-• 3 •-

58.8K 5.5K 212
                                    

-happy reading-

Setelah berkutat hampir setengah jam di dalam kamar mandi, kini Calista keluar dari sana dengan piyama pendek bermotif kucingnya.

Rambutnya dia cepol asal serta piyama yang pendek itu berhasil mengalihkan perhatian Arlan dari baringan nya.

Beberapa saat kemudian tatapan keduanya bertemu. Tak ada yang ingin mengalihkan tatapan itu hingga beberapa menit.

Calista mulai merasakan panas dingin dengan tatapan Arlan tersadar dan mengalihkan pada makanan yang ada di atas meja.

"Hmm, i-itu punya gue kan?" Tanya Calista sambil melirik makanan di meja.

"Hah?"

"Ck! Budek ya lo! Itu makanan buat gue kan?!" Ulang Calista geram.

Arlan berdeham gugup, entahlah kenapa dia jadi grogi begini. Dia merasakan sesuatu yang aneh saat menatap Calista tadi. Calista terlihat berbeda dari biasanya, lebih cantik dan menggoda baginya.

"Biasa aja ngomongnya, ga perlu teriak!" Seru Arlan menatap Calista intens.

"Suka-suka gue lah! Awas lo gue mau makan! Mending lo mandi sana deh! Badan lo bau comberan!!" Hardik Calista dan mulai memakan makanannya.

Arlan yang mendengar itu langsung bangkit dari posisinya dan meraup bibir Calista dengan tangan meluapkan kekesalannya.

"Sembarangan aja ini bibir!" ucap Arlan lalu masuk ke kamar mandi.

"ARLANNN!!!"

-•-

Pukul 19.57 wib.

Di dalam kamar pasangan muda ini, mereka sedang berbaring saling memunggungi. Tapi, tidak ada yang bisa diam diantara mereka. Badan mereka bergerak-gerak tidak nyaman.

Sampai satu dari mereka berbalik menatap punggung pasangannya.

"Arlan..." Rengek Calista dengan mata berkaca-kaca sambil mengelus-elus lengannya dan bergerak-gerak tidak nyaman.

Arlan yang merasa dipanggil pun berbalik,
"Kenapa Ta?" Balas Arlan lirih.

"B-badan gue hiks..ga enak rasanya....hiks gue kenapa??" Calista sampai menangis dibuatnya. Dia benar-benar belum pernah merasakan seperti ini, jadi dia bingung mau nya badan dia itu bagaimana.

Berbeda dengan Arlan, dia laki-laki dan pastinya dia lebih tahu tentang hal-hal macam ini. Sudah dia duga pasti ada yang direncanakan dibalik kebaikan sang mama mengantarkan makanan tadi.

Arlan bergerak maju mengikis jarak keduanya. Kini tangannya menangkup wajah Calista, menghapus air mata istrinya  yang masih sesenggukan itu.

"Ta tatap mata gue," perintah Arlan dan langsung dituruti sang istri.

"Apapun yang bakal gue lakuin nanti itu demi kebaikan kita bersama. Gue ga bisa ngeliat lo kesakitan kayak gini dan juga gue ga bisa nahan diri gue sendiri Ta. Kita udah nikah jadi sah-sah aja mau ngelakuin itu. Gue minta ijin dari lo Ta.."

Dan tanpa basa-basi lagi Arlan yang sudah tidak bisa menahan, dia pun berpindah ke atas tubuh istrinya dan melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan.

Baby of My Enemy [END ]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin