-• 11 •-

48.1K 4.6K 180
                                    

Tekan ⭐ yaa baru baca...
Kita saling menghargai supaya aku makin semangat nulisnya Beb!!

-happy reading-

Jam 02.07 wib

Di kamar Calista dan Arlan.

"Arlan...." Panggil Calista merengek, sambil menggoyangkan bahu Arlan yang tidur memunggunginya.

"Emh.. apa sih Taa?" Erang Arlan yang masih merem sambil membalikkan tubuhnya.

"Gue laperr...." Adu Calista berkaca-kaca.

"Ya Allah, astaghfirullah..." keluh Arlan frustasi.

"Udah malam ini Ta, makan nya besok aja ya? Sekarang tidur lagi yuk!" Bujuk Arlan dengan meraih tubuh Calista untuk di dekapnya.

"Emh..engga mau tidur Arlan! Maunya makan!!" Tolak Calista mendorong dada Arlan.

"Arghh! Ya udah ayok turun!"

Calista tersenyum ketika kemauannya dituruti. Lalu mereka berdua keluar dari kamar dan berjalan pelan-pelan menuju dapur. Sesampainya di dapur, Arlan menyuruh Calista duduk di kursi meja makan. Sementara dirinya menuju kulkas.

"Mau makan apa?" Tanya Arlan di depan kulkas yang terbuka dengan suara serak masih agak mengantuk.

"Bahan yang ada apa aja?"

"Ada ayam, telur, ikan, sayur ijo, sama sarden juga! Mau apa, hm?" Lalu Arlan menatap istrinya.

"Em....yang bisa dimasaknya cepat apa?" Calista balik bertanya.

Arlan mendengus kesal tapi tetap menjawabnya.

"Sarden nih. Mau nggak?"

"Ya udah deh itu aja," balas Calista sambil mengangguk lucu dan mengedip-ngedipkan matanya.

Dengan sigap Arlan langsung mengambil satu kaleng ikan sarden. Melangkah ke depan kompor sambil meletakkan teflon berukuran sedang di atasnya.

Namun, saat ia hendak menuangkan ikan sarden yang telah di bukanya, sebuah pertanyaan menghentikan nya.

"Itu mau ngapain?" Tanya Calista bingung, mungkin karena nyawanya belum terkumpul seratus persen.

Arlan menoleh dengan raut wajah datar,
"Dimasak." Ujarnya dengan nada malas.

"Biar apa?" Tanyanya santai.

"Ya, biar matang lah sayang!!" Balas Arlan greget, rasanya dia ingin menggoreng istrinya itu sekalian biar ga banyak tanya.

"Ishh...iya tauu, tapi maksud gue tuh-,"

"Shhtt!! Diam! Jadi makan atau engga?! Kalau engga mending gue balik ke kamar, tidur!" Potong Arlan geram.

Calista sih udah nyebelin, ngeyel lagi kan! Gimana ga emosi bapak Arlan nya.

Dengan bibir yang cemberut serta ekspresi yang menahan tangis Calista berdiri dan berucap,
"Ya udah gak jadi makan!! Makasih!" Ucapnya sambil menyedot ingusnya.

Baby of My Enemy [END ]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz