15 : Plexure

17.8K 1.7K 313
                                    

Halo...

Maaf ya up lagi 😅😅 padahal baru ngingetin jangan begadang wkwk, udah tidur kok. Soalnya sebenernya part ini selesai duluan dari part sebelumnya tinggal edit aja jadi gatel deh pengen pub.

Ayo langsung aja

Enjoy...

.

.

.

Someone said, to understand another person, you must swim in the same waters that drowned them

.

.

.

Suatu ketika aku mengamati Phi Kim yang sedang mengajariku menembak. Ia begitu serius dan kelihatan fokus, beda sekali dengan tampilan sehari-harinya yang slengean dan penuh canda tawa. Tak ada yang menyangka bahwa ia adalah pemimpin Boonlai, organisasi mafia paling ditakuti di Thailand. Dibalik perawakannya yang gampang diremehkan, Phi Kim adalah orang yang misterius. Aku harus mencerna beberapa saat ketika ia berbicara spontan karena bisa jadi candaannya adalah kode rahasia untuk anggotanya.

Ketika aku mulai berlatih di sarang, pelan-pelan aku mengerti bagaimana situasi yang sebenarnya. Mom tak pernah menjelaskan apapun saat itu, ia hanya membawaku ke sarang dan membuat semua anggota Boonlai mengawasiku dengan ketat. Diantara semuanya, Phi Nine adalah favoritku. Ia satu-satunya orang yang berani menjelaskan bagaimana sebenarnya hubungan Boonlai dan keluarga Jongcheveevat yang akhirnya menyadarkanku bahwa aku tak tahu apa-apa tentang Phi Bright.

.

.

.

"Apa sebenarnya yang dikatakan Pam? Hmm?"

Bright mendongak menatap wajah terkasihnya, rasanya masih seperti mimpi. Win mengelus rambut Bright yang kepalanya ia sandarkan di pangkuannya, memijat kepalanya lembut dan mengusap kedua alisnya perlahan. Ini adalah jurus yang selalu sukses Win lakukan dulu untuk membuat Bright tidur, namun kali ini rasa penasarannya lebih besar ia harus menyelesaikannya malam ini juga. Karena itu Bright menangkap kedua tangan Win cepat.

"Sayang?..."

Bright merengek seperti anak kecil, membuat Win hampir tersedak karena menahan tawa. Bright tak pernah berubah ternyata.

"Lupakan saja Phi, aku tidak mau membahasnya"

"Tidak. Ini harus selesai ok? Phi ga mau ada kesalahpahaman lagi"

Win melepaskan cekalan tangannya lalu kembali mengelus rambut Bright, pandangan mata mereka bertemu.

"Dia bilang...kalian akan memulai hubungan kalian di Amerika karena di Thailand kalian tidak bisa bebas. Mungkin karena aku?"

Bright tertegun sejenak lalu mengambil tangan kiri Win yang terselip cincin pertunangan tak resminya, mengusapnya perlahan lalu menciumnya lembut.

"Phi tidak mungkin melakukan itu!"

"..."

"Tidakkah kamu percaya? Sudah berapa lama kita bersama? Aku sudah menjagamu dari sejak kamu masih gembrot dan pecicilan sampai sekarang kamu makin cantik, itu masih kurang?"

Win manyun dibilang gembrot, maklum saja itu kata sensitif banget buat dia persis kayak cewek-cewek tuh kalau nanya pacarnya gendutan apa ngga. Yang jadi cowoknya mending kabur aja deh, salah jawab bisa-bisa disambit pake panci emak. Tapi dibilang cantik dia seneng aja sih, ga mau munafik dia.

The Queen BeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang