Win itu innocent, sampai-sampai membuat keluarganya dan Bright overprotective. Tapi benarkah Win seinnocent itu? si polos yang membuat Bright yang sedingin kulkas bertekuk lutut.
Warning!!
This is a boyslove story, boyxboy.
Warning : Alur lambat (mulai sekarang akan selalu diingetin)
.
.
.
Darling,
Let me tell you a secret.
In my heart we are always kissing (Alexandra Vasiliu)
.
.
.
"Kau akan membunuhku?"
Akhirnya setelah hening cukup lama di mobil, Pam bersuara. Mereka sedang dalam perjalanan pulang. Pam tetap pulang bersama Bright walaupun tadi Phaonya sudah memberikan penjelasan yang membuatnya ketakutan setengah mati bahkan tubuhnya masih gemetar sampai sekarang.
Bright menoleh sedikit.
"Kenapa?"
"..."
"Kenapa aku harus membunuhmu?"
"..."
"Aku akan menyia-nyiakan uangku kalau aku melakukan itu. Kau sudah kubayar mahal"
"Aku sudah tahu siapa dirimu"
Bright tersenyum tapi tatapannya masih ke depan.
"Lalu?"
"Aku tahu kau tak akan mudah melepaskanku"
Bright tersenyum, mengusap rahangnya sendiri lalu mengusak rambutnya karena hampir menjuntai ke pipinya.
"Kau ketakutan karena aku tahu kelakuanmu?"
"..."
"Tenang saja, aku tak akan ikut campur"
Pam terkejut, ia sedikit beringsut memperbaiki posisi duduknya.
"Maksudmu?"
Pam sedikit penasaran. Hatinya masih ketakutan berdekatan dengan Bright, tapi perkataan Bright barusan seperti angin segar untuknya.
Bright sedikit membuka kaca mobilnya, menghirup angin yang masuk mengibaskan rambut klimisnya.
Pam kembali terpesona.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Laki-laki itu...pujaan hatinya. Wajahnya yang tampan dengan sedikit luka gores di pelipisnya namun makin membuatnya terlihat jantan. Berhidung bangir, berkulit eksotis dengan bibir tipis yang menawan. Sorot matanya yang tajam namun berbulu mata panjang dan lentik melembutkan tatapannya. Dahinya yang sempurna dengan rambut kecoklatan yang saat ini ditatanya rapi, dagunya yang lancip dengan leher yang jenjang. Parasnya sungguh sempurna di mata Pam. Semua itu dilengkapi dengan tubuh yang semampai dan atletis menambah kesempurnaan fisik seorang Bright.
