Boss (END)

2.4K 245 3
                                    

Aku tak pernah menyangka dapat bekerja di perusahaan ternama seperti Jung Corp. Awalnya aku hanya coba-coba untuk melamar pekerjaan di perusahaan itu nyatanya aku diterima bekerja di sana hingga detik ini.

Namun, semua tidak pernah berjalan dengan mulus. Kerapkali aku berpikir untuk resign dari pekerjaan tapi sayangnya mencari pekerjaan baru sangatlah sulit dan adikku masih membutuhkan sokongan dana membuatku harus berpikir ulang dan lebih memilih sabar untuk menghadapinya.

"Y/N, kamu di cari Pak Bos," ujar rekan kerjaku, Joy. Joy ini memang satu divisi denganku dan kami terkenal cukup dekat.

"Di mana dia?" tanyaku tanpa melihat ke arah Joy, pasalnya memang aku sedang dikejar deadline harus menyelesaikan pekerjaanku sore ini dan sialnya hingga saat ini aku belum dapat menyelesaikannya karena bosku yang meminta revisi ke sekian kalinya.

Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, entahlah sudah berapa kali aku melakukan revisi. Rasanya otakku sudah ingin pecah dan panas. Aku sendiri tak mengerti kesalahan apalagi yang aku perbuat hingga pak bos meminta revisi untuk berulang kali. Jika dilihat laporanku seharusnya sudah se-detail dan se-apik mungkin.

"Di ruangannya," balas Joy.

Aku menatapnya sekilas lalu tersenyum ke arahnya. "Thanks ya, Joy." Bukannya membalas ucapan terima kasihku, Joy justru memberiku saran lebih tepatnya dia merasa iba melihatku.

"Istirahat dulu Y/N, kamu juga belum makan siang," peringatnya.

Aku mengangguk paham tapi sekali lagi aku tak bisa melakukan apapun jika bos besar sudah meminta ini dan itu. "Bagaimana bisa Joy? Kamu tahu sendiri bukan, bagaimana perfect nya Pak Jaehyun? Kalau boleh jujur pekerjaanku ini lebih dari sekedar kejar target. Aku nggak tahu bagaimana bisa dia memberikan pekerjaan yang menumpuk kepadaku," keluhku.

Aku tersentak saat telepon di mejaku berdering, Joy menepuk pelan bahuku dan memberikan aku semangat dengan memperlihatkan tangannya yang mengepal ke atas, mengucap kata "fighting!" tanpa suara. Aku hanya tersenyum ke arahnya, membiarkannya untuk menjauh dari mejaku.

"Y/N, ke ruangan saya." Belum juga menyapa dan membalas perintahnya, Jaehyun sudah memutus sambungan teleponnya.

"Dasar Jung Perfectionist Jaehyun," umpatku dalam hati lalu melangkah gontai ke ruangan bosku.

"Masuk," ucapnya saat mendengar suara pintu ruangannya diketuk.

"Ada keperluan apa Pak memanggil saya?" tanyaku saat aku sudah berada di hadapan mejanya. Pak Jaehyun menatapku datar kemudian menutup map yang baru sempat dia bubuhi tanda tangan sepertinya.

"Kamu masih tanya saya? Mengapa kamu saya panggil kemari? Ini sudah pukul berapa, Y/N? Mana pekerjaan yang saya minta? Kamu itu bisa bekerja atau tidak? Bahkan sudah berapa kali jumlah revisi pekerjaan kamu."

"Pak, bukankah seharusnya itu bukan jobdesk saya? Saya juga memiliki pekerjaan lain yang masih terabaikan karena ini. Mengapa bapak tidak meminta yang lain untuk mengerjakannya Pak? Setidaknya rekan yang sudah terbiasa mengerjakan ini dapat meminimalisir kesalahan."

"Kamu menggurui saya?"

Susah memang jika berbicara dengannya kembali lagi bos tidak akan mau disalahkan itu merupakan pasal satu, jika dirinya salah kembali lagi ke pasal satu dan bawahan yang akan selalu disalahkan contohnya ya aku ini.

"Bukan maksud saya seperti itu Pak, lebih ke arah efisien waktu lagi pula Bapak selalu bicara bahwa pekerjaan saya tidak sesuai dengan apa yang bapak harapkan jadi-"

"Keluar kamu dari ruangan saya," tegasnya.

Yasudah, jika aku dipecat aku berusaha untuk ikhlas, semoga saja aku mendapat pekerjaan yang lebih baik lagi, mungkin memang Tuhan sedang merencanakan hal yang lain untukku.


JAEHYUN AS (COMPLETED)Where stories live. Discover now