INTUISI : 12

45 5 0
                                    

Bentang menarik kedua sudut bibirnya ketika melihat Kinara tertidur dengan pulas masih memakai gaun putih yang dia berikan. Jam tangannya sudah menunjukkan pukul sebelas malam lebih dua menit. Bentang mendekati Kinara setelah menutup pintu dengan pelan. Kalau keras-keras takutnya Kinara bangun.

Lelaki itu mengusap lembut surai coklat Kinara bermaksud mengusik tidurnya. "Bangun Ki, bentar aja." Bisiknya lirih membut Kinara membuka matanya perlahan.

Awalnya gadis itu terkejut melihat posisi wajah Bentang sedekat ini diatasnya. Namun sedetik kemudian Bentang mengurai senyum manis membuatnya mendadak terpaku.

Ciptaan Mu yang satu ini rupawan sekali, Tuhan.

Bentang memegang kedua bahu gadis itu mebantunya duduk. Ia lantas terkekeh melihat bareface Kinara sembari merapihkan sedikit rambutnya.

Kinara menguap membuat Bentang sedikit merasa bersalah. Kinara pasti lelah, tapi dia malah mengusik tidurnya.

"Ngantuk banget?"

Kinara mengangguk, tapi sedetik kemudian dia menggeleng membuat Bentang gemas dan mencubit pipi mulus itu.

"Buka coba." Ujar Bentang menyodorkan sebuah kotak berawarna hitam dengan yang diikat pita.

"Apa ini Ben? Kado?"

Bentang mengangguk, menyaksikan tangan Kinara yang mulai membuka ikatan pita sampai membuka klip pada kotaknya.

"Suka banget ih bagus." Ujar Kinara exicted sambil menatap sebuah kalung cantik di dalam kotak itu.

"Aku pakein ya, Ki." Tanya Bentang yang dianggukki Kinara dengan cepat.

Bentang mengambil kalung itu dan memakaikannya ke leher Kinara. Desain kalung nya mungil dan elegan, sangat pas dengan kepribadian Kinara yang anggun dan lembut.

"Cantik banget ya, Ki. Nggak nyangka aku bakal jadi secantik ini pas udah kamu pake."

Kinara mendadak meringsut dan memeluk Bentang dengan senang. "Aku kira kamu beneran ngga nyiapin kado tau!"

Bentang terkekeh, mengusap bahu Kinara dengan sayang. "Terus kamu percaya gitu?"

Kinara menatap Betang, "tadinya sih nggak percaya, tapi muka kamu kaya serius gitu jadi aku kira beneran." jawab Kinara jujur.

Bentang kembali menekan lembut kepala Kinara kedalam dekapannya. "Mana mungkin sih, Ki aku tega nggak kasih kamu kado."

"Sayang banget deh sama Bentang." Ucap Kinara tanpa sadar.

"Kita foto yuk!" Ajak Bentang yang dianggukki dengan cepat oleh Kinara.

Bentang menarik Kinara untuk ia rengkuh, dengan satu tangan memegang ponselnya yang digunakan untuk memotret dirinya dan Kinara. Pada salah satu pose terlihat Bentang sedang mengecup kening Kinara yang berada di rengkuhannya. Disana Kinara tersenyum sambil memegang kalung pemberian Bentang yang ia pakai. Tak lupa wajah bangun tidur Kinara yang justru menambah kesan luar biasa.

Kemudian Bentang langsung mengunggah foto mereka berdua di instagram pribadi miliknya. Dan benar saja, baru beberapa menit notifikasi di ponselnya langsung rame.

"Kok hp kamu bunyi terus, sih?" Tanya Kinara penasaran.

"Biarin aja, paling anak-anak." Jawab Bentang sekenannya. "Tidur lagi ya".

Kinara mengangguk, menuruti Bentang yang menuntunnya untuk kembali berbaring lalu menyelimuti tubuhnya sampai ke leher. Bentang kemudian mengecup keningnya, mematikan lampu dan berniat beranjak dari sana.

Tapi geraknya terhenti karena cekalan Kinara. "Temenin tidur." Ucap Kinara memohon.

Bentang sempat diam beberapa saat sebelum akhirnya menuruti keinginan Kinara. Ia mengambil tempat di sisi Kinara dengan menjadikan lengannya sebagai bantal untuk gadis itu. Tangan kekarnya mengusap-usap rambut Kinara dengan sayang, memberi kenyamanan pada gadis itu.

INTUISIWhere stories live. Discover now