-• 1 •-

130K 6.4K 71
                                    


-•happy reading•-


Di dalam sebuah kamar yang berdinding wallpaper itu seorang gadis cantik sedang duduk di depan cermin sambil merapikan rambutnya. Tidak ribet hanya di kuncir kuda saja dengan helaian anak rambut yang berjatuhan, sudah membuatnya tambah manis.

Setelah dirasa cukup dia pun berdiri dan menyampirkan tas ransel maroon nya ke pundak sebelah kiri. Lalu berjalan keluar kamarnya dengan terburu-buru.

Sesampainya di bawah dia melihat sang mama di meja makan dan menghampiri nya.

"Mah aku berangkat dulu ya!" pamitnya sambil mencomot roti yang ada di meja makan.

"Eh? Sendirian?"

"Iya Mama ku sayang, udah ya ma assalamualaikum!" ucapnya sambil berlari keluar rumah.

"Ck! Dasar anak itu!" gerutu wanita yang berusia kisaran 40an itu. Dan menjawab salam dengan pelan.

--•--


Di lain tempat.

Di meja makan yang terisi empat orang ini sedang berbincang santai sambil menikmati sarapannya.

Satu orang laki-laki tua atau kakek-kakek, sepasang suami-istri dan satu laki-laki berseragam SMA.

"Arlan kamu berangkat sama dia hari ini?" tanya sang kakek kepada cucunya.

"Enggak."

"Kalian itu harusnya akur, mau sampai kapan begini terus?!"

"Kek?"

"Apa?!" Sentak sang kakek.

"Weyy, santai dong kek. Udah kenyang! Mau berangkat." ucapnya mengambil tas ransel di kursi sebelahnya. Lalu berdiri tanpa bersalaman pada orangtuanya.

"Farhan! Lihat itu anakmu, persis sekali denganmu dulu. Tidak ada sopan santunnya! Mau sampai kapan dia bersikap sesuka hati kayak begitu! Gak sadar apa udah punya tanggung jawab!" Marah sang kakek lalu meletakkan sendok garpu nya dengan kasar dan berlalu pergi dari sana.

Tinggal lah sepasang suami-istri di meja makan.
"Pah?"

"Kenapa?"

"Kayaknya kita harus buat mereka bersatu," usul sang istri.

"Bersatu gimana maksud Mama? Mereka kan udah—,"

"Sstt! Udah, biar mama yang mikirin rencananya. Papa tinggal duduk manis dan dengar kabar baiknya!" potong sang istri yang senyum-senyum membayangkan sebuah ide di otaknya.

"Yaudah terserah Mama! Papa berangkat kerja dulu," pamit sang suami dengan menyodorkan tangan kanan kepada istrinya. Lalu di sambut senang hati oleh istri nya.

--•--

Calista Olivia Risti, gadis yang sedang berjalan sendirian menuju ruang kelasnya itu terlihat bodoamat dengan tatapan siswa-siswi yang memandangnya.

Bukan pandangan memuja atau kagum melainkan pandangan sinis. Namun, Calista sudah biasa jadi dia tidak peduli dengan tatapan mereka.

Tapi, ada hal yang benar-benar mengganggu bagi mata Calista. Yaitu gerombolan pemuda di dekat tangga. Eh, bukan dekat lagi, mereka sedang nongkrong di tangga itu. Sehingga menghalangi siapapun yang ingin melewati tangga itu.

Berhubung ruang kelas Calista ada di lantai dua, maka mau tidak mau dia harus melewati tangga itu. Sebenarnya kalau ada jalan lain walaupun harus melewati tempat sepi Calista menyanggupi. Tapi sayang tidak ada jalan lain selain tangga ini.

Baby of My Enemy [END ]Where stories live. Discover now