Tentang Kita

578 34 7
                                    

Kayla menatap Tian yang kini berada tepat didepannya, mengeluarkan senyuman canggungnya. Sebenarnya, dia sangat ingin memukul Tian sekarang, membuatnya menunggu seperti ini sangat melelahkan.

Tian mengelus pundak Kayla, menatapnya dengan senyum. "Maaf ya, tadi aku ada bahasan sedikit sama anak-anak yang lain"

Aku?

Kristian meraih tangan Kayla, menggenggamnya dan membawanya menuju kendaraan yang ia bawa. Senyum yang ada tidak pernah dihilangkan, jujur saja Kayla sedikit bingung dan takut saat ini.

Kayla menatap jalan sekitar, ingin bertanya namun ia ragu.

"Kak"

"Hm? Kenapa?"

"Daritadi kayaknya senang banget, ada apa deh?"

"Oh, ngga ada apa-apa Kayla"

"Bohong"

"Kalaupun ada, bukan urusan kamu juga kan?"

Deg.

Kayla memilih diam, perkataan Tian tadi cukup membuatnya terkejut. Kayla tidak pernah terbayang kalimat itu akan keluar dari mulut Kristian semudah itu.

Kita ini sebenarnya apa?

Gue tau kak, ngga akan pernah dan ngga akan bisa ada kata 'kita' antara lo dan gue.

Kayla ingin turun sekarang juga.

*

Kayla menonjok lemari dengan kasar, menatap dirinya dicermin, mengingat semua omongan Kristian tadi cukup membuatnya hilang kendali. Kayla merasa, ia bukanlah Kayla yang dulu, merasa ada sosok lain di dalam dirinya.

Ia menghembus nafas, mengambil tas kecilnya dan menuju taman dekat rumahnya, untuk yang kesekian kalinya.

Taman ini pernah gue datangi sama Tian.

Kayla meraih sekotak susu yang ia beli, menghabisinya dengan cepat dan membuat kotaknya hancur. Saat ini, pikirannya benar-benar bercabang. Kenangan dari masa lalunya yang kembali teringat, ketakutannya akan masa yang akan datang dan lelahnya rasa yang ia hadapi saat ini.

Ia mengusap wajahnya kasar dan berteriak frustasi, Kayla paham seseorang sering merasakan hal ini tiba-tiba, ia sangat ingin menangis sekarang juga.

Sialan, hidup ini memang sial.

"Syukurin hidup yang ada sekarang, banyak orang diluar sana bersusah payah untuk bertahan hidup, Kay."

Suara dari punggung Kayla, seakan bisa mengetahui apa yang sedang ia pikirkan saat ini. Ia memutar tubuhnya, mendengus kesal dengan sosok yang ada didepannya sekarang.

"Apasih? Stalker ya lo?"

Bagja menaikan alisnya, memandang remeh Kayla dan berjalan menduduki bangku taman. "Ada orang mau stalk lo? Kurang kerjaan"

Bagja meraih permen relaxa yang dibawanya, menyimpan bungkusnya lagi kedalam kantung jaketnya.

"Jangan bilang lo tau tempat ini dari Tian?"

"Bukan urusan lo"

Bagja menarik tangan Kayla, menyuruhnya duduk disampingnya, menatap gadis didepannya ini kesal. Keras kepala.

LENGKARA (end)Where stories live. Discover now