Part 8

62 34 2
                                    

» «

Verlita berlari menuju kelasnya karena bel masuk kelas telah berbunyi. Yups. Ia terlambat masuk karena semalam begadang menamatkan drama Koreanya. Saat sedang berlari, ia tiba-tiba tersandung batu dan terjatuh. Hal tersebut sontak menjadi tontonan yang menarik bagi para siswa yang berlalu lalang, mereka menertawakan Verlita.

Anj*r. Malu banget! Batinnya. Ia jatuh terduduk di halaman sekolah. Saking malunya menjadi bahan tontonan, ia tak mau berdiri dari posisinya.

Saat menahan rasa malunya, sebuah tangan dari belakang menjulur ke arahnya, memberi bantuan. Verlita melihat ke arah orang tersebut dan terkejut setelah tau bahwa orang itu adalah Adit. Perlahan tapi pasti, ia menyambut uluran tangan Adit dan berdiri dari duduknya. Setelah membantunya berdiri, tanpa basa basi lagi Adit berjalan mendahuluinya.

Gila! Mimpi apa gue semalem? Batin Verlita dan segera berjalan menuju kelas.

~ - ~

Setelah mengisi otaknya pagi-pagi dengan pelajaran fisika dan matematika, bel istirahat membuat siswa kelas XI MIPA 3 terselamatkan dari dua pelajaran mematikan tersebut. Guru segera keluar dari kelas, begitu pun siswanya yang segera berlarian menuju kantin.

"Otak gue kek mau pecah, Ver." Ucap Caca yang berjalan beriringan dengan Verlita menuju kantin.

"Cih. Take it easy." Ucap Verlita santai. Kalau soal hitung-hitungan, Verlita memang jagonya.

"Dih. Sombong amat." Balas Caca jengkel.

Sesampainya di kantin, mereka segera membeli jajanan kecil dan duduk di salah satu kursi-kursi kantin yang tersusun rapi. Makan sambil mengobrol memang selalu menjadi hal yang paling menyenangkan bagi perempuan. 

"Eh Ca lu tau ga tadi pagi gue.." Ucap Verlita menggantungkan kalimatnya. Ia bercerita sambil memperlihatkan senyum manisnya, terbayang hal yang terjadi tadi pagi.

"Ih kenapa? Tadi pagi kenapa?" Tanya Caca penasaran.

"Tadi pagi gue jatuh kan, terus diketawain tau sama anak-anak lain! Sumpah malu banget.." Ucap Verlita. "Terus nih, pas gue lagi posisi jatuh nih, jatuhnya kan duduk tu posisinya, ehh lu tau ga? Tiba-tiba ada tangan di deket muka gue, gue kaget dong, terus pas gue liat, ternyata.. Adit dong!" Lanjut Verlita kegirangan.

"Sumpah demi apa?" Ucap Caca tak percaya. "Terus terus?" Lanjutnya lagi penasaran.

"Yaudah, terus gue pegang dong tangannya, terus dibantuin berdiri. Gila, udah kek di drakor drakor." Ucap Verlita dengan mata yang berbinar.

"Hilih." Ucap Caca yang juga ikutan senang.

Angel yang sedari tadi menguping pembicaraan mereka, segera menghampiri Verlita dan dengan sengaja menarik rambut Verlita. Verlita sontak terkejut dan menoleh ke arah Angel.

"Apaansih?!" Ucap Verlita.

"Lu tuh emang cewe gatel ya Ver?" Ucap Angel, mereka sontak menjadi pusat perhatian di kantin.

"Apasih?! Astaga." Ucap Verlita tak mengerti maksud Angel. "Lu ada masalah apasih sama gue Ngel?!" Lanjut Verlita kesal.

"Lu pikir gue ga denger barusan cerita lu? Pura-pura jatuh lagi biar ditolongin si Adit, dasar murahan!" Ucap Angel. Verlita melihat sekelilingnya, semuanya sedang melihatnya seolah-olah percaya apa yang dikatakan Angel. Karena ia anak yang pemberani, tanpa takut sedikitpun ia membalas Angel.

"Emang Adit siapa lu? Pacar lu?! Hah?! Ga usah sok iya deh kalo bukan siapa-siapa! Lagi pula tadi tuh si Adit duluan yang ngasi tangannya buat nolongin gue, kenapa juga lu yang sewot?! Hah?!" Balas Verlita dengan marahnya. Karena kesal dengan ucapan Verlita, Angel tiba-tiba menarik rambut Verlita dan tanpa ragu-ragu Verlita membalasnya.

Angga yang melihat Verlita dari kejauhan, segera berlari menghampirinya dan secepat mungkin melerai mereka.

"VER!" Teriak Angga dan Verlita pun segera menghentikan perbuatannya. "Kalian ngapain? Udah sana bubar!" Teriak Angga lagi kepada para siswa yang menonton kejadian itu.

"Lu ada masalah apa sih sampe harus narik rambut orang?" Ucap Angga kepada Angel.

"Terserah gue lah!" Balas Angel.

"Mumpung gue lagi sabar, mending lu cabut deh dari sini." Ucap Angga sambil mencoba bersabar. Karena takut, Angel segera pergi meninggalkan kantin. "Dan lu, balik juga ke kelas sana." Lanjut Angga kepada Verlita. Verlita hanya menatapnya. Tanpa mengucapkan apa pun, ia segera pergi dan diikuti oleh Caca.

~ - ~

Pulang sekolah, Verlita sedang menunggu Aldo menjemputnya di halte dekat sekolah. Ia tengah duduk sendiri sambil melihat ke kanan dan ke kiri. Kejadian di kantin tadi, membuat Verlita kesal kepada Angga.

Saat sedang menunggu Aldo, mobil Angga tiba-tiba berhenti di depannya. Angga membuka kaca mobilnya dan menyuruh Verlita untuk naik.

"Ver! Masuk!" Ucap Angga. Namun, Verlita tidak menggubrisnya. Karena Verlita mendiamkannya, ia pun keluar dari mobil, menghampiri Verlita dan duduk di sampingnya.

"Ngambek nih?" Goda Angga sambil memperlihatkan senyumnya. "Yeee, maap dong Ver." Lanjutnya. Namun, Verlita tetap mendiamkannya. "Gapapa deh ngambek, yang penting lu mau gue anterin pulang, ya ya ya?" Ucap Angga lagi.

Ting. Satu pesan masuk dari ponsel Verlita. Ia segera membukanya dan melihat nama Aldo di sana.

bang aldo :
verr gue gabisa jemput, tibatiba temen pada jemput ke rumah, gue diculik huhu. maaf ya adek gue yang cantik :"(

"Cih." Gumam Verlita yang mampu didengar oleh Angga.

"Ngapa Ver? Pesan dari siapa?" Tanya Angga.

"Bacot." Ucap Verlita singkat sambil berjalan memasuki mobil Angga. Angga yang melihat hal tersebut tersenyum dan segera ikut memasuki mobilnya juga.

"Hehehe maaf ya yang tadi, besok gue beliin coklat deh." Ucap Angga sambil memperlihatkan senyum manisnya.

"Nyinyinyinyi." Ucap Verlita dengan mulut yang dimewek-mewekin.

"Lucu banget sih." Ucap Angga sambil tangan kanannya memegang setir mobil dan tangan kirinya mengacak-acak rambut Verlita. Verlita yang tadinya kesal, tiba-tiba merasakan panas di pipinya. Yups. Blushing.

Apa-apaan nih?! Ko pipi gue merah?! Batin Verlita yang melihat dirinya di jendela mobil.

-
-
-

yeay!
terimakasih udah mampir dan membaca ya gaiss!

tinggalin jejak kalian dong? hehehe.

stay safe temen-temen, slalu jaga kebersihan dan jangan lupa patuhi protokol kesehatan ya!

Waiting You ("Menunggumu" REMAKE) · [COMPLETED]Where stories live. Discover now