Luka

652 43 5
                                    

Hari demi hari Kayla lalui tanpa ada sosok Tian di hidupnya. Mencoba untuk menjauhi Tian adalah satu hal yang Kayla inginkan.

Datang ke sekolah namun menghindari sosok Tian, pulang paling awal dan berangkat paling awal. Pikirannya saat ini hanya fokus, fokus dan fokus dengan dirinya sendiri.

Minggu ini rasanya sunyi, tidak ada hal spesial di hidupnya. Kayla menatap langit langit kamarnya. Bayangan pesan, suara dan paras Tian masih terukir jelas diingatannya.

Tahan Kay, jangan nangis. Tangannya mengepal kuat mengingat pesan terakhir dari Tian. Bagi Kayla, ini sudah warning yang kuat untuk dirinya berhenti mengharapkan Tian.

 Bagi Kayla, ini sudah warning yang kuat untuk dirinya berhenti mengharapkan Tian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Senyuman lirih terukir di bibirnya. Bagi Kayla, Tian adalah sosok yang baik. Sekalipun waktu yang ia habiskan dengan Tian hanya sebentar, namun Tian membantunya merasakan bahagia walau sesaat. Dan Tian juga membantunya untuk sembuh walau Tian memberikan luka lagi yang lebih dalam.

.

Sahur menjelang akhir puasa rasanya membuat Kayla malas. Selain menu sahurnya, ia juga mulai lelah dengan kondisinya saat ini.

"Kay, kita di Jakarta dulu aja ya. Nanti kalau ibu ada waktu kita baru pulang kampung. Gapapa, ya?"

"Iya bu, gapapa"

Namun, Kayla sedikit kecewa. Saat ini rasanya ia sangat ingin jauh dari kota ini, jauh dari semua hal yang berbau dengan masa lalunya.

Menelusuri kota saat masih bersama sebagai pasangan yang bahagia adalah kesalahan besar saat sudah berpisah. Meskipun raganya sudah jauh, namun kenangannya masih terekam jelas.
Sudut kota yang memiliki kenangan yang berbeda. Di tempat lain teringat apa hobinya, di tempat lain pula teringat apa makanan kesukaannya.

Menjauhi hal itu hanya agar hati kita tidak terluka untuk kesekian kalinya. Tidak bisa menyalahkan semesta, apa lagi Tuhan tentang ini semua. Terima apa yang sudah terjadi, tanpa harus membenci.

.

2 hari kemudian..

Takbir terus berkumandang hari ini, bertemunya sanak saudara yang dinanti, hari ini akhirnya tiba. Hari Raya Idhul Fitri

Kayla tersenyum senang, memakai baju baru yang ibu belikan untuknya.

Kirana menghampiri Kayla di kamarnya, mengajak untuk ibadah. "Duh cantik banget anak ibu"

Kayla tertawa, menggenggam tangan ibu dan salam kepadanya. "Maafin Kayla ya bu. maaf Kayla kadang buat ibu sedih, buat ibu ketar ketir sendiri hehe."

Kirana mengelus pelan kepala Kayla, tersenyum dengan mata yang berbinar. Anaknya kini sudah semakin tumbuh. Dan tahun ini, hari raya yang dilakukan tanpa suaminya. Sama seperti tahun lalu, dan mungkin tahun yang akan datang.

"Sama sama ya Kay, maafin ibu juga. Ibu tunggu di bawah ya. Jangan lama lama anak gadis." Ucap Ibu

Ting!

Kayla mengambil handphone nya. Ini pasti Aca! Batinnya.

Aca♡
Mengetik..

Gue tunggu di masjid yaaa, maaf maaf an disana aja kita hahah

Ocees boss

Kayla menekan tanda back dari roomchat Aca, ini akan jadi hari raya yang menyenangkan. Sama seperti tahun lalu

Ting!

"Selamat Hari Raya Idhul Fitri, Kay. Mohon maaf lahir dan batin ya. I'm sorry kalau salah, aku mencarinya dari google hehe."

Senyum Kayla memudar saat membaca notif yang masuk, jantungnya berdegup kencang. Chat ini, Tian yang mengirimkannya.


Bersambung..

note: jangan lupaa vote ya! thank u


LENGKARA (end)Where stories live. Discover now