Part 23

35 21 0
                                    

» «

Setelah acara pensi sekolah beberapa hari yang lalu, Verlita sudah merasa lebih baik. Ia tak lagi memikirkan Adit dan Caca, ia tak peduli mau dibawa kemana hubungan mereka selanjutnya. Verlita tak tau kenapa hari itu, ia membalas rangkulan Angga. Ia tak mengerti kenapa pikirannya dipenuhi dengan Angga.

Setelah pensi sekolah, Verlita tak melihat Angga lagi. Maka dari itu, hari ini ia ingin mengunjungi Angga di rumahnya. Ia juga tak tau kenapa dirinya begitu khawatir ketika tak melihat Angga. Ia tak mengerti kenapa dirinya ingin sekali melihat Angga, bahkan rela mengunjunginya di hari libur seperti ini.

"Yah.. Gue cuma kangen aja kali ya? Iya lah.. Sebagai sahabat yang baik gue bawain dia makanan. Yups. Gak ada maksud lain." Gumam Verlita sambil menutup kotak tupperw*re yang berisikan roti bakar dengan selai coklat.

"Cie.. Dia siapa tuh?" Ucap mama dari belakang yang mampu mengagetkan Verlita.

"Ih mama ngagetin aja!"

"Buat siapa sih? Buat Angga ya? Cie.."

"Apaansih ma.. Emang kenapa kalo Angga? Biasa aja kali."

"Masa sih? Kali ini ga keliatan biasa aja tuh."

"Ih mama!"

Setelah menggoda Verlita, mamanya berlalu meninggalkannya. Ia kemudian melihat penampilannya di cermin. Ia melihat dirinya dari atas sampai ke bawah.

Hm? Ga ada yang salah kok. Gak ada yang aneh juga. Batin Verlita.

~ - ~

Angga dan Verlita telah berada di dalam pesawat. Hari ini, mereka akan pergi ke salah satu tempat shooting film Harry Potter di London. Verlita sangat senang karena akhirnya bisa melihat salah satu tempat impiannya.

"Seneng?" Tanya Angga yang melihat Verlita begitu bahagiannya.

"Banget!" Jawab Verlita antusias. Mereka kemudian saling bertukar pikiran dan tertawa sesekali.

Setelah lama saling bercengkrama, Verlita kemudian tertidur di pundak Angga. Angga bahagia sekali hari itu. Ia tak menyangka bisa mengunjungi salah satu tempat impian Verlita.

Brak. Bunyi dari luar mengagetkan seluruh penumpang tak terkecuali Angga, seolah-olah pesawat menabrak sesuatu. Namun, beberapa menit kemudian pesawat kembali bergoyang, tak stabil. Kali ini, pesawat tak henti-hentinya berguncang. Semua penumpang panik. Verlita yang sedang tidur pun terbangun, melihat Angga dan penumpang lain dengan suara teriakan dan kepanikan. Raut wajah Angga terlihat sangat panik.

"Ga.. Ada apa ini?" Ucap Verlita yang membuat Angga menoleh ke arahnya. Ia menggenggam tangan Verlita dengan eratnya.

"Ver.. Kita doa aja ya yang terbaik." Ujar Angga.

Pesawat yang Verlita dan Angga tumpangi mengalami keadaan darurat. Para penumpang telah merasakan bahwa pesawat akan jatuh sebentar lagi. Mereka saling melindungi satu sama lain. Pasrah. Hanya itulah yang bisa mereka lakukan, sembari berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar memberikan mukjizatnya.

Angga semakin eratnya menggenggam tangan Verlita. Begitu juga dengan Verlita.

"Ga.. Aku takut.." Ujar Verlita dengan air mata yang mengalir.

Waiting You ("Menunggumu" REMAKE) · [COMPLETED]Where stories live. Discover now