014. Suka Ya? Mau Lagi?

14K 1.1K 945
                                    

HAI, BESTIEEE!
Long time no see👀
Now, I'm back with another sexy Dom awowkwokwowk.

Sebelum baca, mari kita list tempat Dom dan Oliv mukbang bibir :
☑ Kamar Oliv
☑ Rumah mertua
☑ Pantry dapur
☑ Ruang TV
☐ ???

Ayo main tebak-tebakan!
Kira-kira tempat kiss yang ke unlocked di part ini ada di mana ya????
(clue : sempit)

***

"Jen, coba tebak! Isaac Newton kalau sedih jadi apa?

"Apa?"

"Isaac Tangis, xixixi ngakak abiezzz!"

"Apaan sih, Liv?!" Jeno meletakkan pulpennya, kemudian melirik Oliv dengan tatapan tajam dan tak ketinggalan ekspresi julid bukan main.

"Yeuuu... santai dong mukanya!" seru Oliv refleks memukul muka Jeno dengan buku tulisnya, "kamu udah kayak ibu-ibu kompleks yang sewot gara-gara tetangganya punya mobil baru."

"Ketawa kek, ini lucu abiezzz loh xixixi," imbuhnya sambil menyiku lengan Jeno, sementara yang disiku hanya bisa bergumam, "Garing, anjing!"

"Oh," tandas Oliv sensi, raut wajahnya langsung berubah jutek. Ia lantas mengambil kembali pulpennya, kemudian lanjut mencatat materi fisika yang sudah dituliskan Pak Guru di papan tulis dengan gerakan grasak-grusuk.

"Ngambek?" tanya Jeno memastikan.

Oliv menggelengkan kepalanya, tak sedikitpun berniat menoleh ke arah Jeno. "No ngambek."

"Terus kamu kenapa?"

"I'm no what-what," ketus Oliv.

"I'm no what-what kok mukanya mengkerut kayak silit ay—AAAMMM AHHH AW AW SAKIT!" Jeno spontan memekik keras begitu Oliv menginjak kakinya dengan heels sepatu pantofel yang gadis itu kenakan. Sontak seisi kelas menoleh ke arah mereka, tak terkecuali Pak Guru yang sedang mengajar fisika.

"Ada apa Jeno kok teriak-teriak?" tanya Pak Guru memberi atensi.

"Anu—"

"Ambeiennya kumat, Pak," interupsi Oliv sambil menahan tawa.

"Kalau begitu dibawa ke UKS saja, biar ditangani," Pak Guru tampak cemas, ia bahkan beranjak menuju tempat duduk Jeno, "itu pasti sakit sekali... pantatnya."

"Saya tidak apa-apa, Pak. Saya sehat wal afiat, tidak punya riwayat ambeien. Tadi cuma kaget gara-gara digigit semut saja kok, Pak," ujar Jeno mencoba untuk meluruskan kesalahpahaman ini dengan kebohongan, ia jadi agak frustasi karena seisi kelas tampak percaya begitu saja dengan ucapan Oliv barusan. Semua kini menatapnya dengan sorot mata prihatin dan cemas.

"Kamu yakin tidak apa-apa?" Pak Guru mengonfirmasi sekali lagi.

"Iya, Pak. Yakin," balas Jeno mantab, sementara Pak Guru langsung mengalihkan pandangannya pada Oliv.

"Maaf, Pak," Oliv memasang wajah bersalah, tapi percayalah ini hanya pencitraan. "Saya dulu punya teman SD yang kena ambeien. Kalau lagi kumat suka teriak-teriak kayak Jeno tadi, jadi ya saya kira Jeno ambeiennya kumat juga."

Mendengar penjelasan itu, Pak Guru hanya bisa geleng-geleng kepala. "Ya sudah. Anak-anak, silahkan dilanjutkan kembali mencatat materinya."

"Oliv anjing..." geram Jeno dengan suara lirih, sesaat setelah Pak Guru kembali duduk di kursinya.

DOMINIC VANTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang