INTUISI : 09

55 4 0
                                    

Sedikit meleset dari janjinya, Kinara baru tidur setelah pukul 11. Itu pun karena Bentang yang memaksa teman-temannya pulang. Jahat memang, tapi itu demi kebaikan Kinara. Gadis itu jatuh sakit karena kurang tidur semalaman menunggu kabarnya. Itu merupakan hal terbodoh yang pernah dia lakukan dan dia menyesali itu, sungguh!

Andai malam itu dia tidak mengangkat telpon dari Alesia, andai malam itu dia menjemput Kinara sepulang latihan futsal. Andai ...

Bentang menggelengkan kepalanya. Kemudian ia tatap wajah damai gadis yang kini sudah terlelap dalam dekapannya. Sejak kecil, ia selalu merasa sakit ketika mengetahui Kinara terluka. Meski hanya karena sebuah gigitan nyamuk di lengannya, hati Bentang rasanya menyesal karena tak becus menjaga gadis itu. Ia tak menyangka jika perasaannya terus bertumbuh sampai keduanya beranjak dewasa. Tapi ini murni perasaan sayang terhadap sepupu 'kan? Atau? ...

Bentang kembali menggelengkan kepalanya membuang pikiran-pikiran aneh yang ia rangkai sendiri dan mulai memejamkan mata menyusul Kinara ke alam mimpi.

Tapi 1 jam kemudian Bentang kembali terbangun karena ponselnya berdering cukup keras. Untung saja tidur Kinara tidak terusik.

Dengan gerakkan super lembut Bentang melepaskan diri dari Kinara. Menggantikan lengannya dengan bantal serta menaruh guling di tangan gadis itu. Kemudian Bentang keluar menuju ruang keluarga untuk melihat nama penelponnya.

Ternyata sudah dua panggilan tidak terjawab dari Papa Kinara. Lalu satu menit kemudian kembali menelpon.

PAPA IS CALLING!

"Halo Pa."

"Assalamu'alaikum Ben. Maaf ya Papa ganggu kamu malam-malam. Kamu pasti udah tidur ya?"

"Wa'alaikumussalam. It's oke Pa, Ben tau ini pasti penting."

Syaqib tertawa disebrang sana.

"Nanti kita bahas soal pentingnya kalau udah ketemu ya. Sekarang Papa udah di airport loh, kamu nggak mau jemput?"

Bentang terkejut. "Alhamdulillah. Tunggu Ben disitu..."

Saat ingin mematikan telpon, Bentang teringat soal Kinara. "Pa, tapi, Ki masa Ben tinggal sendiri sih?"

"Bunda kamu nggak dirumah?"

"Belum balik. Biasa lah, Pa."

"Titip ke Bik Ainun aja, Ben. Udah tidur 'kan princess nya Papa?

"Udah sih. Yaudah, Ben siap-siap dulu."

"Rahasia in dulu ya, Ben, kalau Papa udah di Indo."

***

Sekitar pukul 3 pagi Kinara terbangun. Ia meraba kesamping dan ternyata Bentang sudah tidak ada. Ya memangnya mereka punya hubungan apa sampai boleh tidur seranjang semalaman. Kalau bukan karena Kinara sedang manja karena sakitnya, mungkin Bentang tidak mau menemani dan memeluk Kinara sampai tertidur.

Karena merasa tidak bisa tidur lagi, akhirnya Kinara memutuskan untuk turun kebawah mengambil ponselnya yang tertinggal. Tapi diluar dugaan ia malah menemukan Bentang tengah bermain PS diruang keluarga. Dan sepertinya cowok itu menyadari kehadiran Kinara.

"Lho, kenapa bangun, Ki?" Tanya Bentang setengah berlari menghampiri Kinara ditangga.

Tadi ia melihat Kinara berjalan menuruni tangga dengan sempoyongan. Ia khawatir terjadi apa-apa pada gadis itu semisal jatuh dari tangga.

"Pelan-pelan, Ki, awas jatoh. Atau mau aku gendong aja?"

Kinara hanya menggeleng. Jika baru bangun tidur rasanya ia enggan untuk mengeluarkan suara. Ada yang sama?

INTUISIWhere stories live. Discover now