆✧ Chapter 14 : ❝Persuade.❞

916 134 45
                                    

🌺 Chapter 14 : Persuade
💮
🍷Bab 14.
|| Persuade ||
[ Membujuk ]
.
🌺˚. ୭ ˚○◦ 🌺 ◦○˚ ୧ .°🌺

Gojou menekuk wajah. Ia masih kesal setelah momennya diganggu beberapa saat yang lalu. Itu menurunkan mood -nya.

[Name] yang berjalan di sampingnya hanya tersenyum. Membiarkan Gojou seperti ini untuk sementara, kemudian ia akan membujuknya setelah sampai di rumah.

Gerbang setinggi 3 meter terbuka, mobil yang dikendarai Gojou melesat masuk ke dalam pekarangan luas mansion-nya.

Kedua sejoli itu keluar setelah pintunya dibukakan dua penjaga berjas hitam. Gojou melempar kunci mobil pada salah satu pelayannya untuk di parkirkan ke garasi mobil yang luas.

"Satoru."

[Name] memanggil. Nada dan suaranya seperti biasa, penuh feminitas. Gojou menoleh, sedikit menunduk untuk melihat wajah cantik milik wanitanya.

"Apa?"

Sang wanita hanya tersenyum. Tangan kanannya bergerak menggenggam tangan Gojou, kemudian ia sedikit berjinjit, sang pria dengan cepat menundukkan diri. [Name] mengelus surai saljunya dengan lembut.

"Jangan marah lagi, ya?"

Cara [Name] membujuknya seperti anak kecil. Gojou tidak mempermasalahkan itu, sebab dia juga childish.

Mungkin dirinya sudah muak ditekan, dia ingin dimanja oleh [Name].

"Boleh! Tapi, nanti malam--?!"

"Malam nanti kamu harus pergi rapat 'kan?" [Name] memotong ucapannya.

Gojou mengerutkan kening. Ia lupa soal rapat nanti malam yang harus ia hadiri. Berarti rencananya untuk bermain bersama [Name] ditunda.

"Memangnya rapat nanti malam itu penting, ya?" Gojou bertanya. Mereka melanjutkan langkah.

[Name] mengangguk.
"Iya. Kak Suguru dan Nanami -san akan ikut bersama kamu nanti. Sepertinya mereka ingin membahas pengeluaran produk baru dan meningkatkan keamanan perusahaan."

"Lah?! Terus [Name] gimana?!"

"Aku akan tinggal di rumah. Menunggu kamu pulang." Ia mengatakan itu dengan senyuman.

Gojou merasa tergelitik. Ia melengos, memandang ke arah lain. [Name] lalu mendongak menatap, dan dirinya mendapati telinga Gojou yang samar-samar memerah.

"Satoru?"

Panggilannya tidak dijawab. [Name] mengembangkan senyuman. Kemudian memeluk lengan kanan Gojou.

Gojou tidak pernah ingat seseorang menunggu kepulangannya selain [Name]. Mendengar kalimat penuh ketulusan itu dari wanitanya membuat sesuatu dalam dirinya menghangat. Perasaannya membuncah.

Kemudian ia mencari cara mengalihkan fokusnya dari perasaan ini. Gojou membiarkan otaknya dipenuhi oleh berkas-berkas yang menunggunya di perusahaan. Ia kemudian mengeluarkan suara keluhan.

"Ah, kenapa aku harus mengerjakan semua berkas itu? Kan ada Nanami ...."

"Jangan melimpahkan semuanya pada Nanami -san, Satoru. Dia juga cukup kelelahan sebagai asisten kamu 'kan?"

"Nah! Karena dia asistenku! Jadi, harus kerjain pekerjaanku dong!!"

"Bukan begitu. Kalau semuanya Nanami yang kerjakan, kenapa tidak sekalian kamu angkat dia jadi CEO?"

Gojou bungkam. Wajahnya semakin mengkerut jelek. [Name] membela Nanami sekarang, itu yang Gojou tangkap dari ucapan [Name].

"Kau lebih membelanya daripada aku. Padahal yang paling capek, lelah, letih itu aku, loh! Bukan Nanami?!" Gojou sedikit mengeraskan suaranya dibagian akhir.

Helaan nafas [Name] keluarkan. Jiwa kekanakan pria di sampingnya ini keluar.

"Baiklah. Karena semua pekerjaan itu kamu jadi harus istirahat 'kan sekarang? Ayo, masuk. Sebelum kamu berangkat meeting, aku akan menyiapkan makan malam untukmu." [Name] lebih menarik Gojou agar ia melangkah dengan cepat.

🌺˚. ୭ ˚○◦ 🌺 ◦○˚ ୧ .°🌺


"Kau yakin tidak ingin ikut bersamaku?"

Kini keduanya berada di dalam kamar. Gojou sudah siap dengan setelan jas mahalnya, ditambah kacamata hitam juga. [Name] duduk dipinggir ranjang, sementara ia berdiri di depan istrinya.

"Iya! Aku yakin."

Gojou menyunggingkan senyum.
"Kau bisa kesepian tanpaku, loh." Tangan besarnya terangkat, mengelus puncak kepala [Name].

"Tak apa. Aku sudah terbiasa, loh."

Gojou tertegun. Mengerjabkan mata dari balik kacamata hitam. Benar juga, karena misi penting atau tuntutan berkas perusahaan yang harus ia perhatikan membuatnya kadang tidak bisa tinggal di rumah. Meninggalkan [Name] sendirian di sini. Hingga membuat wanitanya menjadi terbiasa tanpa kehadirannya.

"Yaah ... Itu cukup menyakitkan." Suara Gojou merendah, tersirat kesedihan dalam nadanya.

[Name] kembali mendongak menatap. Ia tidak bisa melihat jenis tatapan Gojou karena terhalang kacamata hitam tebalnya.

Senyuman ia mekarkan. Kedua tangannya memindahkan lengan kekar Gojou pada kedua pundaknya sehingga pria itu berjongkok.

"Aku akan menunggumu pulang. Hati-hati, ya?" Ucapnya.

Rasa kebanggaan Gojou muncul.
"Tak perlu khawatir. Kan aku yang terku--"

"Aku tahu. Makanya hati-hati, ya?"

Ia kembali cemberut.

"Baiklah, baiklah."

Gojou berdiri. Begitu juga dengan [Name].

"Aku pergi sekarang, ya! Dadah!!"

"Bye bye!"

🌺˚. ୭ ˚○◦ 🌺 ◦○˚ ୧ .°🌺

Ada rencana mau buat Ff Gojou versi kuliahan ....

Boleh gak ya?

🌺┈┈┈ ੈ ⓐⓝ ੈ ┈┈┈ 🌺

His Love HardWhere stories live. Discover now