31. Penyakit 🌷

24.7K 2K 493
                                    

Pagiii Gaess.
Update lagiii 👍

Apa kabarnya akhir-akhir ini?

Lagi senang/sedih/biasa aja?

Kalo aku lagi puyeng 🤣

🌷🌷🌷

"Namanya juga manusia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Namanya juga manusia ... harus saling membantu kalo ada kesusahan - ALVIVA 2021"


🌷🌷🌷

Pekan ini, Adiva memilih di rumah saja ketimbang pergi. Cewek itu sedang sibuk dengan aktivitasnya, yaitu membuat topi rajut untuk Alvian.

Beberapa hari lagi Alvian akan ulang tahun. Adiva merasa cukup deg-degan karena bagaimanapun, ini pertama kalinya ia merayakan ulang tahun sang tunangan.

Tanpa sepengetahuan Alvian, Adiva sudah merancangkan pesta kecil-kecilan. Adiva akan merayakan ulang tahun Alvian saat cowok itu manggung di acara DWP beberapa hari lagi.

"Hadiah bentar lagi siap. Tinggal kue ...," gumam Adiva seraya merajut topi yang berwarna hitam itu. Adiva tak sabar ulang tahun Alvian cepat tiba. Ia ingin melihat senyuman terukir di wajah Alvian.

Tes.

"Duh. Kenapa sekarang, sih?"

Adiva mencebikkan bibirnya. Ia segera mengusap hidungnya yang menetes darah kental.

"Kena topinya lagi. Gimana ini?"

Adiva menghapus jejak darah dari topi itu. Adiva juga buru-buru menjauhkan benda itu sebelum darah semakin menodainya, lalu mengambil beberapa lembar tissue untuk memberhentikan pendarahan dari hidung.

Adiva menidurkan kepalanya di atas senderan sofa sembari menatap langit. Kepalanya terasa pusing. Sudah beberapa hari ia bergadang demi merajut topi Alvian.

"Ngantuk," gumam Adiva hingga akhirnya memejamkan mata dan terlelap.

🌷🌷🌷

"Adiva? Makan, yuk?"

"Adiva?"

Tidak mendapat sahutan, Lereng mengetuk-ngetuk pintu kamar Adiva.

"Adivaaa? Papa masuk, ya?"

Masih tidak mendapat sahutan, akhirnya Lereng masuk ke dalam kamar Adiva. Pria itu melihat Adiva tertidur di atas sofa dengan kondisi hidung memerah, dan sebuah buntelan tissue yang bercampur darah digenggam Adiva.

"Adiva?! Kamu mimisan lagi?" Lereng menggoyangkan tubuh Adiva. Ia mencium aroma tidak beres.

Adiva tidak merespon sama sekali. Tubuh Lereng langsung menegang. Detik ini, Adiva terkonfirmasi pingsan. Lereng langsung membopong putrinya ke rumah sakit.

ALVIVA (END)Where stories live. Discover now