Harsa

698 47 4
                                    

"Gue mau kolak!"

"Bubur sumsum lebih enak, Kay!"

"Kolak pisang lebih enak Acaaa"

Ibu penjual takjil itu tersenyum melihat kelakuan anak muda di depannya ini. Mengingatkan dirinya pada anaknya. "Kalian kenapa ribut begini? Kalau mau beli duanya aja ya"

"Hehe iya bu. Saya mau kolak pisang satu, ini kutu satu mau bubur sumsum"

Aca tersenyum kesal kepada sahabat di sampingnya itu, untung saja saat ini dia sedang puasa. "Lo nguji iman gue ya, Kay?"

"Orang sabar disayang Allah kawan"

Kayla tertawa melihat kelakuan dirinya dan Aca. Benar-benar bersyukur ia bertemu orang seperti Aca.

Mata Kayla menyusuri luasnya jalanan. Puasa sudah dimulai dan sekolah pun diliburkan 2 minggu awal. Matanya menyipit ketika melihat sosok yang ia kenal, Aji.

Kayla tersenyum dan segera menepuk bahu Aca. "Ca, itu cowo lo!"

"Hah? Cowo apaan anjir? Terakhir pacaran aja kapan, ngaco lo"

"Aji!"

Aca segela mengikuti arah pandangannya seperti Kayla, disana ada Aji. Ia tersenyum "Ngga ah, Kay. Tapi dia cakep ya"

"Cakepan Bagja gak sih?"

"Jadi lo suka Bagja apa Tian?"

"Ngga ada"

"Bohong"

"Ngeyel lo"

Aca menatap mata Kayla dengan tatapan seolah sebagai detektif konan yang sedang menyelidiki kasus serius. "Tapi mata lo mengeluarkan aura aura cinta"

Kayla mengedipkan matanya dengan cepat dan membiarkan Aca berdiri disana. "Matamu!"

.

Malam ini Kayla buka puasa bersama ibu, seperti biasanya. Kolak pisang yang tadi ia beli bersama Aca sudah dihidangkan di meja, ada juga es buah dan kue seperti biasanya.

Kayla dan ibu selalu memakan makanan ringan, setelah ibadah ia baru memakan makanan berat. Kali ini dia benar-benar merindukan sosok ayah, mengingat banyak hal yang sudah ia lewati.

Kayla ingin cerita ke ayah bagaimana perjuangan dirinya memasuki SMA, bagaimana ia bisa bertemu sahabat sebaik Aca, dan bagaimana hatinya dihancurkan oleh Rangga.

"Kayla"

"Iya bu?"

Kirana tersenyum mengelus kepala putrinya. "Tetap temani mama disini ya?"

"Kok ibu ngomong gitu? Kayla akan selalu ada disini, disamping ibu. Selalu sama ibu, ibu harus liat gimana nanti Kayla masuk kampus incaran Kayla, gimana Kayla berjuang sampai akhir nanti. Kayla akan terus sama ibu"

Kirana tersenyum. "Iya Kayla"

.

"Puasa satu selesai! Hari ini alhamdulillah lancar ya, semoga aja besok dan seterusnya akan sama."

Selesai buka puasa, selesai sholat tarawih, kini giliran Kayla untuk bersantai di kamarnya. Saat bulan ramadhan seperti ini akan banyak acara yang tayang.

Ting!

WhatsApp

Aca
Online

"Selamat berbuka puasa ibu Kaylaa"

"Telat! Gue udah abis 3 piring wkwk"

"Ngga heran sih"

"Lo buka puasa kaya bales dendam"

"Maksudmu apa ya?!"

"Ngga🙏"

"Kekasih lo ga ngucapin selamat berbuka?"

"Kata meme ig ya, kalau pacaran pas puasa pahalanya cem bocor, Ca🙏"

"Lagi pun gue ngga ada pacar, kenalkan abang lo ke gue kayanya bisa deh"

"Ngga akan sih"

"Ya kali gue punya kaka ipar kaya lo"

"Hati unyil gue tersakiti."

"Alay"

"Titan ngga ngucapin selamat berbuka?"

"Tian ca, tian:)"

"Suka-suka gue"

"Ngga tuh, ngga harus juga lagian"

"Jangan-jangan dia ngga puasa?"

"Ngaco lo!"

"Mana tau kan?"

"Pacar Aji diem aja"

":)"

"Do'akan ya"

Selalu seperti ini, Aca menemaninya setiap malam. Ntah untuk membicarakan hal-hal random atau untuk bergibah bersama.

.

Kayla menatap jam dinding di kamarnya, 21.15

Ia menghela nafasnya berat, ia merasa sepi ketika tidak bicara sehari saja dengan Tian. Seperti menanyakan bagaimana harinya? Dan sedang apa dia disana?.

Terakhir mereka jalan berdua dan Tian menceritakan banyak hal, bercerita bagaimana ia menolong ibu dan bagaimana lelahnya dirinya saat ini.

Jari tangannya tertuju ke dalam roomchat dirinya bersama Tian, membaca ulang isi pesannya bersama Tian. 

Terkadang membaca dengan penuh senyuman, kesal, malu dan juga sedih.

"Belum tidur, Kay?"

Sial.

Tian mengiriminya pesan dan saat itu pula Kayla membacanya.


Bersambung..

note: Harsa artinya kebahagiaan

LENGKARA (end)Where stories live. Discover now