INTUISI : 22

20 2 0
                                    

Pagi ini cuaca cerah sekali. Sama seperti wajah-wajah murid starlight yang akan melaksanakan camping untuk dua hari kedepan. Akhirnya setelah menyelesaikan UAS dan berbagai pertandingan yang menguras pikiran dan tenaga, mereka bisa healing di alam terbuka. Menenangkan pikiran dari hiruk pikuk ibu kota dan melupakan sejenak segala beban pikiran yang ada.

Sama seperti para murid lain, Kinara juga sangat exicted untuk hal ini. Dia lega karena berhasil mempertahankan gelar juara satu terbaik dalam semua aspek yang dia pelajari. Kinara masih bertahan untuk menjadi puteri kebanggaan Syahra dan Syaqib. Meski kadang Kinara harus tertatih untuk menggapainya.

Saking tidak sabarnya, Kinara bersama Salisa bahkan sudah lebih dulu naik kedalam bus sekolah untuk memilih tempat duduk. Kedua cewek itu memilih kursi nomer dua dari belakang, dan sebelah kanan. Tadinya Bentang dan Kafka sudah berkali-kali membujuknya mati-matian agar gadis itu berangkat ke lokasi dengan mobil pribadi milik Sean. Ya bukan apa-apa tapi Kinara kam tidak pernah naik kendaraan umum. Takutnya nanti malah mabuk perjalanan.

Tapi justru karena tidak pernah, makanya Kinara ingin mencobanya. Dengan kekeuh gadis itu mempertahankan keinginannya untuk naik bus.

"Wow Amazing! Ini pasti seru banget nanti. Kan Sal?" Tanya Kinara pada Salisa dengan mata berbinar terang.

Salisa tertawa kecil melihat tingkah Kinara yang terlampau senang. "Seru lah. Lo sih nggak pernah mau ikut gue naik bus kemaren-kemaren." Kata Salisa sambil ikut mendudukkan diri di sebelah Kinara.

"Iya gimana, Ben selalu ngelarang gue naik ke bus." Jawab Kinara cemberut.

Salisa terkekeh. "Cian banget sih, Lo anak manja." Ledeknya sembari mencubit pipi kiri Kinara membuat sang empu mengaduh sakit.

"Salisa ih. Gue bukan anak manja ya!" Ambeknya.

"Iyadeh Kinara si paling mandiri" Kata Salisa mengalah.

Tapi justru membuat Kinara semakin kesal. Ya, walaupun memang benar sih dia itu anak manja apalagi kepada Bentang. Sejak dulu, kalau ada kegiatan camping tahunan atau apa pun yang berhubungan dengan alam, Kinara pasti selalu menempel pada Bentang. Selain takut, Bentang juga tidak akan membiarkan dirinya berada jauh dari cowok itu. Jika hari biasa saja Ben se prtotective itu pada Kinara, apalagi di alam yang sudah jelas akan marabahayanya.

***

"Ayo, guys! Kita nyanyi bareng-bareng." Komando Jeff  yang berdiri di depan sana dengan dua buah mic di genggamannya.

Saat ini bus sudah mulai berjalan menuju lokasi camp. Karena waktu di perjalanan bisa sampai tiga jam, maka Jeff dan temannya berinisatif untuk seru-seruan di bus guna mengusir kebosanan dan rasa jenuh yang pastinya akan melanda mereka semua.

Cowok bernama Wann yang merupakan teman sejurusan Kinara kini sudah duduk tenang di kursi paling belakang sambil memegang sebuah gitar hitam. Ya, cowok itu akan menjadi pengiring musiknya.

Kinara tidak bisa berhenti mengembangkan senyumnya sejak tadi. Cewek itu ikut larut dalam suasana yang sebelumnya tidak pernah dia rasakan. Bahkan sepertinya, dia tidak sadar jika Bentang ikut naik kedalam bus ini dan duduk tepat di kursi bersebrangan dengannya dan Salisa. Tatapan Bentang sejak tadi tak pernah lepas dari Kinara, sesekali cowok itu tersenyum ketika melihat Kinara tertawa lepas sambil menggenggam tangan Salisa. Tepat disampingnya ada Kafka yang justru mengunci tatapannya pada sosok Bentang. Laki-laki yang sangat dicintai oleh wanita yang paling dia cinta.

Wann mulai memetik senar gitar membuat suasana di dalam bus hening sejenak.

"If you ever leave me, baby"

INTUISIOù les histoires vivent. Découvrez maintenant