☪︎⋆✧ Chapter 15 : ❝What am I to her?❞

890 138 16
                                    

🌺 Chapter 15 : What am I to her?
💮
🍷Bab 15.
|| What am I to her? ||
Apa aku baginya? ]
.
🌺˚. ୭ ˚○◦ 🌺 ◦○˚ ୧ .°🌺

Gojou membanting tubuhnya ke atas sofa panjang yang ada di dalam ruang kerja corporation -nya. Tangannya bergerak melonggarkan dasi, melepasnya kemudian melemparnya ke sembarangan arah. Lalu membuka dua kancing teratas kemejanya.

Sepasang kelopak mata tertutup. Tapi, keningnya nampak mengerut. Sepertinya sedang memikirkan sesuatu meski tubuhnya terlihat relaks.

Pembahasan saat meeting tadi mengambil banyak waktu. Sekarang sudah pukul dua belas tengah malam.

Suara pintu yang dibuka masuk dalam pendengarannya. Gojou tidak perlu melihat ke arah pintu untuk tahu siapa yang masuk ke dalam ruangan ini, sebab dia sudah mengenalnya dari aura kutukan.

“Satoru ....”

Getou memanggilnya. Terdengar suara langkah kaki yang mendekat ke arah Gojou.

“Apa?” Ia menjawab. Tanpa membuka kedua matanya.

“Kau tidak pulang ke rumah? [Name] menunggumu 'kan?”

Gojou bungkam. Kini ia tidak lagi memejamkan mata, manik seindah langit itu mengedar, memandang ke sembarangan arah langit-langit ruangan mewah ini.

Ucapan [Name] sebelum ia pergi kembali memasuki otaknya. Membiarkannya terbiasa tanpa keberadaannya. [Name] datang ke dalam kehidupan kejamnya untuk menariknya dari dalam liang kegelapan, memperlihatkan betapa indahnya cahaya dunia.

Gojou sangat senang itu terjadi padanya. Dengan arti, setidaknya dia bisa menerima sebuah kehangatan dan ketulusan yang tidak pernah ia dapatkan dari siapapun. Dunia kegelapan hanya dipenuhi dengan hawa dingin dan mencekam. Apa yang bisa ia dapatkan dari sana selain rasa sakit dan kepalsuan?

Tapi, Gojou dengan mudahnya atau tanpa sadar perlahan melepas cahayanya itu. [Name] sudah terbiasa jika ia tidak ada, wanita itu juga bisa menjaga dirinya sendiri dengan baik, mandiri, ditambah otak jenius juga kekuatannya. Lalu, keberadaan Gojou sekarang untuk [Name] itu apa? Melindunginya sementara wanitanya sendiri sudah cukup kuat untuk melindungi dirinya sendiri?

Gojou suka jika [Name] kuat. Itu berarti ia bisa dengan mudah, tanpa perlu memikirkan keselamatannya, melepas wanitanya untuk menjalankan misi. Itu berlaku untuk dulu, sekarang, perasaan dan pikiran Gojou mulai berubah. Tentu saja, manusia bisa berubah kapanpun seiring waktu berjalan, Gojou juga termasuk 'kan?

Ikatan mereka terjalin sebagai pasangan suami istri. Meski sekarang harus disembunyikan karena keegoisan Gojou. Setelah ia pikir-pikir, terlebih setelah mendengar ucapan [Name], tanpa menyembunyikan ikatan ini Gojou masih bisa merasakan kebebasan.

Meski [Name] tidak memikirkan hal ini. Gojou cukup terganggu sekarang, perasaan khawatir berlebihan kembali menggerogoti dirinya. Pikirannya sekarang di penuhi dengan masalah ini.

Aku mencintaimu.

Suara itu mengalun lembut dibeberapa tahun lalu. Di pinggir pantai, suara desiran air, ombak, sensasi dingin saat menyentuh kaki.

Sinar mentari sore yang menemani, hembusan angin yang menerbangkan helaian rambut [Name]. Senyuman lembut, kemudian mengatakan kalimat yang Gojou baru dapatkan darinya dengan sangat tulus. Binar cahaya yang muncul dalam netra sehitam langit malam hari.

Gojou ingat itu, sangat. Meski sudah lewat beberapa tahun lalu saat pertama kali ia menyatakan perasaannya pada [Name] dan dibalas juga oleh ia yang kini telah menjadi wanitanya.

Kini ia tahu alasan keberadaannya untuk [Name]. Wanita itu mencintainya, begitu juga dirinya.

“Aku akan pulang sekarang.”

Gojou segera bangkit dari baringnya. Tanpa mengatakan apapun lagi pada Getou, ia beranjak keluar dari ruangan. Pulang menuju rumahnya, rumah yang sebenarnya.

🌺˚. ୭ ˚○◦ 🌺 ◦○˚ ୧ .°🌺

“[NAME]?!”

Suara itu menggelegar, bersamaan dengan bunyi bantingan pintu tanpa menggunakan perasaan. [Name] yang saat ini sedang membaca buku menjadi terganggu, ia dengan cepat menoleh ke arah pintu. Mendapati Gojou yang terengah-engah.

Wanita itu mengerjab.
“Satoru?” Ia kemudian berdiri, meletakkan bukunya ke atas sofa tempat ia duduk tadi. Kemudian melangkah menghampiri Gojou yang masih berdiri di bingkai pintu kamar mereka.

Tangan putih itu terangkat, hendak menyentuh wajah Gojou, tapi kemudian ditarik tiba-tiba hingga berakhir menjadi sebuah pelukan.

[Name] cukup bingung dengan alasan Gojou tiba-tiba memeluknya seperti ini. Ditambah pelukannya terasa--seolah Gojou tidak ingin melepasnya pergi. Itu bagus, tapi jelas ada sedikit masalah.

Ne, ada masalah? Kamu kenapa?”

Hanya suara deru nafas berat yang terdengar, dan itu berasal dari Gojou. [Name] memutuskan untuk diam, menunggu sampai Gojou mau menjawab pertanyaannya.

“Yah, sebenarnya tidak ada masalah apapun, sih.”

Suara maskulin itu sudah terdengar. Tanpa melepas pelukan mereka.

“Aku tidak percaya itu. Kamu menyembunyikan sesuatu 'kan? Kalau tidak, aku yakin kamu tidak akan lari ke kamar ini ... Tanpa teleportasi.”

“Oh? Kau bisa menebaknya?”

“Satoru, aku sudah lama bersamamu, tau.”

Mereka bungkam. Gojou tidak lagi membalas ucapan [Name]. Tapi, pelukannya mengerat.

“Aku hanya mengingat sesuatu yang menarik.”

Sang wanita diam sebentar.
“Hanya itu?”

“Yah, hanya itu.”

🌺˚. ୭ ˚○◦ 🌺 ◦○˚ ୧ .°🌺

Yah ... Hanya itu.

┈┈┈ ੈ 𝓐𝓷𝓘𝓷𝓞𝓬𝓽𝓸𝓫𝓮𝓻 ੈ ┈┈┈

His Love HardWhere stories live. Discover now