-• 15 •-

44.6K 3.8K 142
                                    

VOTE DULU BEB!🌟💃

-happy reading-

Hari ini pagi-pagi sekali Arlan mendapat telepon dari sang mama. Mengabari jika kakeknya sedang sakit. Setelah itu dengan segera Arlan dan Calista bersiap-siap ke sana.

Di dalam mobil.

"Ar nanti kalo ada penjual buah berhenti dulu!" Ucap Calista.

"Hm"

Hanya deheman yang dia dapat membuat Calista berdengus kesal, lalu dia mengalihkan pandangan ke luar.  Tidak sengaja dia melihat ke kaca spion.

"Ar mobil belakang kenapa pelan ya? Padahal dia bisa kalo mau nyalip mobil kita kan?" Ucap Calista melirik ke Arlan.

Arlan pun langsung menatap kaca spion. Sebenarnya dia sudah merasa begitu sedari tadi. Tapi dia masih berpikir positif.

"Udahlah biarin aja. Mungkin mereka ga pengin nyalip?"

"Hmm, iya sih..."

Mereka pun mengabaikan mobil belakang sampai mereka menjumpai penjual buah dan berhenti.

"Mau beli buah apa? Biar gue aja yang turun," ucap Arlan sambil melepas sabuk pengaman nya.

"Ih gamau! Mau ikut!" Balas Calista melakukan hal yang sama dengan Arlan.

"Terserah deh, ya udah ayok!" Lalu Arlan turun lebih dulu dan membukakan pintu untuk Calista.

Mereka pun menghampiri penjual buah dan mulai memilih. Melupakan mobil tadi yang dicurigai mengikutinya.

-•-

"Jadi mereka cucu AtmaGraha?" Tanya seorang kepada asisten kepercayaannya.

"Benar pak!"

Seseorang itu tersenyum misterius masih menatap incarannya.

"Jalan sekarang!" Perintahnya kepada sang sopir.

"Siap pak."

Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang meninggalkan tempat.

-•-

Setelah membeli buah Arlan dan Calista langsung menuju rumah keluarga Danugraha.

"Bawa buahnya!" Perintah Calista lalu turun dari mobil.

Arlan menatap sinis istrinya yang sudah meninggalkan mobil. Lalu dia menyusul masuk.

Di kamar kakek Danugraha.

"Kakek sakit apa?" Tanya Calista yang duduk sejajar dengan perut kakek. Mengelus punggung tangan yang sudah tua itu.

Kakek tersenyum dengan tulus menatap cucu menantunya.

"Biasa...penyakit orang tua.." balas kakek dengan suara serak beratnya.

Mendengar itu Calista menjadi sedih, efek hormon kehamilannya membuat dia begitu sensitif.

Di sana juga ada mama Anita dan juga Arlan. Sedangkan papa Farhan sedang ke kantor menghadiri meeting penting.

"Jangan nangis gitu dong sayang...kakek gapapa loh?" Ucap Mama Anita yang duduk di belakang Calista sambil mengusap bahunya menenangkan.

Calista terkekeh pelan dan menghapus air matanya.

"Aku jadi keinget kakek heheh" kata Calista.

"Uhh sayangg..kakek Danu kan juga kakek kamu? Kalau kamu kangen sama kakek Atma peluk kakek Danu gih!" Titah mama Anita.

Baby of My Enemy [END ]Where stories live. Discover now