〇6。not, reveal

1.9K 410 171
                                    

gue natap rembulan yang kini lebih milih nampilin penuh jati dirinya. terang meski masih di padu beberapa lampu di beberapa sudut tempat.

hingga indra penciuman gue menangkap aroma kopi dari belakang. gue lihat bang omi yang mengulas senyuman sambil bawa nampan berisikan dua gelas kopi susu.

"hobi banget mampir ke taman belakang sini." gurau bang omi yang ikut duduk di kursi panjang.

gue tertawa pelan. emang gak menyangkal kalau gue se-begitu nyamannya ada di pekarangan atau taman kecil buatan mendiang ibunda bang omi di belakang rumah mereka.

mungkin terkesan serem karena ada beberapa pohon yang menjulang tinggi dan semak semak meski masih di lengkapi banyak penerangan disini.

tapi emang tempat kayak gini yang selalu di singgahin orang yang lagi banyak pikiran.

"lagi mikirin siapa? shinchiro?"

spontan gue noleh kearah bang omi yang lagi nyeruput kopinya. "ngaku aja. siapa tau gue bisa kasih tau selagi ada jawabannya."

tangan gue terulur ngambil segelas kopi susu suguhan bang omi. niup pelan terus nyeruput perlahan. rasa pahit dan manis yang jadi satu, persis hidup gue.

"kenapa mas shinㅡ"

"ACIA MANGGILNYA MAS."

gue terperangah ngedenger jeritan bang omi. sial. "itu lo juga yang udah ngibulin dia!" elak gue meletakkan gelas.

bang omi miringin kepalanya. "terus kenapa lo mau? jaman dulu gue suruh lo manggil chifuyu pake panggilan mas lo nolak mentah mentah, bahkan sampai sekarang."

oh iya ya.

gue cengo. bukan karena celotehan bang omi. tapi karena gue sadar, kenapa gue harus terima manggil mas shin dengan sebutan mas.

"lo gak berubah ya, masih suka jatuh cinta dengah mudah." senyum bang omi. gue mendecih. "sok tau."

"gue emang tau. gue kenal lo bukan kemaren sore, gue kenal lo dari jaman popok lo masih gambar pororo dulu." ucap bang omi. gue diem aja. antara bingung mau jawab apa, dan bingung juga gimana cara ngelaknya.

bang omi ketawa, mungkin karena gue yang diem aja dirasa lucu. "apa yang mau lo tau tentang shinichiro?"

menggaruk tengkuk gue gatel, ragu buat sekedar nanya. gue kenal mas shin baru minggu ini, memang kedengarannya lancang karena mau tau urusan orang yang bisa di bilang masih baru di lingkup kehidupan gue.

tapi gimanapun, janji tetap janji kan. gue udah menyodorkan diri buat nyelesain masalah mas shin dalam waktu dekat, atau mungkin selamanya.

"dia bilang, dia lagi berduka karena calon istrinya meninggal." ucap gue secara lugas. bang omi membuka mulutnya lebar lebar. "udah sejauh mana kalian sampai lo tau masalah ini?!"

gue tau kagetnya cuma dibuat buat.

"gausah sok kaget, kemampuan akting lo masih minus." bang omi malah ketawa. "akhirnya ada yang nanya soal masalahnya shinichiro. sebelumnya gue berterima kasih karena mau jadi tumpuan shinichiro."

"drama banget sih." decih gue yang gak sabaran.

dia menghela napas sembari menamati gue dalam. dan pandangan gue berkata lain, kalau di depan gue ini kayak bukan bang omi.

"tapi maaf, gue belum bisa cerita kalau si narasumber belum ngasih tau lo duluan." dia berujar lembut. bahkan kayak ada nada lain yang terselip.

"gue takut lo bakal ber-spekulasi kalau shin yang bersalah disini. maaf, cuma jawaban ini yang bisa gue kasih tau." lanjut bang omi.

gue mendesah kecewa. bukan ini penjelasan yang gue mau. gue mungkin bisa aja nerka nerka tentang masalah apa yang mas shin alami. tapi itu juga gak akan ngebuat batin gue lega dalam sekejap.

kling!

mas shinting
| [name], pulang dong:(
| saya sendirian, takut.

"kok shinting?" tanya bang omi terheran dengan uname yang gue kasih buat kontaknya mas shin.

"hasil autocorrect. males ganti."

gue tersenyum tipis memandang layar roomchat gue sama mas shin. "lo dipelet shinichiro sampai level ke berapa? kok jadi gila gini?"

sambil mendelik gue nepuk mulut bang omi yang ngomong sembarangan. "ini mas shin katanya takut sendirian."

bang omi mendecih, "sok nyimut banget tuh om om majas, biasanya juga kelonan sendiri."

gue mencebik sembari beranjak pergi "bang gue pulang dulu ya." bang omi ngangguk sambil tersenyum tipis "nemenin suami ya."

"cangkemmu!"

dia malah ketawa kecil "[name], makasih ya. beban gue berkurang satu dan itu beralih ke lo. soalnya shin sama kek adeknya, beban."


tbc,

kangen kalian deh:((

Pov : Sano Shinichiro✔Where stories live. Discover now