2. Arabelle Pulang 🌷

33.8K 3K 265
                                    

"Jangan tanggung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jangan tanggung. Sekalian aja patahkan hatiku - ALVIVA"

🌷🌷🌷

Motor scoopy yang membawa Alvian dan Adiva tiba di depan rumah sang gadis. Adiva sengaja tidak mau turun, karena ia tahu jika sekali saja ia turun, Alvian pasti segera melesat motornya pergi.

"Kak Rean bulan depan mau nikah."

"Bawel! Lo udah ngomong 3x di motor. Sekali lagi, dapat bogem cantik mau?" balas Alvian tidak sabar.

"Maaf, Al. Habisnya dari tadi kamu sama sekali gak kasih tanggapan," ucap Adiva menatap ke arah spion. Dari pantulan kaca spion itu, terlihat Alvian yang tengah memandang lurus ke depan. Adiva paham bahwa jelas sekali jika cowok itu ingin cepat lenyap dari tempat ini juga.

"Gue harus gimana? Lo emang udah ditakdirkan jadi benalu gue. Gue pasrah," jawab Alvian dingin.

"Kamu sama sekali gak ada rasa senangnya? Seenggaknya kita bisa kasih tau ke teman-teman kalo kita udah tunangan. Aku kan udah putus sama kak Rean."

Mendengar perkataan Adiva, Alvian spontan menonjok speedometer motornya. "Lo turun!"

"Tapi ka--"

"TURUN, BEGO!"

Bentakan Alvian membuat Adiva memicingkan mata sejenak sebelum akhirnya memilih untuk turun. Tidak seperti biasa langsung melesatkan motor, Alvian juga ikut turun.

"Sini tangan lo!"

Adiva ragu menyodorkan tangan kanannya.

"Tangan kiri!"

Adiva menurunkan tangan kanan dan mengulurkan tangan kiri. Alvian segera menarik tangan Adiva dan melepas paksa cincin tunangan yang Adiva pakai.

"S-sakit! Pelan-pelan, Al. Plissss." Adiva merasa tulang jari manisnya ditarik paksa hingga memerah. Sialnya, cincin itu tidak kunjung lepas. Ukuran cincin itu memang tidak sesuai. Kesempitan. Alvian sembarang beli ukuran. Oh, lebih tepatnya itu ukuran jari manis Arabelle!

"Sialan!" umpat Alvian melepas tangan Adiva kasar.

Di saat Adiva tengah mengusap jari manisnya yang memerah, Alvian mengedarkan pandangan ke sekitar lantai tampak mencari sesuatu. Akhirnya benda keras ia temukan. Batu!

"Sini tangan lo!"


"Batu? Al, jangan bercanda, Al. Ini gak lucu," ucap Adiva sembari mundur beberapa langkah. Ia bergidik melihat Alvian tersenyum sinis kepadanya dengan batu besar di tangan.

ALVIVA (END)Where stories live. Discover now