00:12

680 226 11
                                    

Pada akhirnya Princess di antar pulang oleh Arsen sampai rumahnya. Sebenarnya Princess sejak tadi khawatir mencari keberadaan para sad ghost, tapi ia rasa mereka bisa menjaga diri masing-masing. Ya namanya juga hantu, bisa datang dan pergi kapan saja.

Tingkat kemodusan Arsen memang patut di acungkan dua jempol. Karna dengan mengantar Princess, ia bisa tahu alamat rumah gadis cantik yang ia sebut-sebut bocil ini.

"Ini terakhir kita ketemu, aku pastiin kita gak akan pernah ketemu lagi!" sewot Princess.

"Hehe. Gak janji ya, besok-besok siapa tau kita bareng lagi"

Princess menggeram emosi, ingin rasanya saat ini juga Princess melempar banyak umpatan untuk pria tak waras di sampingnya ini, tapi kenyataannya ia tak berani.

Harus Princess akui, Arsen lebih tampan dari Bara maupun Nino. Tapi bukan soal fisik yang sedang Princess cari, melainkan etitude dan moral dari siapapun lelaki yang dekat dengannya.

Princess orangnya mudah bergaul. Bahkan dengan Vivi saja teman kerja'nya bisa sampai sejauu ini berteman baik. Sulit baginya menjadi orang yang belagu, ia mudah menerima banyak temen dalam hidupnya tapi tidak mudah kembali jika sudah terlanjur di kecewakan seseorang.

Saat Princess mau keluar dari mobil Arsen, pria itu malah dengan beraninya menahan pergelangan tangan Princess.

"Ish, apalagi sih?" kesal Princess.

"Makasih'nya mana?"

"Makasih"

"ETS NO! gua gak mau makasih aja," pria itu menyodorkan ponselnya, "Bagi nomer hape"

"APA? GAK! AKU GAK MAU NGASIH NOMER AKU SAMA ORANG GAK WARAS KAYA KAMU!"

Akan semakin pusing dan rumit apabila Princess memberikan nomer ponselnya pada Arsen.

Princess benar-benar tak berniat mau berteman apalagi dekat dengan Arsen yang ia anggap gila.

"Oke gak masalah" ucapnya santai.

Princess segera keluar dari mobil Arsen.

Senyum Arsen melambangkan bahwa ia bisa mendapatkan nomer ponsel Princess tanpa harus memintanya langsung pada sang pemilik.

Sebelum melajukan mobilnya kembali, Arsen sempat-sempatnya menunjukan tanda kiss bye untuk Princess. Lantas Princess hanya memutar bola matanya malas dan segera berlari hendak masuk ke dalam rumahnya.

....

Bagaimana dengan nasib para sad ghost dan juga Ofi?

Mereka saat ini sudah berada di atas pohon bambu. Sejak mabuk di rumah Bara, mereka memutuskan untuk tidur saja di tempat lain.

"Kepalaku masih tuing-tuing" ucap Jaenab.

"Sama. Sepertinya minuman itu beralkohol" tebak Hayati.

"Tapi kenapa judulnya ANGGUR MERAH? Seharusnya kan rasanya enak seperti anggur, tapi mengapa malah kita menjadi tidak waras?" tanya Ofi kebingungan.

"Mungkin terbuat dari anggur juga. Tapi yasudahlah yang penting sekarang kita semua sudah kembali normal. Aku fikir efeknya tidak akan pernah hilang sampai kiamat" ucap Minah.

Karna sudah mulai dalam keadaan normal, maka mereka memutuskan kembali ke rumah Princess.

Mereka harus bertemu dengan Princess dan menceritakan kejadian konyol ini. Meskipun tidak ada guna'nya setidaknya pengalaman ini harus di bagi, agar Princess nanti tidak merasakan hal yang serupa.

__________

Princess terkejut dengan kehadiran Nino bersama gadis lain yang tidak sama sekali Princess kenali.

"Nino? Sejak kapan disini?" tanya Princess.

"Baru tadi kok Princ, gue kesini cuman mau kasih tau kalau..."

"Kalau saya dan Nino akan menikah satu minggu lagi, dan ini surat undangannya" kata perempuan itu lalu menyodorkan surat undangan yang memang nyata tertera nama keduanya.

Ada sedikit rasa sakit yang Princess rasakan, namun ia harus menerima ini semua karna mungkin Nino memang bukan jodohnya.

Lagipula selama ini Princess tidak meyakini pria itu, dan mungkin inilah jawaban dari ketidak yakinan Princess terhadap Nino.

"Wah selamat ya. Princess pasti dateng kok!" ucap Princess.

"Maaf ya Princ, selama ini gue gak bilang soal Jesica. Sebenernya Jesica ini cewek yang di jodohin sama bokap nyokap, awalnya gue nolak terus karna gue teramat sayang sama lo. Tapi setelah kehadiran Bara, disitu gue sadar kalau lo emang anggap gue nyata temenan"

"Maafin Princess ya Nino. Mungkin emang kita gak jodoh. Semoga pernikahan kalian lancar"

Setelah mengatakan itu Princess tersenyum hambar, lalu ia segera masuk ke dalam rumahnya.

Ck! Apasih yang aku pikirin? Aku harusnya bahagia liat Nino mau menikah, se-enggaknya dia gak terluka karna aku gak pernah bales cintanya.

Apa yang saat ini Princess rasakan, boleh jadi hanya sekedar sedikit perasaan yang muncul karna lama keduanya bersama meskipun hanya sebatas teman.

Nasi sudah menjadi lontong, jadi apa boleh buat? Siap tidak siap, Princess harus kehilangan Nino.

Di dalam kamar, Princess sudah melihat ke-empat kuntilanak itu sedang berbaring di atas soffa.

Mereka nampak kelelahan.

"Kalian kemana sih pas di rumah kak Bara? Aku cari kalian tau!"

Ofi maju berhadapan dengan Princess, ia menceritakan semua kejadiannya.

Sungguh Princess merasa terhibur dengan apa yang mereka alami, bahkan di saat menerima surat undangan dari Nino dengan gadis lain, saat ini Princess masih mampu tertawa.

"HAHA kalian ada-ada aja. Lain kali baca dulu minumannya ada kandungan alkohol-nya atau enggak" ucap Princess menasehati.

"Princess itu surat undangan siapa? Siapa yang menikah?" tanya Jaenab kepo.

"Nino. Dia akan menikah minggu depan"

"APA ADA DANGDUTAN'NYA?"

"Aku rasa Nino gak suka dangdut. Ya mungkin cuman ada pesta gitu kaya dansa atau apalah."

"KAMI NA IKUT BOLEH?" tanya ke-empat kuntilanak itu bersamaan.

"Aku juga gak tau mau datang sama siapa. Kak Bara kayanya marah sama aku soal tadi, buktinya chat aku gak bales-bales"

"Kau datang dengan pria yang mengantarmu saja tadi" usul Ofi.

"Gak! Aku gak mau dan gak akan pernah mau"

"Kalau kamu gak dateng, Nino akan menganggapmu cemburu" ucap Minah.

Benar juga!

Jadi, Princess akan tetap datang walaupun tanpa fatner. Agar Nino tidak beranggapan dirinya tak terima dengan pernikahan itu.

Tak apalah datang ke pesta pernikahan bekas gebetan sendirian, ya daripada tidak datang sama sekali. Setidaknya dapat menikmati hidangan lezat disana.

SAD GHOST GENERATION FIVE ✓Where stories live. Discover now