Karsa

897 59 3
                                    

"Cakupan besar manusia kan omnivora, Kayla"

Kayla menatap Tian dengan penuh tanda tanya. "Emang ya?". Jujur saja Kayla tipe yang mempelajari, mengerjakan lalu melupakannya.

"Iya!" Tian memandang Kayla kesal. Gadis ini tidak percaya takdir, tidak percaya juga dengan ucapannya dan lagi selalu melupakan pelajaran dengan begitu mudah.

"Makanan kesukaan Kak Tian apa?"

"Kay, jangan panggil gue dengan sebutan kak bisa?"

Kayla meminum jus yang ia pesan menatap lelaki dihadapannya "Terus? Mau dipanggil apa? Jangan menolak tua gitu!"

"Bukan gitu sayang"

UHUK! Kayla tersedak jus yang diminumnya, sialan.

Tian tertawa puas melihat reaksi Kayla.  Padahal ini berbahaya jika Kayla tersedak minuman tapi bagi Kayla ini lebih bahaya untuk hatinya.

"Kita kan lagi ngga di sekolah jadi ya santai aja" Tian mengambil tisu dan memberikan kepada Kayla "bisa kan?"

"Iya iya!"

Tian tersenyum mendengar persetujuan dari Kayla. Matanya terus menatap mata indah milik Kayla, mata yang biasa menatap Tian untuk memberikan kekuatan dan tangan serta kehadirannya yang membantu Tian untuk bangkit.

"Kayla"

"Kenapa?"

"Lo sayang gue?"

Kayla tertawa mendengar perkataan itu, pertanyaan macam apa ini?

"Lo sayang diri lo sendiri ngga?" Tanya Kayla

"I think? Terkadang sayang terkadang ngga sih"

"Kalo lo sayang dan cinta dengan diri sendiri, gue rasa kita mencintai orang yang sama"

Tian tersenyum, itu tandanya Kayla menyayanginya kan?

.

Menjelang malam dua pasang teman ini belum juga memilih untuk pulang. Padahal Kayla sudah mengajak pulang tapi kata Tian, kapan lagi kita bisa gini, Kay? Anggap aja healing bareng sama aku ya.

Kayla juga bingung dengan lelaki di sampingnya ini, terkadang menggunakan aku atau gue, mau tidak mau Kayla juga harus mengimbangi.

"Kayla, kamu mau ibadah dulu?"

"Oh! Kebetulan lagi ngga"

Tian sedikit bingung dengan apa yang Kayla maksud, jujur saja dia dengan Kayla berbeda dan dia memilih untuk diam agar bisa bersama Kayla saat ini, egois? Memang.

"Tian aja yang ibadah, aku tunggu sini"

Tian menatap Kayla dalam apa gue harus kasih tau ini sekarang, Kay? Gue belum mau kehilangan lo dan ngga akan pernah mau, Kayla..

"KAK"

"Aku ibadah di rumah aja, Kay. Ayo aku antar pulang dulu" Tian tersenyum menatap Kayla dan mengenggam tangannya erat, seperti memberitahu jika Tian tidak mau kehilangannya.

Kayla tersenyum mengikuti langkah kaki Tian dan menatap tangan yang dituntun oleh lelaki yang sekarang sudah dianggap sebagai rumahnya.

.

Kayla sampai di rumahnya, memasuki kamar yang sangat nyaman.

LENGKARA (end)Where stories live. Discover now