☪︎⋆✧ Chapter 12 : ❝Surprise.❞

928 147 41
                                    

🌺 Chapter 12 : Surprise
💮
🍷Bab 12.
|| Suprise ||
[ Kejutan ]
.
🌺˚. ୭ ˚○◦ 🌺 ◦○˚ ୧ .°🌺

Suara bel berbunyi sangat nyaring, menandakan istirahat jam makan siang. Bersamaan dengan itu, suara dering ponsel juga sampai ke indra pendengar sang gadis yang masih fokus dengan pemandangan luar jendela.

Tanpa mengalihkan pandangan, ia merogoh saku seragam, menarik ponselnya keluar. Atensi-nya kemudian teralihkan pada ponsel, nama kekasih hati terpampang, Satoru, menghubunginya.

[Name] mengangkat panggilannya. Disambut dengan suara keras bernada manja kemudian seketika berubah menjadi nada keluhan. Gojou mengeluh padanya, melapor ini dan itu.  Membicarakan hal secara acak termasuk Nanami yang sepertinya berada di depan Gojou di seberang sana.

Sang wanita mengeluarkan kekehan. Ketika pendengaran menangkap suara protes Nanami.

“Kamu sudah makan?” [Name] bertanya. Manik melirik ke arah jam tangan, sudah waktunya makan siang.

Gojou menjawab jika ia belum makan. Katanya, ia tidak akan makan kecuali [Name] memasakkannya sesuatu. Ia menghela nafas, Gojou merengek menginginkan sesuatu diwaktu yang tidak tepat.

“Aku akan memasakkan makanan untukmu saat malam, ya?”

Ia sedikit mengecilkan suara. Tidak ingin orang lain mendengar pembicaraan mereka meski hanya membahasa hal sederhana seperti ini.

Aku maunya sekarang!!

[Name] -san sedang menjalankan misi sekarang, Gojou -san. Jangan merepotkan-nya meski dia istrimu.

Cih!

Nanami benar, Satoru ....

[Name] kembali terkekeh saat mendengar perdebatan antara ketiganya dengan Gojou yang keras kepala sementara Nanami dan Getou menegurnya.

“Kamu tahu keadaanku sekarang 'kan? Malam nanti, ya? Aku janji.” [Name] kembali berucap.

Gak mau--!

“Bye-bye!!”

[Name] memutuskan sambungan telepon secara sepihak sebelum rengekan Gojou berubah menjadi ancaman sehingga membuang waktunya. Meski mematikan telepon tadi saat Gojou masih bicara memiliki resiko, setidaknya waktu [Name] menjalankan misi terselamatkan.

Kini, ia berdiri dari bangkunya. Berjalan keluar sendirian menuju kantin sekolah. Atau setidaknya jika kantin membuatnya sesak karena penuh lautan manusia, [Name] bisa berjalan-jalan--melihat pemandangan sekolah ini.

Semuanya nampak normal, seperti sekolah pada umumnya. Hanya kelas yang ia tempati sekarang yang memiliki masalah dengan keberadaan sang tuan kutukan.

Sebuah kerumunan yang didominasi gadis menarik perhatian [Name]. Matanya memicing memerhatikan, apa yang menjadi objek berkumpulnya para anak-anak gadis itu.

“[NAMEEEEE]!!!”

Sang wanita meringis. Setelah tahu apa yang menjadi tujuan anak-anak gadis itu berkerumun. Para anak gadis membukakan jalan untuk Gojou saat pria itu berjalan, kemudian berlari ke arah [Name] dengan riang  gembira.

Gojou berhenti tepat di depan [Name]. Ia sedikit berkeringat, mungkin karena terlalu lama berdesakan di bawah matahari yang cerah. Dan juga ... Karena setelan jas mahalnya.

“Satoru ... Ngapain ke sini?” Tanya [Name]. Masih sedikit terkejut dengan kejutan tiba-tiba seperti ini.

“Menjemputmu.”

[Name] meringis. Kedua bahunya naik mengedik canggung.
“Ini belum jam pulang, loh.”

“Aku tahu. Aku menjemputmu untuk pulang ke rumah dan memasakkan makanan untukku.”

Gojou bisa melakukan semua yang ia inginkan dan berhasil. Salah satunya melanggar seperti ini.

“Tidak. Aku sudah bilang 'kan? Malam nanti baru aku masakkan makanan.”

“Ha? Tidak mau! Kau juga tadi mematikan sambungan 'kan?! Ini tidak adil! Ayo, pulang!!” Gojou menarik lengan [Name].

“Ada apa ini?”

Sebuah suara tak dikenal menginterupsi kegiatan mereka. [Name] dan Gojou menoleh bersamaan ke asal suara, seorang wanita cantik yang tengah memeluk beberapa buku menatap mereka.

Gojou segera mengalihkan pandangan ke arah lain. Tidak tertarik. Terlebih wanita itu menatap ke arahnya cukup lama.

“Kau anak yang baru pindah, ya?”

Suaranya tegas, tapi tidak sopan. Mungkin tak masalah baginya sebab [Name] di matanya adalah seorang murid. Tapi, bagi [Name], sebenarnya mereka seumuran.

“Iya, sensei.” Jawab [Name].

Souka. Tolong jangan buat keributan seperti ini. Kau terlalu mengganggu.” Ucapnya.

Gojou mengerutkan kening. Merasa keberatan saat mendengar ucapan wanita berstatus guru ini.

[Name] menganggukkan kepala. Sejujurnya, ia  sedikit terganggu dengan ucapan Sensei ini, terlebih saat merasa aura Gojou berubah di sampingnya.

“Maaf, tapi, siapa namamu? Dan apa hubunganmu dengan anak pindahan ini?”

Wanita itu bertanya pada Gojou. Nadanya tetap sama, datar, bertanya hanya karena sebuah kewajiban.

“Aku Gojou Satoru. Su--kakaknya.” Jawab Gojou. Tanpa niat. Ia juga tidak memandang balik pada sang wanita.

“Kau tahu? Saat orang bicara, sebaiknya pandang matanya, bukan menatap orang lain.”

Gojou mendecih. Suaranya cukup kecil. Ia saat ini sedang memandangi [Name]--dengan kata lain, wanita itu ingin dipandangi olehnya daripada memandangi [Name]--wanitanya.

“Untuk apa aku memandangimu? Tidak ada gunanya.”

Sisi brengsek Gojou muncul. [Name] menegakkan bahu serta menggigit bibir bawah. Ia segera mendorong Gojou sedikit ke belakang, mengambil perhatian sensei itu.

Sensei, kakakku memang seperti ini. Kalau anda merasa tidak nyaman, kami akan pergi sekarang.”

[Name] menarik tangan Gojou. Kemudian berjalan menuju ke arah Getou yang sedari tadi berdiri sambil bersandar pada mobil.

Kebanyakan orang saat dalam posisi seperti [Name] mungkin akan membungkukkan kepala, meminta maaf. Tapi, [Name] tidak meminta maaf atas ketidaksopanan Gojou pada sensei itu. Semua orang memiliki keburukannya masing-masing. Menurutnya, tak ada kesalahan disitu. Jadi, ia tidak meminta maaf atas ketidaknyamanan.

“Hmmm ....”

Netra hijaunya menatap interaksi Gojou dan [Name] dari kejauhan.

🌺˚. ୭ ˚○◦ 🌺 ◦○˚ ୧ .°🌺

Guys, aku buat Ff Mikey ... Tapi belum publish
:3

🌺┈┈┈ ੈ ⓐⓝ ੈ ┈┈┈🌺

His Love HardWhere stories live. Discover now