☪︎⋆✧ Chapter 9 : ❝Disguise.❞

1K 151 26
                                    

🌺 Chapter 9 : Disguise.
💮
🍃Bab 9.
|| Disguise ||
[ Penyamaran ]
.
🌺˚. ୭ ˚○◦ 🌺 ◦○˚ ୧ .°🌺

Musim mulai berganti. Dari pendingin menuju ke penghangat. Bunga-bunga terlebih pohon Sakura mulai bermekaran, mengucapkan selamat tinggal pada kepingan salju.

Gojou membuka kelopak mata. Nampak surainya yang berkibar diterpa hembusan angin lembut. Netra indah menatap tanpa niat pemandangan langit malam penuh bintang yang bercahaya. Ribuan benda langit yang nampak kecil, tapi memiliki cahaya yang sangat terang.


Ia bangun dari rebahannya. Kini diri berada di atas atap mansion, hanya untuk mencari ketenangan sebentar, juga menunggu [Name] selesai menyiapkan makan malam.

“Satoruu!”

Gojou dapat mendengar panggilan itu dari dalam rumah. Ia tebak, [Name] naik ke lantai dua untuk mencari keberadaannya. Terdengar dari suara langkah kaki wanitanya yang menaiki tangga. Gojou menepuk tangannya sekali, kemudian teleport.

Ia muncul tepat di hadapan [Name]. Membuat wanita itu sedikit terperanjat, kedua bahunya naik sebentar.

“Oh! Satoru. Makanan sudah siap, loh. Ayoo!”

[Name] menarik lengan kanan Gojou. Menuruni tangga menuju meja makan. Sang pria mengulas sebuah senyuman lembut nan tulus. Yang sangat jarang dia tunjukkan di depan umum, selain senyum penyembunyian dari rasa sakitnya.

“Ah, aku baru ingat! Tadi kak Suguru bilang padaku lewat telepon. Dia akan ikut bersama kita besok ke sekolah itu.”

“Benarkah?”

[Name] mengangguk.
“Katanya dia ingin melihat ekspresimu. Sekalian memeriksa kutukan yang diincar. Oh iya! Tadi Mikasa cerita, ada temannya suka nyanyi, tapi dia bingung suara temannya itu bagus atau tidak. Soalnya saat dia menyanyi nadanya masuk, tapi suaranya kurang bagus. Kenapa itu terjadi, ya ...?”

Gojou sebenarnya tidak peduli dengan topik yang [Name] bicarakan. Ia hanya fokus menatap wajah wanitanya yang nampak berseri-seri menceritakan sesuatu. Dengan senyuman yang tak luput dari wajah cantiknya.

“Heee.”

Hanya balasan itu yang keluar dari mulut Gojou. Pertanda ia tidak peduli dengan teman Mikasa yang tidak memiliki suara bagus.

[Name] sebenarnya tahu akan hal itu. Tapi, dia tidak bisa menghentikan dirinya sendiri membicarakan hal ini pada Gojou, walau sang pria tidak peduli. Yang jelas Gojou mendengar celotehannya.

Rautnya kemudian mendatar. Saat diri mengingat esok adalah hari [Name] menjalankan misinya. Menyamar menjadi siswa yang pindah sekolah. Dengan Gojou yang akan berakting sebagai kakaknya.

Besok, ya ...?

Gojou selalu meyakinkan dirinya sendiri saat [Name] akan pergi melakukan misinya. Dia akan baik-baik saja, tidak perlu khawatir, dia kuat 'kan? Tapi, kadang perasaannya tidak setuju untuk mengikuti logikanya.

Adakalanya perasaan khawatir ini muncul secara berlebihan, membangkitkan sisi protektif-nya. Tapi, Gojou dengan segera menepis perasaan itu, membuangnya sejauh mungkin dari dirinya. Jika tidak, semuanya akan berjalan berantakan.

.

.

Ini hari yang berat bagi Gojou.

Netra seindah biru langit menatap pemandangan sang wanita yang kini memakai seragam sekolah. Nampak cocok, ia terlihat benar-benar seperti siswa biasa. Terkecuali kecantikan yang wanitanya miliki.

Dan kecantikannya itu menjadi masalah. Gojou tahu, semasa sekolah dulu [Name] anak yang populer, meski sang wanita tidak menyadari itu karena kurang fokus dengan sekitarnya.

“Aku merasa aneh dengan seragam ini.” [Name] berucap saat menatap dirinya di depan cermin.

“Mau pakai pakaian yang santai saja?” Usul Gojou. Ia berjalan mendekati lemari, kemudian membuka pintunya.

“Aku bakalan merasa canggung kalau pakai pakaian kasual sendirian.” Balas [Name].

Gojou menatap sebentar, kemudian kedua tangan kembali menutup pintu lemari. Tangannya kini berada dalam saku, berjalan menghampiri [Name], kemudian sedikit membungkuk untuk menyamai wajah wanitanya.

“Kau yakin ingin menjalankan misi ini, [Name]? Kalau kau merasa tidak nyaman, aku akan menolak permintaan mereka.”

Wanitanya menggelengkan kepala.
“Tidak perlu. Aku hanya perlu beradaptasi 'kan? Kamu tidak perlu melakukan itu.”

[Name] menepuk puncak kepala Gojou beberapa kali seraya melebarkan senyuman. Kemudian, melangkah melewatinya keluar dari ruang ganti baju.

Gojou bungkam. Ia kembali menegakkan tubuh. Lagi, perasaan khawatir yang berlebihan menyerangnya. [Name] sudah bilang bisa melakukan misi ini. Lantas, kenapa   Gojou sedikit ... Takut?

“Satoruu, kenapa kamu masih diam disitu? Ayo, berangkat.”

[Name] menyembulkan kepalanya lewat pintu masuk. Menatap sang pria yang berdiri layaknya patung.

Gojou mengembangkan senyum, lalu melangkah mendekati wanitanya. Tangan besarnya mendarat di atas kepala [Name]. Mengelusnya.

“Ayoo!”

[Name] memeluk lengan kanan Gojou. Menariknya agar ia melangkah lebih cepat.

🌺˚. ୭ ˚○◦ 🌺 ◦○˚ ୧ .°🌺

Haha, ganti emot dong.
Sesuai musim😂

🌺┈┈┈ ੈ ⓐⓝ ੈ ┈┈┈ 🌺

His Love HardWhere stories live. Discover now