00:18

631 225 23
                                    

18 CHAPTER OY!
______
ENAK NYA DI LANJUT SAMPE CHAPTER BERAPA YA?

*****

Hari berlanjut pada hari berikutnya, seperti biasa, Princess kembali ke tempat kerja. Ia slalu bersemangat dalam urusan mencari cuan agar cepat kaya. Oh tidak, tentu bukan untuk cepat kaya, melainkan ia memang senang melakukan kegiatan bekerja.

Toko sedang tidak begitu ramai, jadi Princess bisa beristirahat sambil sesekali mengunyah satu donat yang ia jadikan cemilan. Tak apalah, lagipula bu Susi kan orang baik, jadi tak masalah jika hanya beberapa donat di habiskan oleh karyawannya.

Di saat sedang asik mengunyah donat, tiba-tiba terdengar suara klakson motor yang Princess kenali itu kendaraan milik Arsen.

Pria itu memang sudah biasa beberapa hari ini pergi ke tempat kerja Princess setelah pulang sekolah.

"Hai by" Arsen kemudian duduk di samping Princess.

"Kamu ngapain kesini Arsen? Akukan udau bilang di WA buat gak perlu kesini lagi?"

"Ya gua harus tau alesan'nya. Kenapa? Biasanya juga lo gak masalah gua kesini?"

Jujur saja, ucapan Bara masih terngiang-ngiang dalam pikiran Princess.

Apakah benar Arsen memang suka memainkan perasaan wanita? Ia mendekati Princess, hanya untuk sekedar mencoba?

"Kar-karna aku gak mau aja kamu kesini terus! Kamu ganggu"

Padahal sebetulnya keberadaan Arsen tidak sama sekali mengganggu, justru pria itu sering kali membantu Princess dalam pekerjaannya. Tanpa rasa gengsi sedikitpun, Arsen sering bergelut dengan piring-piring maupun gelas kotor di atas wastafel.

"Apasih gak jelas. Eh udah makan belum? Gua bawain ini---" Arsen mengeluarkan plastik yang berisi makanan, ia menyimpannya di atas meja lalu membuka plastik tersebut.

Rupanya Arsen membawa ayam geprek kesukaan Princess.

Semenjak bersama Arsen, Princess jadi menyukai makanan pedas.

"Gak laper" jawab Princess acuh.

"Kenapa sih? Marah sama gua? Tapi soal apa?" tanya Arsen bingung.

"Enggak. Kamu mending pergi dari sini"

"Gua butuh jawaban bukan usiran. Jadi jawab pertanyaan gua, gua salah apaan?"

"AKUKAN UDAH BILANG, PERGI DARI SINI!!"

Arsen menatap Princess cukup lekat, ia hanya ingin tahu, mengapa gadis kecil ini berubah? Padahal kemarin-kemarin mereka baik-baik saja, bahkan Arsen meyakini bahwa Princess menyimpan perasaan untuknya.

"Kenapa by? Bilang sama aku, apa salah aku?"

Suara halus dari Arsen menggambarkan bahwa pria itu sungguh tulus menyayangi Princess, tapi mengapa sejak perkataan Bara ada di pikirannya, ia merasa bahwa Arsen hanya sedang membuatnya semakin luluh dan lemah saja.

"Ka-kamu gak salah. Kamu sebaiknya jauhin aku, karna aku udah balikan lagi sama abang kamu"

"Lo pikir gua percaya gitu?"

"Terus aku harus buktiin apa biar kamu percaya?"

"Telfon abang gua, suruh dia kesini, peluk dia depan gua. Setelah itu, gua percaya!"

"Oke"

Princess segera menelfon Bara, dan setelah Bara mengangkat telfonnya, ia meminta Bara segera pergi ke tempat kerja'nya. Walaupun sibuk, Bara mau menyempatkan waktunya untuk pergi ke tempat kerja Princess.

20 menit kemudian, mobil Bara sudah terparkir di depan toko, lalu pria itu keluar dari mobil dan dengan cepat Princess menghampiri lalu memeluknya.

"Lama banget, aku kangen.." ucap Princess bermanja tak seperti biasanya.

Bara tersenyum lalu mengusap puncak kepala Princess, "Kamu ada apa nyuruh kesini sayang?"

"Gapapa, aku cuman kangen aja sama kamu."

"Kamu udah makan?"

"Belum,"

Arsen yang melihat itu, ia mengepalkan tangannya emosi. Setelah itu ia melewati keduanya begitu saja dan pergi.

Princess melihat kekecewaan pria itu, bahkan mata Arsen tak bisa membohongi bahwa ia sangat terluka.

Hanya kata maaf yang terlintas dalam hati Princess, ia tak tahu harus melakukan apa agar Arsen benar-benar menjauhinya.

"Sejak kapan tu bocah ada disini?" tanya Bara.

"Baru kok. Tadi cuman mesen minuman aja,"

Bara mengangguk percaya, "Yaudah kita makan bareng ya? Aku beli dulu ke kafe sebelah. Kamu tunggu disini aja"

"Siap pak bos!"

"Gemes banget si" Bara mencubit pelan pipi Princess.

***

Arsen galau merana, saking galau'nya ia hanya mengurung diri di kamar.

Biasanya ia pergi ke tempat tongkrongan, tapi rasanya hari ini ia lebih baik berdiam diri di kamar dan mencoba melupakan bayang-bayang gadis yang berhasil membuatnya seperti orang bodoh.

Saking kecewa'nya, Arsen sampai memblock nomer Princess.

Ini benar-benar menyakitkan! Dan belum pernah Arsen merasakan keadaan semenyakitkan ini.

Matanya mulai memanas, dan kemudian air mata menetes dari matanya.

Sungguh, hanya Princess yang berhasil membuatnya segalau ini sampai harus menangis seperti manusia lemah.

"Gua pikir, lo ada perasaan sama gue Princ. Nyatanya enggak! Entah lo yang cuman ngasih harapan palsu, atau gua yang terlalu berharap."

"HAHAHA LO EMANG SIAPA, BISA BIKIN GUA SEGOBLOK INI SAMPE HARUS NANGISIN LO? CANTIK EMANG LO? RIBUAN CEWEK KAYA LO BISA GUA DAPETIN!!"

"ARGHHHH!!! SIALLLLL BAYANG-BAYANG MUKA LO TERUS ADA DALAM PIKIRAN GUA. KENAPA HAH? LO GAK BISA GITU LENYAP AJA DARI PIKIRAN GUA? SENGAJA KAN LO BIKIN GUA GILA?"

"HAHAHA! AYOLAH ARSEN, CEWEK ITU CUMAN MAINAN BUAT LO. JANGAN CUMAN KARNA SATU CEWEK KAYA DIA, LO JADI SEGILA INI"

Terus saja Arsen meracau, ia nampak betul-betul frustasi sampai tak memikirkan keadaannya sendiri yang sejak tadi mengurung diri di kamar tanpa sedikipun mengunyah makanan. Yang ia lakukan hanya menghabiskan waktu dengan amarahnya.

Bukankah ini sangat membahayakan kesehatannya?

Lalu siapa yang perduli? Tentu saja tidak ada.

SAD GHOST GENERATION FIVE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang