-• 28 •-

23.3K 2.2K 179
                                    


-happy reading-

Di rumah sakit.

Arlan sedang menunggu di depan ruang operasi dimana istrinya sedang ditangani di dalam sana. Perasaan cemas dan merasa bersalah menjadi satu sekarang. Andai saja tadi dia tidak meminta tolong untuk mengantarkan flashdisk nya. Pasti tidak akan ada kejadian seperti ini.

Dia menyesal, tapi percuma juga sekarang penyesalan nya hanya menjadi bualan semata. Terlihat Arlan mengusap kedua matanya yang berair, lalu mengerjapkan nya. Dia tidak mau terlibat lemah. Dia harus kuat demi istri dan calon anak nya yang sedang berjuang.

"Arlan gimana keadaan Calista nak?" Tanya mama Maya yang baru datang dengan tergopoh-gopoh.

"Masih didalam ma," balas Arlan dengan suara seraknya.

"Sabar ma, kita doakan operasi nya lancar. Putri kita kuat, dan pastinya cucu kita juga kuat." Papa Ardi mencoba menenangkan istrinya, walaupun dia sendiri juga khawatir sebenarnya.

Memang ya laki-laki itu harus terlihat kuat walaupun dia sedang rapuh. Sebab dia memiliki wanita yang harus dia topang. Wanita akan kuat karena laki-lakinya. Dan laki-laki akan lemah karena wanitanya. Seperti Arlan, dia kuat tapi menjadi lemah ketika wanitanya tidak sedang baik-baik saja.

Tak berapa lama kemudian datanglah orang tua Arlan, Mama Anita dan papa Farhan. Mereka menanyakan hal yang sama seperti mama Maya tadi. Bedanya kali ini papa Ardi yang menjawab bukan Arlan.

Kini Arlan bersandar di kursi dengan kepala mendongak ke atas. Dahinya berkerut, jelas sekali jika pikiran dalam otaknya sedang kacau.

Papa Farhan yang melihat kondisi putranya pun menatap sendu. Tangannya terulur ke bahu Arlan mengelusnya.

"Yang kuat nak, istri dan anakmu pasti baik-baik saja."

Ucapan papanya tidak lantas membuat Arlan merasa lega. Tidak. Justru pikiran dan hatinya semakin kacau. Tidak sabar mengetahui hasil dari operasi di dalam. Dan tentunya kabar baik lah yang ingin dia dengar.

Setelah beberapa menit hanya terdengar suara tangisan dari para mama, pintu riang operasi pun terbuka. Semua yang sedang menunggu bergegas berdiri dengan kompak.

"Gimana dok operasinya?" Tanya Arlan yang terdengar jelas nada khawatir nya.

Dokter pria yang dibalut pakaian berwarna hijau itu tersenyum sendu sebelum menjelaskan.


SUDAH TERBIT!! TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA

Baby of My Enemy [END ]Where stories live. Discover now