〇9。ungkapan

1.7K 381 107
                                    

"kalian gak abis jebol jebolan, kan?"

mata gue menatap jengah bang chifuyu yang otaknya cuma di isi sama hal hal erotis. berbeda dengan mas shin yang malah ketawa kecil sambil nampilin muka tengil.

"kalau sudah jebol kenapa, dan kalau tidak juga kenapa." tanya mas shin yang mendekat merangkul pundak erat gue seakan gak ada hari esok buat dia meluk gue lagi.

bang chifuyu yang mungkin sudah dibodohi oleh mas shin malah menutup mulutnya yang terbuka lebar karena kaget, entah beneran kaget atau lagi ngedrama gue gak tahu.

"apa gue bakalan jadi paman dalam waktu dekat?" 

tanya bang chifuyu mendramatisir. gue menggeplak pelipisnya pelan, meski terkesan gak sopan, tapi rasa kesel gue udah melebihi muatan.

"belom pernah ditabok malaikat ya?! ngawur banget sih kalo ngomong." kesel gue yang melangkah pergi meninggalkan bang chifuyu beserta mas shin yang menatap dari arah belakang.

bahkan waktu gue jalan menjauh, samar gue denger sekilas obrolan mereka yang makin membuat kekesalan gue makin menjadi, tapi gue diem aja.

"bang, seriusan?"

"kalau iya emangnya kenapa? mau cowok atau cewek?"

"twins dong, hehe. kayak duo kawata, lucu kribo gitu."

bahkan saking kesalnya, gue menutup pintu dengan brutal. kalau saja mama tau, pasti beliau bakal marahin gue dengan menceritakan semua tunggakan yang ada dirumah ini. kekuatan tersembunyi seorang ibu.

tok tok!

"[name]? kamu ngambek?"

gue denger mas shin yang ngetuk pintu dengan mengucap pertanyaan yang gue rasa gak perlu dijawab lagi. gue bukan marah, mungkin lebih gak suka aja sama pembahasannya.

selama ini gue diem aja tiap mas shin selalu aja ngomongin hal yang garis besarnya ada di kearah itu. topik kayak gitu sejujurnya nggak udah bukan hal umum lagi bagi telinga dan pikiran gue.

cuma sebisa mungkin gue menghindar. jadi jangan ada diantara kalian yang mengharapkan kejadian mantap mantap.

alasannya seperti orang kebanyakan, trauma. yang terjadi di masa sekolah gue. yang mana gue masih gak terlalu paham sama konsep dewasa itu kayak apa. sampai temen laki laki gue memaksa gue untuk satu hal yang dia anggap sebagai jalan menuju kedewasaan.

jelas gue gak mau. siapa juga yang mau ngasih keperawanannya secara cuma cuma. ini mahkota, bukan ikan teri yang gampang nyarinya.

gue tau bang chifuyu dan mas shin laki laki normal yang wajar aja sama hal kayak gitu. tapi bang chifuyu yang dulunya janji gak akan bahas hal hal kayak gitu malah ngikut gitu aja sama topik pembahasannya mas shin. mungkin naluri cowok.

"saya masuk ya?" gue tetap diam dengan posisi tengkurap beserta bantal yang menutup kepala atas gue.

"[name], abang masuk ya?" gue mengenyit waktu suara mas shin berubah menjadi suara khas milik bang chifuyu. gue denger suara knop pintu terbuka hingga derapan langkah kaki mulai mendekat kearah ranjang gue.

gue gatau yang nyamperin itu bang chifuyu atau mungkin bahkan mas shin. sampai gue denger suara decitan kasur pertanda ada yang lagi duduk dipinggiran kasur.

"ini abang."

sambil menghela napas gue membuka ungkepan bantal gue dari kepala. memposisikan diri duduk berhadapan dengan bang chifuyu yang malah natap gue pilu.

"abang keterlaluan ya?" tanya bang chifuyu setelah menjeda beberapa kata yang dia lontarkan.

kepala gue tertunduk dengan bibir yang terlipat kedalam. seperdetik kemudian gue secara tiba tiba ditarik mendekap di pelukan bang chifuyu. pelukan waktu dulu dia berusaha nenangin gue yang gemetar usai gue hampir diapa apain sama temen sekolah gue.

sambil nyiumin ujung kepala gue bang chifuyu ngusap pundak gue dengan lembut. "maafin abang ya, tadi pure cuma candaan. abang juga gatau kalau lo jadi marah gini." ucap bang chifuyu yang gue membalas pelukannya.

gue tau bang chifuyu selalu ngelindungin gue dengan caranya sendiri meski sifatnya udah kayak kadal lepas kandang.

"sekalian godain lo sama bang shin, hehe." gue denger cengiran bang chifuyu yang bikin gue kesel sekaligus ngeratin pelukan kita dengan nggak manusiawi.

"e-eh goblok gue bengek anjir!" pekik bang chifuyu sembari ngelepas pelukannya.

meski posisi gue disini sebagai adek, tapi tetep aja bang chifuyu itu cutenya overload kerasa kayak gue yang paling tua disini. apalagi waktu dia cemberut kayak sekarang.

"ih lucu banget si abangku ini." gemes gue sambil nekan masing masing sisi pipinya pake telapak tangan.

"cwiyum dwongh." pinta bang chifuyu. gue mencebik, bukannya mengiyakan permintaan bang chifuyu gue malah nyentil bibirnya.

"jangan marah sama bang shin ya?" ujarnya yang ngebuat atmosfir yang awalnya menghangat membuat gue mematrikan raut kesal kembali.

"maafin bang shin. marahan lebih dari tiga hari hukumnya haram."

"iya iya, dimaafin." meski ada nada tak ikhlas disana, gue tetap berucap biar masalah cepet selesai.

bang chifuyu memberikan seulas senyuman manis sembari mengusap usap ujung kepala gue.

suka sama kakak sendiri dosa gak sih.


tbc,

Pov : Sano Shinichiro✔Where stories live. Discover now