20. Razia 🌷

15.1K 1.5K 648
                                    

"Jangan sungkan untuk peluk aku di kala rapuh, kawan - ALVIVA"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jangan sungkan untuk peluk aku di kala rapuh, kawan - ALVIVA"

🌷🌷🌷

"Saya kecewa sama kamu, Adiva."

Sesak, tapi tidak terlupakan. Kalimat itu terus terngiang seperti kaset rusak, menemani Adiva duduk sendiri di taman.

"Maaf, pa. Diva gak punya muka buat ketemu papa. Diva udah ngecewain papa," lirih Adiva disertai sebulir air mata yang meleleh.

Buru-buru Adiva menghapusnya. Ia tidak ingin menangis.

Adiva memeluk tas ransel erat sambil bertekuk wajah. Hatinya masih terasa sakit. Ia telah membuat Lereng kecewa. Lagian kenapa Alvian tega mengirimkan foto itu ke Lereng? Ya ... sampai detik ini, Adiva yakin Alvian pelakunya. Adiva tidak curiga sama Arabelle.

"Pa, kenapa jarak kita udah dekat tapi rasanya tetap jauh?" lirih Adiva lagi sembari menenggelamkan wajah ke dalam lipatan tangan.

Berkat kejadian kemarin, hubungan Adiva dan Lereng menjadi sedikit renggang. Adiva bahkan sengaja berangkat lebih awal supaya tidak bertemu dengan Lereng.

BUGH!

"Aw." Adiva meringis kesakitan, mengusap tengkuknya yang sakit karena sebuah bola menghantam keras.

"Aduh, Kak Adiva ternyata! Sorry, sorry."

Dua orang adik kelas yang lagi main voli tadi segera datang menghampirinya.

"Sakit gak?" tanya salah satu dari mereka.

Pakai nanya lagi. Coba saja kepala kalian yang dihantam voli, sakit enggak tuh? Aish. Sudahlah .... Adiva hanya menghela kemudian menarik sudut bibir untuk tersenyum. "Enggak. Maaf ya ... udah duduk di sini, halangin kalian main."

"Kak Adiva gak usah minta maaf, ini salah kami. Kak Adiva biar gue bawa ke UKS, ya?" tanya Tia lagi.

"Iya, Kak. Kak Adiva kemarin habis pingsan, tadi malah kena bola. Takutnya kenapa-napa lagi," ucap teman di sebelahnya bernama Dhea.

"Gak usah, gapapa. Eh--"

Kedua adik kelas itu tidak menerima penolakan, Adiva sudah ditarik paksa oleh Tia menuju ruang UKS.

"Tasku!" teriak Adiva yang sudah agak menjauh.

"Biar gue yang bawa!" sahut Dhea memasukkan sesuatu ke dalam tas Adiva.

Usai melakukan itu, Dhea tersenyum penuh arti saat Adiva tidak lagi melihat wajahnya. Cewek itu kemudian mengacungkan simbol 'ok' ke seseorang yang dari tadi menyimak di balik pohon.

🌷🌷🌷

"Aneh banget. Masa main voli di taman?" tanya Weggyana setelah mendengar cerita Adiva yang habis dari ruang UKS.

ALVIVA (END)Where stories live. Discover now