-• 21 •-

35.5K 2.9K 52
                                    

Vote dulu beb sebelum baca!!!⭐⭐⭐

😗😗

-happy reading-

Pagi ini Arlan dan Calista sedang bersiap untuk pergi ke dokter kandungan. Mereka sangat tidak sabar untuk melihat perkembangan calon bayinya. Untuk itu terutama Calista, sangat antusias sekali.

"Arlan!....ayo dong cepetan!" Seru Calista yang sudah siap.

"Sabar Calista! Lagi benerin rambut ini loh!" Keluh Arlan sebal, tidak suka bila di desak seperti itu.

"Ish! Sok keren lagian, biasanya aja ga lama tuh kalo benerin rambut!"

"Ini tuh bukannya lama, tapi karena kamu yang buru-buru jadinya semua kamu pandang lama! Padahal aslinya juga engga!"

"Cerewet! Udah buruan ah! Aku tunggu di bawah kalo lama aku tinggal!" Ancam Calista lalu turun kebawah sambil memegang perut buncitnya.

"Hihhhh! Padahal dia yang cerewet pake ngatain orang lagi?!" Dumel Arlan gregetan dengan istrinya itu.

Lalu tak lama kemudian Arlan pun menyusul Calista turun, tidak lupa dia membawa dompet serta ponselnya.

-•-

Sesampainya di rumah sakit mereka langsung menuju ke ruangan dokter dengan Arlan yang merangkul mesra pinggang Calista. Ketika mereka berjalan ada beberapa pasang mata yang menatap iri, dan itu semua dibalas tatapan sinis oleh Calista.

"Duduk situ," titah Arlan saat sudah sampai di depan ruang dokter.

"Sama kamu ayo, masih ada yang kosong itu!"

"Kamu aja, siapa tahu nanti masih ada ibu hamil yang datang kan kasihan kalau ga ada tempat duduk."

Calista menatap suaminya terharu, "emm baik banget sihh?"

Arlan terkekeh pelan sambil menuntun Calista segera duduk.

Posisi duduk Calista berada di kursi yang paling tepi, jadi di dekatnya ada Arlan yang berdiri sambil menyandar di tembok. Tangan mereka masih bergandengan mesra mengabaikan yang lainnya.

"Kandungannya usia berapa mbak?" tanya ibu hamil sebelah Calista yang sepertinya berusia dua puluh lima tahunan.

"Lima bulan Bu, ibu sendiri berapa?" tanya Calista balik sambil menatap perut si ibu yang sudah besar itu.

"Alhamdulillah ini mah tinggal tunggu hpl nya aja mbak, ini kontrol terakhir juga sebelum melahirkan," ungkap si ibu tadi dengan nada ceria seraya mengelus perutnya.

Calista mengangguk paham sambil tersenyum sopan.

"Semoga lancar sampai persalinan ya Bu... kalo boleh tahu ibu mau normal atau caesar?" Calista sudah melepas tautan tangannya dengan Arlan dan kini ia duduk menyerong ke ibu tadi.

"Aamiin makasih doanya mbak, semoga mbak juga lancar ya. Kata dokter sih semua baik-baik saja jadi kemungkinan normal saya," jelas si ibu.

"Aamiin juga hehe, laki-laki atau perempuan?" tanya Calista lagi.

"Untuk jenis kelaminnya saya sama suami sengaja ga cari tahu dulu, supaya surprise nanti waktu dia lahir."

"Iya juga ya, apa aja yang penting sehat kan Bu..."

"Iya mbak," balas si ibu dengan tertawa kecil.

Dan obrolan mereka terpaksa berhenti karena si ibu sudah di panggil untuk giliran periksa.

Baby of My Enemy [END ]Where stories live. Discover now