pre : him

1.8K 349 75
                                    

"takechan, saya kebelet."

yang dipanggil takechan menoleh, muka asem terpampang karena panggilan tak mengenakkan di telinga. "lo kalo kebelet gausah laporan ke gue, gue bukan pak lurah. juga kalo manggil gue yang normal normal aja, jangan ngadal ngadal ngeganti nama orang." oceh takeomi panjang lebar.

si sano melempar cengiran. memegang lightsabernya dengan mengapitkan kedua pahanya. "serius ini saya kebelet!" adu shinichiro sambil meringis.

takeomi berdecak, "yaudah sono anjing. tinggal berdiri, jalan kekamar mandi, buka celana, terus keluarkan cairanmu. beres 'kan." ujar takeomi dengan atensi pada telepon genggam.

si pemilik rumah diam sejenak, menghentikan aktivitasnya nonton youtube mukbang korea. "lagian lo kenapa pake baju gituan? gerah gue liatnya." shinchiro menelisik pakaiannya, emang bener sih.

celana gombor, baju oversize berwarna cerah lengkap sama bucket hat yang emang jarang dia pake, apalagi masker hitam udah mirip kayak pegawai dispatch. istilahnya sekarang perdananya dia berpakaian layaknya anak baru gede.

"benar juga sih, saya bosen pakai baju formal terus. lagian juga saya mainnya kerumah kamu, bukan ke rumah anggota dpr. jadi gak perlu pakai pakaian formal."

takeomi berdecak. batinnya, bacot bet dah ni om om majas kurang belaian.

tetiba shinichiro bergenjit. "takechan, saya ini lagi kebelet. kenapa malah diajak ngobrol?"

sang pemilik kediaman menyatukan kedua alisnya. "lah siapa suruh jawab pertanyaan gue pake penjelasan segala macem. lo gak lagi presentasi juga." ujar takeomi tak terima. baru aja shinichiro ingin membalas, ada satu orang yang main nyelonong masuk.

"bang omi! dek [name] masuk ya, mau minta makan!"

tanpa tahu adanya keberadaan teman takeomi, si gadis main nyelonong masuk tak beradab. "siapa cewek itu?" tanya shinichiro. takeomi mengangkat satu alisnya. "kenapa? mau gue kenalin?"

alis shinichiro mengernyit. "gak mau. saya gak suka cewek yang mulutnya boros, apalagi suka minta makan dirumah orang. kayak anak kos diakhir bulan, kalau minta gak tau diri."

takeomi nahan tawanya, batinnya kalau [name] tahu bisa abis mas mas di depannya ini. belum tau cakaran maut [name] yang bisa nembus tulang. takeomi udah trauma, apalagi dibagian leher sama punggung, hm.

"ngomong ngomong takechan." shinichiro menggamang. takeomi mengangkat satu alisnya, niat hati melanjutkan streaming mukbangnya tertunda lagi.

"apa?"

"tadi kan saya bilang jangan ngajak saya ngobrol, saya itu lagi kebelet. kampret kamu."

baru aja takeomi mau lempar bantal sofa, shinichiro lebih dulu lari sambil ketawa ketawa kecil. lepas dari atensi sahabatnya, shinichiro jalan kearah dapur. ngelihat si gadis yang menurutnya boros oksigen ㅡbaca: tukang ngoceh, sibuk sama beberapa piring kotor.

"saya pikir dia cuma hobi minta makan dirumah orang, ternyata juga berbakat jadi pembantu." cicit shinichiro dipojokan dapur.

bisa dia dengar [name] lagi cuci piring sambil nyanyi nyanyi kecil, bahkan gak sesekali si gadis joget joget kecil. shinichiro dibuat ketawa meski gak bersuara. "lucu juga."

tersadar, shinichiro nampar pipinya pelan. "astaghfir saya. jangan suka nelan ludah sendiri, gak baik." sepersekon dia berdecak, bermasam durja seraya melangkah kearah kamar mandi seraya mengoceh.

"kan saya kebelet, ngapain jadi memperhatikan anak perawan orang yang lagi cuci piring dirumah orang."

selesai dengan ritual dikamar mandi, shinichiro menghela nafas lega. baru satu langkah dia keluar dari kamar mandi, dia ngelihat si gadis mengoceh seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

mata keduanya bertemu, shinichiro yang usai membenarkan celananya terdiam dengan posisi kedua tangan tetap didepan resleting. dan [name] dengan posisi dimana tangan kanannya memegang panci kosong dan tangan kirinya di ujung kepala.

[name] tersadar, "bang omi, kuah sopnya tumpah! ini gimana?!"

dari arah ruang tamu takeomi teria, "ncen tuman! bentar udah mau selese ni tontonan gue!" shinichiro melangkah pergi, ulasan senyuman kecil terbit dibalik maskernya.

duduk seraya mengota atik telepon genggamnya. belum genap takeomi duduk, shinichiro menggeser pantatnya mendekat. "apaan lo? gue gak doyan batang."

memukul mulut takeomi pelan, shinichiro berdecak. "saya mau tanya boleh?"

takeomi mengangguk, "boleh aja, asal jangan tanya gue nikah kapan." shinichiro mencebik, lagian ngapain juga dia nanyain pertanyaan yang gak bakalan terjadi pada takeomi dalam waktu dekat.

"anak yang tadi, udah punya pawang belum?"



hAIII
KANGEN GAAA

khusus buat klean...

Pov : Sano Shinichiro✔Where stories live. Discover now