Tangguh

668 44 0
                                    

Kayla berbaring di kasurnya, tangannya masih bergerak perlahan untuk membaca chatnya bersama Tian. Berharap lelaki itu mengiriminya sebuah pesan.

Kak Tian
"Belum tidur, Kay?"

Damn.

Kayla mengerjapkan matanya sedikit membuka mulutnya karena chat yang dikirimi Tian, dia memang ingin Tian menghubunginya namun tidak tiba-tiba seperti ini.

Aduh gimana ini. Kayla menenangkan dirinya sebelum membalas pesan Tian.

Kayla
"Belum kak"

Kayla segera menyentuh home di handphonenya, jujur saja Kayla malu.

.

Dini hari, waktu Kayla sahur.

Kayla memilih untuk tidak terlalu banyak mengisi perutnya, dia masih kenyang karena kemarin berbuka puasa. Rakus, pikirnya.

Ia segera berjalan menuju kamarnya, menunggu waktu imsak dan juga subuh. Kakinya menuju meja belajarnya, melihat bukunya yang berserakan.

Tangannya mulai membersihkan satu persatu buku pelajaran yang ia miliki, biasanya sambil menunggu waktu sahur ia akan membaca sedikit materi, tapi karena kali ini libur ia memilih berlibur juga untuk membaca buku.

Tangannya terarah pada satu buku tulis saat ia kelas 10.

"Masih ada aja ini? Perasaan gue udah masukin semua"

Tangannya tergerak untuk membuka buku tersebut, buku matematika.

"Nyesel gue buka"

Halaman pertama saja dengan tulisan seperti ceker ayam dan tip-ex yang berantakan. Ia tertawa geli melihat sehancur apa tulisannya saat itu.

Kayla terus membuka buku itu hingga halaman terakhir. Dihalaman ini dimana semua menuliskan apapun yang mereka inginkan, entah kesal atau nama orang yang mereka sukai.

Kakel osis itu cakep gile, tapi yang basket juga cakep.

Mtk ribet banget anjir

Gurunya galak

Jajanan kantin sini mahal, salah masuk sekolah ini mah.

Kayla tertawa melihat semua keluh kesahnya dibuku ini. Jujur saja jajanan kantin disini memang mahal.

Matanya terus menyusuri bagian-bagian lain untuk mencari hal yang menarik disini

Yang osis kemarin temennya manggil Tian, namanya Tian berarti.

Oke, NAMANYA TIAN

Kayla tersenyum kecil. Ternyata, Kayla lebih dahulu mengenal Tian daripada Rangga.

Sehingga dalam lembar berikutnya ia menulis bagaimana ia tau nama Rangga.

Huft

Kayla menghela nafas, ternyata semua berawal dari sini. Andai Kayla memperhatikan Rangga saat itu, tidak akan berakhir seperti ini. Dan ia juga tidak akan bodoh dalam hal Matematika.

.

"Lo harus bersyukur Kay, bisa ngelewatin semua ini sampai sekarang"

"Iya, tapi kalau gue ga ketemu dia gue akan lebih bersyukur Ca"

Kayla bisa mendengar helaan nafas Aca disebrang sana. Ini sedang puasa, tapi mereka malah gibah, jangan ditiru.

"Lebih baik lo bersyukur gimana bisa lo ngelewatin semua masalah yang lo hadapi. Inget ga apa aja? Banyak Kay banyaak"

"Perselingkuhan bokap lo, kepergian dia dan saat lo muda gini harus ngerasain yang namanya dikhianatin sama lelaki. Rangga brengsek emang ya"

"Omongan lo, lagi puasa jugaa"

"Kenyataan tapi, jadi lebih baik bersyukur. Ngga ada gunanya juga nyesal sama pertemuan, terima semua hal yang udah terjadi di diri lo. Belajar damai sama diri sendiri walau sulit."

"Lo tangguh, pasti bisa"

Kayla tersenyum mendengar semua omongan yang ia dengar pagi ini, membuka paginya menjadi lebih indah.

"Gue tangguh dan lo lebih tangguh"

Kayla tangguh, tetapi Aca lebih tangguh darinya.


LENGKARA (end)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن