Cahpter 4 : Janji

26 12 4
                                    

Robert berusaha menambah kecepatan motornya, namun perjalanan mereka harus terhenti, karena ada sebuah truk terbalik membentang menghalangi jalan. Terpaksa mereka harus mencari jalan lain.

Joko menengok ke kanan dan kiri, ia berusaha mencari jalan yang bisa untuk mereka lewati. Hingga akhirnya ia menemukan sebuah gang. Gang itu terdapat banyak sekali cipratan darah dibagian dinding dindingnya, bahkan sebuah mayat tergeletak didekatnya.

“Bert, kayaknya bisa lewat gang itu deh.” Ucap Joko, sambil menunjuk ke arah gang yang ia lihat.

Robert pun menengok kearah gang itu. Dengan tatapan yang kurang meyakinkan Robert berkata,
“Yang bener lu? Tempatnya gak meyakinkan begitu.”

“Terus mau lewat mana lagi? Balas Joko.

Robert pun menuruti perintahnya walau ia juga tidak yakin sepenuhnya pada Joko. Ia menjalankan motornya dan masuk kedalam gang itu. Melihat jalanan yang cukup sempit Joko berinisiatif turun dari motor.

“Udah Bert gua turun aja.”

Joko pun dari motor, tangan kanannya memegang besi belakang motor Robert. Robert akhirnya memutuskan untuk ikut turun. Mereka pun bersama sama menuntun motor itu secara perlahan.

Gang ini sangat sepi. Tidak ada seorang pun yang terlihat. Namun, bau darah sangat menyengat. Sampai sampai sesekali Joko merapatkan kedua lubang hidungnya menggunakan jarinya.

Disela sela kesunyian Robert berkata,
“Ga ada siapa siapa Jok.”

“Stt…” Joko memotong ucapan Robert. Ia menyuruhnya diam, dia sadar ada yang tidak beres disini.

Mereka menyusuri gang dengan sangat berhati hati. Mereka juga mencoba sebisa mungkin untuk tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Setelah berjalan beberapa lama, Robert melihat sesuatu didepannya,

“Joko, ada mayat lagi.” Bisik Robert.

Joko yang sedang menyusuri daerah pinggir langsung menengok kedepan, dia melihat ada mayat menggunakan baju hijau. Mayat itu sepertinya sudah terinfeksi sebelumnya.

“Dia udah digigit, liat lehernya.” Balas Joko, dia menepuk pundak Robert, memberi isyarat untuk bersiap dengan apapun yang akan terjadi setelah ini.

Mereka berjalan semakin dekat dengan mayat zombie itu, semakin dekat,dan kini mereka bisa melihat wajahnya. Ternyata wajah orang itu sudah robek setengah. Darah mengalir dari robekan itu. Robert dan Joko berjalan dengan pelan, berjaga jaga kalau zombie itu masih hidup.
Mereka pun akhirnya melewatinya, kini Robert sudah bisa sedikit bernapas lega.

“Hufftt”

Namun Joko tetap waspada, ia melihat ke kanan, ke kiri dan ke belakang, masih tidak ada siapapun. Namun, kesunyian itu akhirnya berakhir.

“Stop Bert” Bisik Joko, Tatapan  Joko terfokus ke satu rumah, rumah bewarna abu abu yang pintunya terbuka lebar. Sekilas memang hanya terlihat darah dimana mana.

“Kenapa Jok?” Tanya Robert, dia juga menatap ke arah yang sama.

Robert mencoba mencari keanehan yang dilihat oleh Joko. Sampai akhirnya Robert melihat sesuatu, di dalam rumah itu terlihat mayat tergeletak dan satu orang Zombie sedang menyantapnya dengan lahap seakan mayat yang tergeletak itu adalah menu utama disebuah restoran.

Joko dan Robert mencoba berjalan menuntun motornya untuk menjauh, mereka berjalan dengan sangat hati hati. Jantung Robert sudah berdetak tidak karuan, bahkan samar samar ia mendengar suara detak jantungnya sendiri.

Tiba tiba terdengar suara langkah kaki dari arah kiri. Mereka pun berhenti sejenak, Joko menahan motor Robert agar tidak jatuh, sedangkan Robert sudah siap memegang senapannya, dia mengarahkannya kesegala arah. Suara langkah kaki itu terdengar jelas, seperti benar benar berada sangat dekat dengan mereka.

ZombradoxWhere stories live. Discover now