10. Pelampiasan

292K 27.5K 7.8K
                                    

Absen umur kalian dong :

Kalian baca sambil ngapain???

Yang rajin vote dan komen semoga kalian sehat selalu dan diberikan kemudahan dalam segala hal, Aamiin💖💖💖

Budayakan vote sebelum membaca, biar nanti ngga lupa karena keasyikan baca <3

Budayakan vote sebelum membaca, biar nanti ngga lupa karena keasyikan baca <3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selesai melaksanakan upacara bendera di hari Senin. Gala segera mencari keberadaan Riri di barisan kelasnya, 12 IPA 3, yang mulai membubarkan diri.

Awalnya Gala berjalan sambil bersiul santai. Namun rahangnya tiba-tiba mengeras dan ekspresinya berubah datar begitu melihat Riri tertawa. Bukan, Gala tidak marah karena Riri tertawa bahagia seperti sekarang. Gala marah, karena tahu siapa orang yang tertawa bersama Riri saat ini.

Cowok itu, ingin rasanya Gala menghajarnya habis-habisan. Kalau bisa hingga tewas sekalipun.

"Gak usah ketawa!" Larang Gala menyeret Riri mendekat ke arahnya.

"G-Gala?" Cicit Riri bagitu pelan. Hingga suaranya hampir tidak terdengar.

"Ngapain lo ketawa-ketawa sama cewek gue?" Tanya Gala baik-baik. Meskipun nadanya begitu ngegas. Gala masih cukup waras untuk tidak menghajar Rafa di tengah lapangan seperti ini. Bisa-bisa dirinya masuk BK dan diskors berhari-hari.

Rafa tampak santai. Sama sekali tidak menunjukkan kepanikan. "Gue cuma ngobrol sama Riri dan kebetulan emang ada yang lucu. Jadi kita ketawa. Salah?"

Gala terkekeh sinis lalu berdecih pelan. Ternyata masih tidak sadar juga cowok yang satu itu.

"Ri, gue sama Choline ke kelas duluan, ya?" Pamit Nenda menyeret Choline. Sebenarnya Riri ingin ikut dengan mereka kalau saja tangan Gala tidak menahannya sekarang.

"Di sini aja!" Desis Gala pelan. Membuat Riri diam menurut. Riri sadar, saat ini Gala sedang ada dalam mode iblis nya. Jadi Riri tidak boleh melakukan kesalahan yang semakin membuat Gala murka.

"Lo masih gak sadar apa kesalahan lo?" Tanya Gala pada Rafa.

Rafa menggeleng pelan. "Gue gak ada salah sama lo."

Detik berikutnya Rafa melangkahkan kakinya, berniat meninggalkan lapangan. Namun tiba-tiba Gala menahan tubuhnya dengan menabrak pundak cowok itu.

"Temui gue di gudang belakang setelah bel pulang," bisik Gala pelan. Sengaja pelan, karena Gala tidak mau Riri mendengarnya.

Rafa hanya mengedikkan bahu tanpa melontarkan sepatah katapun untuk menjawab ucapan Gala.

"Gala, sakiittt..." Cicit Riri setelah kepergian Rafa.

Mata elang Gala mengikuti arah pandang Riri. Saat sadar tangannya mencengkram tangan Riri terlalu kuat, hingga membuat gadis itu kesakitan. Gala segera mengendurkan cengkeraman tangannya. Tatapan Gala juga langsung melembut.

BUCINABLE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang