6 : ไปแล้วนะค่ะ

20K 1.9K 283
                                    

No one knows how much i cried that day

.

.

.


"Mae...?"

Bright menghampiri New ketika ia baru keluar dari kamar Win. New tersenyum hangat menepuk pundak Bright. Ia tahu Bright begitu khawatir, ia panik tadi langsung berlari cepat begitu ponsel Win tak diangkat. Ketika seluruh keluarga kembali ke Penthouse, mereka menemukan Bright gemetar sedang menelpon dokter.

Bright menemukan Win pingsan di basement setelah ia meminta bantuan pihak hotel melalui cctv ketika dilihatnya kamarnya begitu berantakan dan ponselnya tergeletak di tempat tidur sedangkan pemiliknya entah kemana. Panggilan Maenya yang diputus sepihak dan panggilan darinya yang tak dijawab membuatnya kalang kabut merasakan hal yang tak enak.

"Tidak apa-apa, Bright istirahat saja na. Win sudah tak apa-apa"

"..."

Bright mengusap wajahnya kasar, perasaannya masih belum lega.

"Sayang, kamu cape. Istirahat di kamar lain saja na, kobkun krab sudah mencari dan menemukan Win"

Tangannya mengusap rambut Bright sayang.

"Mae..."

"Mae yang akan menjaga Win, tenang saja. Kamu sudah luar biasa lelah, nanti malah sakit"

"..."

Bright hanya mengangguk lemah, jujur saja itu benar. Tubuhnya lelah karena pikirannya yang terus tertuju pada Win.

Sebenarnya dia kenapa? tadi masih baik-baik saja ketika masih dalam genggamanku. Dokter tadi hanya bilang kelelahan, tapi kenapa? aku selalu menjaganya dengan baik - Bright.

New tersenyum sekali lagi, ia lalu kembali ke kamar Win meninggalkan Bright disana. Anaknya sudah tidur sepertinya setelah diperiksa dokter dan minum obat. New naik ke pembaringan, memeriksa wajah anaknya yang sudah pulas. Tangannya menyingkirkan anak rambut di dahinya.

Cup!Cup!

Dikecupnya kedua mata Win.

"Maafkan Mae na sayang"




***

Tok tok tok

Bright mengetuk pintu kamar Win, semalaman ia tidak bisa tenang dan akhirnya sampai pagi ia sama sekali tak memejamkan mata.

New yang membuka pintu. Ia sudah tahu sifat Bright yang tidak sabaran jika mengenai anaknya Win.

"Mmm..."

Bright canggung, sesekali mengusap belakang kepalanya.

"Sudah baikan, bahkan sudah siap menonton adiknya manggung"

"Hah?"

"Sana masuk..."

Bright masih heran dengan perkataan New, tapi ia begitu takjub melihat Win di kamarnya. Sepertinya ia sudah siap pergi, wajahnya begitu segar beda sekali ketika ia menemukannya kemarin.

 Sepertinya ia sudah siap pergi, wajahnya begitu segar beda sekali ketika ia menemukannya kemarin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Queen BeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang