-• 16 •-

36.5K 3.6K 58
                                    

VOTE NYA BEB DI PENCET DULU⭐

Alur dipercepat ya beb jadi jangan bingung


-happy reading-

Satu bulan kemudian....

Saat sedang mengerjakan ujian terakhir, Calista merasa kepalanya pusing. Awalnya memang karena soal yang dikerjakannya, tapi lama-lama rasanya berbeda.

Pandangannya sedikit buram ketika menatap layar komputer. Lalu dia menoleh ke samping dimana ada Arlan yang duduk disana.

Tempat duduknya memang acak tidak harus urut dengan abjad yang penting absensi sesuai ruangannya.

"Arlan..," panggil Calista berdesis.

Jarak tiap siswa kurang lebih satu meter. Membuat Calista sedikit kesusahan. Dilihatnya Arlan sedang fokus sekali sampai tidak menghiraukan suara lain.

Calista mencoba menahan dan menyelesaikan ujiannya yang sedikit lagi selesai. Hanya asal memilih jawaban dan terus begitu sampai soal habis.

"Aaa mama Calista ga kuat...," Ucap Calista dalam hati.

Dia mencoba melihat Arlan lagi dan kebetulan Arlan menatapnya balik.

"Kenapa?" Tanya Arlan tanpa suara.

Calista memajukan bibirnya menahan tangis.

"Pusing...hng.." balas Calista berbisik. Kedua tangannya terkepal di atas pahanya.

Arlan yang langsung paham merasa cemas. Dia bingung harus bagaimana, dia menatap kembali layar komputernya dan mengotak-atik nya. Menyelesaikan ujiannya dengan cepat.

Setelah itu Arlan langsung berdiri menghampiri Calista yang menunduk.

"Pusing? Kepalanya sakit? Hm?" Tanya Arlan beruntun dengan nada khawatir nya.

"He'em... hiks...pusingg.." cicit Calista yang sudah berurai air mata.

"Ada apa itu?! Kenapa tidak duduk ditempatnya?!" Sentak bapak guru pengawas.

"Ada yang sakit pak!" Ucap Arlan lantang tanpa menatap gurunya. Bukan bermaksud tidak sopan tapi yaa kalian paham lah.

"Sakit apa kamu?" Tanya pak guru kepada Calista.

Calista pun mendongak dan menjawab,
"P-pusing pak.." ucapnya pelan.

Semua mata menatap ke arah Calista.

"Ada-ada saja! Lagi ujian pakai acara sakit segala kamu ini!" Kata guru pengawasnya.

"Pak! Yang namanya sakit itu ga bisa di atur-atur! Kalo ditanya juga ga ada orang yang mau sakit?! Bapak pikir dia mau sakit?! Mikir dong pak?!" Ungkap Arlan emosi.

"Emang ya anak jaman sekarang! Kalau orang tua ngomong selalu ngejawab! Dasar tidak sopan!" Balas guru pengawas.

Saat Arlan ingin menjawab Calista menghentikannya.

"Udah Arlan, jangan berantem tolong? Gue lagi sakit! Bawa gue ke UKS!" Ucap Calista berdiri bertumpu pada meja.

Siswa-siswi yang ada di sana tidak berani ikut campur. Selain karena belum selesai mengerjakan mereka juga takut mendapat masalah.

Arlan pun menatap tajam guru itu lalu mengalihkan perhatian ke Calista. Memandang wajah sendu istrinya itu.

"Maaf, ya udah ayok ke UKS!" Ucap Arlan dan segera menggendong Calista.

"Eh...ga usah di gendong, gue bisa jalan sendiri." Cegah Calista sambil meringis.

Mendengar itu Arlan berdecak,
"Udah deh ga usah ngajak debat di keadaan kayak gini!" Sentak Arlan lalu tanpa basa basi dia langsung menggendong Calista keluar ruangan.

Baby of My Enemy [END ]Where stories live. Discover now