Part 19

41 22 0
                                    

» «

Sudah hampir 5 hari Verlita tak ada kabar. Teman sekelasnya tidak tau kalau Verlita sakit dan mamanya sendiri yang langsung izin kepada wali kelasnya. Caca termenung. Ia khawatir kepada Verlita. Ia takut terjadi apa-apa kepada sahabatnya itu. Menghubungi Verlita pun, ia tak berani. Akhirnya, ia hanya diam dan menunggu kabar dari Verlita.

Panggilan Shofi membuat Caca tersadar dari lamunannya.

"Ca." Ucap Shofi sambil menepuk pundak Caca.

"Kenapa Shof?" Ujar Caca.

"Ada anak OSIS nyariin lu."

Caca hampir lupa bahwa hari ini ada rapat OSIS. Karena sibuk memikirkan Verlita, ia sampai hampir melupakannya. Ia pun berjalan menuju ruangan OSIS.

Rapat OSIS hari ini tentang pentas seni sekolah. Pentas seni biasanya menampilkan segala macam bakat dari masing-masing kelas. Acara ini selalu dilaksanakan setiap tahunnya.

OSIS telah mempersiapkan segala properti yang dibutuhkan di acara ini. Tak terasa acara ini akan berjalan dua minggu lagi.

Kelas XI MIPA 3, kelas Verlita akan menampilkan Verlita yang akan menyanyi solo di sana. Namun, anak-anak mulai khawatir karena Verlita tak kunjung masuk sekolah. Mereka takut Verlita tak jadi menampilkan bakatnya. Namun, Caca selalu meyakinkan teman-teman kelasnya bahwa Verlita pasti akan tetap tampil di acara pentas seni.

~ - ~

"Ga. Lu bolos sekolah?" Tanya Verlita heran kenapa Angga menemaninya pagi-pagi buta seperti ini.

"Iya, hehe." Jawab Angga sambil memperlihatkan gigi putihnya.

"Ih, Ga. Lu tuh udah kelas XII, gila kali." Ujar Verlita sewot.

"Gapapa mah, bolos sekali-kali. Lagi pula, gue bolosnya bukan tawuran, nemenin bu bos." Balas Angga. Verlita yang mengerti maksud dari 'bu bos' adalah dirinya, merasa special. Tiba-tiba saja pipinya mulai memerah. Namun, untungnya lagi-lagi Angga tidak melihat wajah merahnya itu.

"Ga, udah ah sana lu sekolah aja!" Ucap Verlita sambil menutup sebagian wajahnya dengan bantal kecil.

"Ih, jangan ditutupin dong mukanya, gue gabisa liat.." Ujar Angga yang membuat pipi Verlita semakin merah.

"Udah ah sana! Sekolah aja!" Ucap Verlita, tetap dengan wajahnya yang ditutup bantal, kali ini seluruh wajahnya bukan sebagian.

"...Ga mau. Gue pengen di sini aja, nemenin lu." Ujar Angga.

"Hihhh, yaudah beliin gue makan sana!" Ucap Verlita.

Please deh Ga. Gue ga mau keliatan salting, udah sana pergi! Hih! Batin Verlita tak karuan.

"Oke bos. Mau makan apa?" Tanya Angga.

"Terserah! Sana!" Jawab Verlita tanpa memindahkan bantal dari wajahnya.

"Iyaiya." Ucap Angga sambil mengacak rambut Verlita karena gemas terhadap tingkahnya.

Iiiihh Sejak kapan sih gue salting mulu di deket Angga?!! Batin Verlita.

Setelah Angga keluar dari ruangannya, Verlita segera mengambip cermin kecil di dekat kasur, ia berkaca sambil menepuk pipinya sesekali. Kedatangan Aldo membuatnya terkejut.

"Ver?! Lu kenapa? Sakit lagi?" Tanya Aldo khawatir karena melihat wajah Verlita yang memerah.

"Nggak lah! Apaansih lu bang!" Jawab Verlita.

"Abis wajah lu merah banget..." Ujar Aldo. Kemudian, ia melihat ke arah pintu, ia baru tersadar kalau tadi Angga lah yang menemani Verlita. "Eh sumpah?! Diapain lu sama si Angga?!" Lanjut Aldo sambil memegang pipi, tangan dan kaki Verlita secara bergantian.

"H-hih! Apasih lu anj*r!" Ucap Verlita sambil menepis tangan Aldo dari tubuhnya.

"Oh udah sembuh nih, udah bisa ngumpat ke abang." Ujar Aldo sambil mengacak-acak rambutnya. Verlita merasa aneh karena ketika Aldo melakukan itu, ia tak merasakan apa-apa di tubuhnya, ia tak merasakan debaran di dadanya. Ia kemudian, menyuruh Aldo melakukannya lagi, untuk memastikan.

"Bang, coba elus lagi kepala gue." Ucap Verlita yang membuat Aldo bergidik.

"Apaansih lu! Ogah!" Balas Aldo.

"Buruan!" Ujar Verlita sambil mengangkat tangan Aldo dan meletakkannya di atas kepalanya. "Sekarang, elus coba." Lanjutnya. Aldo kemudian, mengelusnya dengan sangat terpaksa. Tangannya mengelus sedangkan dirinya melihat ke langit-langit kamar rumah sakit. Setelah, memastikan Verlita kemudian segera menyingkirkan tangan Aldo dari kepalanya.

Terus kalo ke Angga kenapa gue jadi deg-degan mulu ya? Oh.. Mungkin efek obat yang dikasi dokter kali ya? Iya, pasti. Batin Verlita.

"Geli sumpah." Ucap Aldo sambil mengusap tangannya ke celananya. 

-
-
-

terimakasih sudah mampir dan membaca ya gais!

jaga kesehatan dan kebersihan selalu ya!

see u next chapter!

Waiting You ("Menunggumu" REMAKE) · [COMPLETED]Where stories live. Discover now