42. Bocil Kesayangan

199K 20.2K 12.5K
                                    

Hai guys, jangan bosen yaa baca dan nunggu cerita ini update. I love you💖🦋💥✨

Btw chapter ini 4900+ kata bisa jadi 3 chapter kalo di ceritaku yg lain😭👍🏻 siapin cemilan biar gak bosen wkwk

Bantu semangatin lewat vote komen sebanyak-banyaknya okaii, aku lagi kehilangan semangat nulis🥺💖

Bantu semangatin lewat vote komen sebanyak-banyaknya okaii, aku lagi kehilangan semangat nulis🥺💖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"GALA?!"

Mata Riri membulat melihat keadaan Gala yang benar-benar kacau. Cowok itu meringkuk di atas sofa sembari memeluk jaketnya dalam keadaan setengah sadar.

"Untung aja lo cepet dateng, Ri. Masa tadi Gala mau mukul kepala gue pake meja cuma gara-gara gue larang dia buat minum lagi," seru Akbar lega melihat Riri dan Ilham tiba di kafe dengan cepat.

"Loh? Kok gak jadi sih?" tanya Ilham seolah kecewa karena Gala tidak jadi menghantam kepala Akbar menggunakan meja.

Akbar memukul punggung Ilham. "Bangsat lo! Harusnya gue aja yang jemput Riri! Biar kepala lo yang dipukul Gala!"

"Lah? Kan tadi lo sendiri yang minta gue buat jemput Riri dan lo bagian jaga Gala di sini. Gimana sih, Bar? Labil amat kaya kakek-kakek reyot."

Akbar berdecak kasar. Tadi setelah kerusuhan yang Gala perbuat di kafe, Akbar memang langsung menyuruh Ilham untuk menjemput Riri di rumahnya. Karena Riri adalah satu-satunya orang yang bisa menenangkan Gala dalam keadaan seperti ini. Ralat, dalam keadaan seperti apapun.

Kalau tidak segera meminta bantuan Riri, Akbar dan Ilham tidak bisa membayangkan kekacauan apa lagi yang akan terjadi selanjutnya. Bisa-bisa seisi kafe hancur karena ulah Gala.

Pasalnya jika Gala sudah mabuk berat, cowok itu akan bersikap semaunya. Seperti tadi, Gala langsung mencari mangsa untuk ia hajar hingga babak belur lalu mengobrak-abrik seisi kafe sambil mendumel jika sekarang Riri tidak lagi menyayangi dirinya.

Kaget? Tentu saja tidak. Ini adalah seorang Gala Bucin Arsenio yang tingkat kebucinannya sudah tidak bisa dinalar dengan pemikiran manusia normal. Yang rela melakukan segala hal jika urusan itu menyangkut tentang Riri.

"Ish! Jangan ribut dong!" lerai Riri. Gadis dengan baju rumahan seadanya itu menatap Akbar dan Ilham kesal. "Sekarang Riri harus ngapain? Riri kan gak bisa bawa Gala pulang sendirian."

"Lo bujuk dia biar mau bangun, Ri. Ntar gue sama Ilham yang bawa dia ke mobil Ilham. Biar motornya gue yang bawa."

Ilham menambahkan. "Kalau gue sama Akbar yang nyentuh dia, bisa-bisa kita berdua langsung dibanting, Ri. Serem. Mana gue belum kawin."

Riri menurut. Meski takut Gala kembali mengamuk seperti yang Ilham dan Akbar ceritakan, Riri tetap mencoba untuk membujuk Gala agar mau bangun. Gadis itu duduk di pinggiran sofa tempat Gala meringkuk.

BUCINABLE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang