30 : Marked

12.1K 1.1K 242
                                    

Hola...

Long time no see...hehe masih inget sama Queen ga?

Maaf ya ngilang lama, perjuangan banget jadi BWS tuh. Ngumpulin emosinya terutama, ditengah momennya BW semakin berkurang. Mudah-mudahan masih suka sama ceritanya ya 😭😭

Enjoy...

.

.

.

The stars

The moon

The infinite galaxies

But there is still no one quite

as magical

as

you

.

.

.

"Kau kenapa?"

Tanya Win ketika menemui  Jane di ruangannya yang terlihat masih shock. Well sebenarnya Win pura-pura tak tahu saja, padahal sebenarnya ia tahu Jane mengikutinya ke kamar lalu menguping di pintu kamar mandi. Tipe wanita yang mengejar kekasihnya selalu sama, kepo pada setiap gerak-gerik Bright. Apalagi Jane sedang punya akses karena selalu di samping Bright.

"Dasar muka dua! Di depan Bright kau manis sekali tapi buktinya...." gigi Jane gemeletuk menahan emosi mengingat kelakuan Win tadi yang bersikap polos di depan Bright.

"Kau sengaja mengerjaiku hah?" Teriak Jane kesal.

"Hehehe aku hanya menegaskan, bahwa apa yang jadi milikku akan tetap milikku seberapa keraspun kau berusaha. Buktinya, tidak ada akupun kemarin, kau tetap tak bisa mendekati kekasihku. Ia sedang menangisi aku Jane" songongnya di hadapan wajah Jane.

"Kau gila!"

"Auh kau mengatai dirimu sendiri" balasnya.

Gigi Jane gemeletuk menahan kesal.

"Phi Bright sudah pergi, kenapa kau masih betah berkeliaran di sini?"

Win masih menampakkan muka datarnya.

"Ya terserahku dong, aku bebas melakukan apa saja di kantor ini. Tak ada yang melarang"

"Aku melarangnya! Pergilah! Aku mau bekerja, bukan keluyuran seperti pengangguran" sindirnya sengaja ditujukannya untuk Win.

"Aku kerja kok"

Jane menghela nafasnya lalu maju memegang pergelangan tangan Win secara paksa. Win sedikit meringis karena kelihatannya cengkramannya terlalu kuat. Ingin memukul balik tapi ia ingat kalau Jane wanita, jadi Win diam saja mendengarkan.

"Dengar ya anak manja, kalau ingin mendampingi bosku setidaknya jadi orang berkelas sedikit. Kau tidak berguna sama sekali, mengandalkan harta orang tua, dan mengandalkan rayuan manjamu untuk memikat bosku. Hhh kau memang minta dihujat" ujarnya sambil mendorong bahu Win sedikit.

Win masih bersikap tenang.

"Kau tak lupa pada CCTV kan?"

Jane sedikit terhenyak, ia lupa. Jane mengangkat dagunya lalu merapikan blazernya sedikit, menarik  tangan Win lagi kali ini menggenggam telapak tangan kanannya kasar, namun Win terlihat tetap tenang.

"Aku tak tahu apa yang begitu merubahmu menjadi menyebalkan seperti ini, tapi dulu kau adalah anak manja yang manis. Jangan pernah mengusikku lagi!"

The Queen BeWhere stories live. Discover now