Chapter 9 : Hidup dan Mati

11 2 3
                                    

[Sebelumnya maaf banget ya karena gak update beberapa hari, soalnya emang keadaan yang lagi sibuk banget. Tapi sekarang ku usahain buat update 3 kali seminggu. Jangan lupa vote dan komennya. Oke, selamat membaca!]

9 JAM SEBELUMNYA...

"LU NGAPAIN FI?" Teriak Silvy, dia benar benar tidak percaya dengan apa yang ia lihat barusan.

Stephanie menatap Lutfi dengan tatapan penuh emosi. Sampai sampai ia tidak tega untuk melirik ke bawah, dimana orang orang itu menjadi santapan zombie zombie yang kelaparan.

Lutfi membalas tatapan tajam Stephanie itu, jidatnya mengencang, urat uratnya terlihat menonjol keluar dari permukaan kulitnya.

"Guys, kayaknya kita gak bisa diem disini lama lama deh." Sela Grego, sambil menunjuk ke ujung gedung.

Ternyata beberapa orang sudah berhasil menerobos naik ke lantai 2 diikuti zombie zombie yang buas dibelakangnya.

"Kita selesaiin nanti, liat lu, gak akan gua kasih ampun." Ancam Stephanie.

Mereka pun berlari sekencang yang mereka bisa, Grego hampir terpeleset saat berada ditikungan untungnya kaki besarnya bisa menahannya.

Silvy yang tertinggal menengok ke arah belakang, orang orang itu mencoba masuk ruang kelas, namun sialnya ruangan itu terkunci. Ya, orang orang itu pun menjadi korban selanjutnya. Tidak ada yang selamat.

Mereka pun sampai di depan kelas 12 IPA 9. Tanpa pikir panjang Stephanie yang lari paling depan langsung membuka pintu kayu itu. Disusul oleh teman temannya dibelakang. Sepersekian detik setelah semua orang masuk, Stephanie langsung menutup pintu itu rapat rapat. Akhirnya mereka bisa bernafas lega untuk beberapa waktu.

"Silvy, ini semua gara gara bokap lo." Ucap pria berkacamata itu sambil terengah engah.

"HAH? MAKSUD LO?"

Silvy kembali tersulut emosi, benar benar tidak ada habisnya pertengkaran ini.

"IYA, DIA YANG BAWA KUMPULAN MAKHLUK ITU KESINI!"

Teriakan Lutfi yang sangat kencang itu menggema keseluruh ruangan. Tentu teriakan itu memancing zombie zombie yang ada disekitar kelas untuk mendekat.

"FI, LU BARUSAN AJA NGEBUNUH ORANG." Balas Stephanie, kini emosinya benar benar tidak terkontrol. Tangan kanan wanita itu menunjuk tepat ke wajah Lutfi.

Grego yang lelah dengan ulah mereka bertiga hanya bisa menundukan kepala. Ia pun berjalan kearah jendela dan menutup semua gorden yang terpasang. Tak disangka cara itu berhasil, karena tidak bisa melihat mangsanya, zombie zombie itu langsung terdiam kebingungan.
Grego berjalan kearah tiga orang itu sambil dengan masih keadaan menunduk.

"Kalian ini bener bener ya, lagi disituasi genting gini aja masih sempet sempetnya ribut."

3 Orang itu pun terdiam seketika. Suasana kelas menjadi hening.

"Silvy, tadi gua liat orang yang dibonceng bokap lu, dia ngebawa senapan. Mungkin dia bisa ngebantu kita." Ucap Grego dengan sangat tenang. Lutfi yang mendengarnya langsung terkaget, matanya terbelalak. Hingga kemudian ia berkata,

"Yang bener lu? Udah Vy, coba hubungin bokap lu."

Stephanie yang masih sedikit emosi kembali menatap Lutfi, Grego sudah mulai kehilangan kesabaran tapi ia masih bisa mengontrolnya.

"Coba vy ada sinyal gak?" Tanya Grego.

Silvy langsung mengeluarkan handphone miliknya dari dalam saku roknya. Ia menyalakanannya sambil berharap keajaiban hadir. Benar saja, sinyal itu muncul kembali.

ZombradoxWhere stories live. Discover now