14. Dalang Kejahatan 🌷

18.6K 1.7K 525
                                    

Lesgooooo.
Part ini usahakan baca semuanya, karena akan jawab kebingungan kalian.
Jangan ada yang ke skip yo.

Jangan ada yang ke skip yo

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

🌷🌷🌷

"Terkadang manusia bisa melakukan segala cara untuk mencapai tujuannya - ALVIVA"

🌷🌷🌷

Arabelle mengezoom foto yang dikirim Dira dengan seksama. Bola matanya membulat. Lidahnya tak berhenti decak. Ini gila, sih! "Ma--"

Arabelle merasakan Dira mencubit lengannya pelan. Dira memberi kode dan mengalihkan pandangan ke arah pintu.

Mata Arabelle ikut mengarah ke sana. Pintu yang baru saja terbuka, menampilkan sosok Adiva yang seperti biasa--pucat dan lemah.

Sebuah senyuman terbit di wajah Adiva seolah tidak terjadi apa-apa. "Assalamu'alaikum. Adiva pulang," ucapnya kemudian melepas sepatu dan taruh di rak.

Hening sekali.

Dira dan Arabelle tidak membalas.

Meong meong meong

Suara Secret memecahkan keheningan. Kucing kuning itu berlari riang dan menyerbu ke arah Adiva dengan ekor yang menggoyang heboh.

Sudahlah Adiva, berharap apa lagi?

Jelas di rumah ini hanya ada Secret yang menyambut kepulangannya. Adiva buru-buru memeluk kucing itu dan mengusap halus pucuk kepala Secret.

"Udah. Jangan main sama kucing. Sana. Sana. Makan. Papamu akan segera pulang dinas. Makan yang banyak. Jangan dikira saya gak kasih kamu makan," ucap Dira kepada Adiva. Giliran begini saja, Adiva baru dikasih makan banyak.

"Ok, Tan. Kalau begitu, Diva makan dulu."

"Ya.Nanti habis makan, itu pecahan vas bunga di lantai beresin. Tadi gak sengaja kesenggol Ara. Terus rumah juga bersihin. Pokoknya semua harus rapi dan wangi sebelum papamu pulang," balas Dira memberi perintah.

"Iya, Tan." Adiva melepas Secret. Baru saja ia hendak jalan ke arah dapur, lagi-lagi Dira memanggilnya.

"Adiva, tunggu. Sini kamu."

Adiva berjalan mendekati Dira dan Arabelle. "Iya?"

Telunjuk Dira mengarah ke belakang. "Itu baju sekalian dicuci."

Adiva menyipitkan mata, kemudian menelan ludah kasar. Ia melihat pakaian kotor yang menggunung. Buset. Itu baju berapa abad enggak dicuci?

ALVIVA (END)Where stories live. Discover now